Time Tunnel: Ace of Base

Oleh: welly - 08 Oct 2009

Photobucket

Awal Karir

Ace Of Base (AOB) yang dibentuk tahun awal tahun 1987 ini sempat berganti-ganti personel hingga pada formasi akhir tahun 1990 digawangi oleh Jenny Berggren, Jonas Berggren (Joker), Ulf Ekberg (Buddha) dan Malin "Linn" Berggren. Meski bingung menentukan kearah mana musik mereka, namun bisa dipastikan beat-beat seperti dance, techno, eurodance serta europop mendominasi AOB. Sudah lebih dari 50 juta keeping total album yang di jual AOB diseluruh dunia. Hits-hitnya yang booming masih tidak bosan untuk dinikmati. Yang menjadi ironis, AOB tidak konsisten terhadap genre musik yang diusungnya, dimana pada album kedua dan ketiga, memiliki perbedaan yang cukup jauh, meski pada beberapa track masih terdengar sama. Terlepas dari semuanya itu, mari saya ajak kalian melihat perjalanan panjang dan unik band yang tetap menjadi favourite saya ini.

Happy Nation (1993–1994)

Sangat menarik mengikuti awal perjalanan karir AOB hingga mencapai puncak. Setelah mendengarkan single Swedia terkenal "Another Mother" yang dibawakan Kayo, AOB memutuskan musik seperti apa yang akan mereka buat. “Mr. Ace” yang menjadi awal demo dalam bentuk tape dikirimkan kepada produser Denniz Pop. Ironisnya demo tersebut “nyangkut” di mobil Denniz dan membuat ia mendengarkannya lagi dan lagi untuk memastikan bahwa ia tidak salah memilih sebuah single. Insting Denniz sangat tepat, “”Mr Ace” akhirnya diputusakan untuk di produksi dengan diganti judul menjadi "All That She Wants", dengan irama dark fusion dub reggae beraliran pop yang menjadi trademark AOB. Lanjut pada tahun 1992, "All That She Wants" dirilis dan langsung melesat ke posisi 1 di Denmark. Beberapa minggu kemudian setelah single tersebut melesat, di bawah Mega Records, AOB merilis album pertamanya “Happy Nation” dan sukses di wilayah Eropa, berlanjut dengan menandatangi kontrak kembali dengan Metronome/PolyGram (sekarang Universal Music) dengan nama album yang sama.

Meski sukses di Eropa termasuk Inggris dan Jerman, "All That She Wants" sempat dianggap remeh untuk masuk ke US. Namun beruntunglah si jago musik Clive Davis memiliki perkiraan yang tepat untuk merilis di US. Setelah dirilis di US, ternyata berhasil menempati posisi #2 di the Billboard Hot 100. Dengan keseriusannya untuk merebut pendengar Amerika, Davis meminta agar album “Happy Nation” direkam ulang dengan menambah single “The Sign” yang sukses diseluruh dunia . Dan akhirnya PolyGram merilis ulang album tersebut dengan nama yang sama, Happy Nation (US Version) dibawah label Arista. Single yang asik dan gak kalah sukses yakni "Living in Danger" dan "Don't Turn Around", yang ditulis Diane Warren.

The Bridge (1995–1996)

Jenuh selalu disamakan dengan ABBA, disertai kesuksesan album “Happy Nation” membuat AOB lelah dengan berbagai tur yang dilakukan, sehingga membuat personil AOB mencari ide menghilangkan image tersebut. The Bridge yang dirilis tahun 1995 benar-benar membuat perbedaan dari album pertama. Komposisi reggae dan club dance nyaris tidak terdengar di album ini, namun nuansa ballad dan musik yang experimental memberikan perubahan tersendiri "Lucky Love" yang menjadi single pertama di Eropa, dan diikuti dengan "Beautiful Life".

Tetapi Clive Davis meminta agar "Beautiful Life" lebih diutamakan untuk pasar US dan berhasil meraih posisi 15. Meski secara penjualan album ini mendapatkan platinum, namun masih jauh dibandingkan dengan “Happy Nation”. The Bridge kaya akan warna musik serta bermacam instrument musik yang menarik, ditambah beberapa lirik lagu yang lebih berisi dan padat.

