Mendengarkan debut album mereka yang berjudul sama dengan nama kelompoknya, membuat terkenang akan kejayaan synth-pop 80-an. Sesuatu yang tak aneh lagi karena Elly menyebutkan band-band era tersebut seperti Human League sebagai yang berpengaruh dalam musik mereka. Mendengarkan La Roux sendiri seperti mengingatkan akan kejayaan Daft Punk dalam 'kegilaan' musik elektro.
Setelah pemanasan dengan melempar single 'Quicksand', maka 'In For The Kill', sebagai jagoan kedua mereka menawarkan vokal Elly dalam teknik falseto yang konsisten. Teknik ini umumnya mendominasi vokal Elly dalam keseluruhan album.
Sebenarnya, single ketiga 'Bulletproof' yang memuluskan jalan La Roux menuju kepopuleran, karena ini adalah jenis lagu dansa yang antemik dan menyenangkan. Ringan dan menghibur. Mampu membuat untuk bergoyang-goyang.
Meski single keempat yang dirilis adalah 'I'm Not Your Toy' yang juga kupinggenic, akan tetapi yang patut dicermati sebenarnya 'Colourless Colour' karena menampilkan vokal Elly yang penuh dengan subtilitas.
Secara umum album menawarkan lagu-lagu yang setipe, sehingga terkadang terkesan monoton sehingga jika didenger berulang-ulang akan terasa sedikit membosankan. Apalagi seringnya teknik falseto dipakai oleh Elly malah menimbulkan efek "ganggu".
Sebenarnya cukup sulit bagi La Roux untuk dapat bertahan lama, jika mereka tidak menemukan formula yang benar-benar tepat, karena dibandingkan The Ting Tings yang piawai dalam memvariasikan materi album mereka, maka pola monoton La Roux dalam album ini bisa saja menjadi menjadi halangan bagi mereka untuk dapat terus eksis dalam industri musik. Semoga tidak.(Haris / CreativeDisc Contributors)
TRACK LIST:
01. In for the Kill
02. Tigerlily
03. Quicksand
04. Bulletproof
05. Colourless Colour
06. I'm Not Your Toy
07. Cover My Eyes
08. As If by Magic
09. Fascination
10. Reflections Are Protection
11. Armour Love
12. Growing Pains