Flowers (1997–1999)

Setelah album The Bridge, masa keemasan AOB semakin memudar. Personel AOB meminta waktu agar perilisan album kedua bisa dilakukan secara maksimal. Dikerjakan di studio pribadi Jonas, pada tahun 1998 Flowers dirlis. Bahkan AOB juga mengklaim bawa album ketiga ini merupakan album yang terbaik. "Life Is a Flower" sebagai single pertama sukses di Eropa dan Inggris, namun tidak di US, hingga Clive Davis meminta agar "Cruel Summer" dirilis di US dan berhasil merangsek ke posisi 10 Hot 100 Billboard, setelah 4 tahun sebelumnya single yang lain gagal mencapai sepuluh besar. Mengingat "Life Is a Flower" tidak masuk untuk pasar US, maka Clive Davis meminta agar judul album tersebut diganti dengan Cruel Summer serta dirilis ulang, sehingga memiliki track yang berbeda dengan pangsa pasar Eropa. Meski sudah membawakan ulang single "Everytime It Rains" milik Billy Steinberg, dan "Life Is a Flower" direkam ulang menjadi "Whenever You're Near Me", ternyata belum begitu mendapatkan hasil yang menggembirakan.

Satu fakta lagi bahwa album ketiga AOB, Flowers masih kurang terlalu menggembirakan baik penjualan secara pisik maupun single. Yang membuat saya kecewa, posisi vokal pada Lin sangat minim,di album ini, dan pada pada cover album terlihat Lin berdiri dibelakang namun tidak begitu maksimal wajahnya terlihat. Hem… apakah ini tanda AOB akan segera berakhir?

Another Album, Hiatus and Another Activites

Yup!!! Ternyata kedua album berikut kurang begitu menggembirakan penjualannya. Singles of the 90s and Greatest Hits (1999–2000) merupakan kumpulan lagu dari tahun ’90, dan hanya di tambah dengan single "C'est La Vie (Always 21)”, "Hallo Hallo" dan "Love in December" ditambah dengan lagu yang belum dirilis dimasukuan ke dalam album kompilasi ini. Campur tangan Clive Davis yang berusaha membuat sukses album ini di US ternyata gagal dan inilah terakhir AOB merilis album di bawah label Arista. Melanjutkan album keempat, Da Capo (2002–2003) yang berarti "back to the beginning" yakni kembali ke konsep musik semula, dan hanya dirilis di Asia, Jepang dan Erop dan tidak dirilis di US, Australasia dan di UK karena gaya musiknya yang sudah tidak sesuai dengan beat musik pada masa tersebut. Sayangnya album ini juga gagal mengembalikan kesuksesan mereka, "Beautiful Morning”, "The Juvenile", dan "Unspeakable" merupakan beberapa single yang masih bisa dinikmati, namun gagal masuk chart untuk bersaing dengan single yang lain, dan lagi-lagi porsi Lin tampil sangat minim.

Pada masa hiatus, personil AOB memiliki kesibukan masing-masing. Jenny yang memutuskan untuk fokus ke solo karir dan Lin memutuskan hengkang karena ingin fokus kekeluarga. Sangat disayangkan megingat dibandingkan Jenny, vokalitas Lin jauh lebih kuat dan matang. Semenjak tur terakhir mereka tahun 1996, pada 15 November 2007 mereka melakukan tur kembali di Russia, minus Lin tentunya an beberapa negara Eropa lainnya, serta meilis ulang album dengan versi remix hits-hits sebelumnya.

Studio Albums

* Happy Nation / The Sign (1993)

* The Bridge (1995)

* Flowers / Cruel Summer (1998)

* Da Capo (2002)

Trivia:

1. “The Sign” merupakan satu dari 100 single terlaris sepanjang masa di US menurut Recording Industry Association of America (RIIA).

2. Ace Of Base merilis album Greatest Hits CD/DVD, Greatest Hits, Classic Remixes and Music Videos pada 12 November 2008 yang berisis 3 cd set. Cd pertama berisis kumpulan klagu terbaik, Cd kedua berisis lagu remix damn ketiga berisis DVD video klip kompilasi.

3. Sementara Jenny Berggren sudah menerbitkan buku pertamanya, "Vinna hela världen" atau dengan kata lain "Gains The Whole World" bulan September 2009 ini. Ia juga berkonsentrasi pada proyek solo album rohaninya.

(Joe Ari Shasta / CreativeDisc Contributors)

welly
More from Creative Disc