Time Tunnel: Björk

Oleh: admincd - 14 Apr 2011

BjorkDi era 90-an siapa yang tidak kenal dengan Björk? Artis asal Islandia ini mempunyai reputasi sebagai penyanyi yang tidak hanya berpenampilan eksentrik namun juga memiliki musikalitas yang tinggi dan khas. Hits demi hits dihasilkannya, membuat namanya menjulang dan mendapatkan banyak fans fanatik. Musik dan lagunya yang mengandalkan aransemen elektronika dipadu dengan vokal yang mempunyai warna unik dan tidak biasa dengan jangkauan luas menghasilkan banyak lagu yang sekarang bisa dianggap klasik, seperti Hyperballad, Venus As A Boy, Army of Me, Pagan Poetry dan banyak lagi.

Bernama panjang Björk Guðmundsdóttir (seseorang, tolong ajarkan saya untuk menyebutnya secara pas, haha), lahir pada tanggal 21 November 1965 di Reykjavík, Iceland. Kecintaanya terhadap musik mulai dipupuk semenjak bergabung di sebuah les piano pada saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada saat itulah karir musiknya juga dimulai. Seorang guru lesnya mengirimkan rekaman yang berisi vokalnya yang menyanyikan I Love to Love milikTina Charles kepada sebuah stasiun radio. Ternyata suara Björk menarik perhatian sebuah label dan mengajak Björk untuk merekam sebuah album. Maka lahirlah debut musiknya yang diberi judul sesuai dengan namanya, Björk (1977).

Pada masa remajanya, Björk mulai menginfusi punk dalam selera musiknya. Sepanjang periode 80-an ia bergabung dengan beberapa nama kumpulan punk dan bahkan menghasilkan beberapa album. Di masa inilah Björk mulai menunjukkan ciri khas vokal sopranonya yang memekik dan tajam. Selera gothik-nya pun mulai mendapat porsi lebih. Meski begitu Björk tetap melirik berbagai jenis musik lain yang dianggapnya menarik, sehingga ia pun kerap melakukan jamming dengan banyak musisi jazz maupun house. Tampaknya, inilah yang membentuk ciri musik Björk yang unik dan nantinya bakal menjadi trademarknya.

Pada tahun 1992, setelah keluar dari band terakhirnya, The Sugarcubes, Björk hijrah ke London dan bekerjasama dengan produser Nellee Hooper (Massive Attack) untuk proyek solonya. Latar belakang elektronika Hooper dan juga variasi musik yang dikecap Björk menghasilkan album eklektik berjudul Debut (1993), dengan hits pertama Human Behavior. Tak dinyana album ini sukses dan meluncurkan karir internasional Björk, termasuk di wilayah Amerika Serikat yang dikenal bengis untuk artis yang berasal dari luar. Begitu unik dan iventifnya selera musik Björk menarik banyak pihak untuk bekerjasama. Bahkan Madonna pun meminta Björk untuk menulis lagu untuk dirinya. Maka lahirnya single Bedtime Stories yang bergaya trance-triphop kental.

Pasca kesuksean Debut, Björk pun mulai mengembangkan jenis musiknya kedalam wilayah yang luas lagi. Atmosifr elektronika-punk kini dicangkokkan dengan unsur-unsur dance dan techno. Maka dirilislah album kedua, Post (1995), yang tak kalah berkelasnya. Perpaduan ini menjadikan musik Björk mempunyai feel yang lebih futuristik meski tetap mengandalkan atmosfir kelam yang menjadi ciri khasnya.

BjorkMemasuki album ketiga, Björk memutuskan untuk menghasilkan album yang melampiaskan selera estetikanya yang lebih personal dan juga bereksperimen dengan gaya baru. Penggunaan string yang kental pun akhirnya memenuhi komposisi Homogenic (1997), menghasilkan lagu-lagu yang megah dan juga indah. meski begitu ciri khas Björk tentu aja tidak dihilangkan mentah-mentah. Banyak yang menyebutkan jika album ini memiliki materi yang sangat bagus. Bahkan Thom Yorke dari Radiohead menyebutkan lagu Unravel sebagai lagu favoritnya sepanjang masa.

Vespertine (2001) masih melanjutkan esensi yang ditawarkan oleh Homogenic. Namun kali ini lagu-lagunya lebih terorkestrasi, didukung paduan suara yang penuh, dan tema personal tentang kerapuhan. Untuk mendukung albumnya ia bahkan bekerjasama dengan Matmos, seorang artis experimental sound manipulators, DJ asal Denmark, DJ Thomas Knak, harpist eksperimentalis bernama Zeena Parkins. Untuk liriknya, ia memasukkan puisi-puisi dari penyair Amerika E. E. Cummings. Untuk mendukung albumnya, Björk juga merilis sebuah buku kumpulan foto dan prosa yang diberi judul Björk

Dalam periode 90-an hingga awal 2000, Björk tidak hanya terkenal dengan album-albumnya yang artistik, akan tetapi juga kumpulan musik video yang sangat terkonsep dan theatrikal. Beberapa video malah terkesan absurd dan surealis namun tidak mengurangi nilai lebih video-video Björk ketimbang artis-artis lainnya. Ia adalah contoh penyanyi yang sukses mengkolaborasi antara musikalitas dengan sinematis via musik video, menjadi satu kesatuan seni yang solid dan mengagumkan.

Akting memang bukan hal yang baru bagi Björk, karena dari tahun 80-an ia telah membintangi sejumlah film, meski tidak banyak dalam hal jumlah judul, sehingga dalam setiap video ia kerap dapat tampil total dan ekspresif. Bahkan pada tahun 2000, Björk turut membintangi sebuah film karya auteur Swedia kenamaan Lars Von Trier. Akting Björk sangat dipuji disini karena ia berhasil menampilkan karakter seorang perempuan lemah yang harus menghadapi tragedi dalam kehidupannya dengan tegar. Sambutan kritisi cukup positif meski film ini juga tidak terlalu sukses secara komersial, karena pada dasarnya film lebih bertujuan untuk konsumsi seni ketimbang komersil. Björk sendiri juga mengisi album soundtrack untuk film ini. Sebagai single utama, ia berkolaborasi dengan Thom Yorke yang sudah lama mengaguminya dalam lagu yang berjudul I've Seen It All. Lagu ini menerima nominasi Oscar untuk Lagu Terbaik.

Pada tahun 2002 Björk melepaskan sebuah album kompilasi lagu terbaiknya yang berjudul sederhana saja, Greatest Hits.Album ini berisi 15 single yang dianggap sebagai lagu-lagu terbaiknya. Meski banyak lagu, yang dianggap oleh fans juga tak kalah bagusnya, tidak dimasukkan ke dalam album, namun secara umum album cukup dapat memenuhi kepuasan para penggemarnya.

Bjork

Selepas rilisnya album The Best ini, Björk tetap aktif merilis beberapa album lagi, yaitu Medúlla (2004) dan Volta (2007). Meski diterima dengan cukup baik didalam kalangan penggemar fanatiknya, namun sepertinya album-album ini tampil terlalu personal jika tidak mau disebutkan eksperimental, sehingga nama Björk sepertinya kurang menarik perhatian publik, terutama gerenasi dekade 2000an, sehingga album-album tersebut kurang kencang gaungnya, meski tetap mendapatkan banyak nominasi dari ajang anugerah musik pretensius dunia seperti Grammy Awards misalnya.

Dalam empat tahun terakhir ini ia memang tidak mengeluarkan album baru sama sekali, sehingga terkesan Björk seolah menghilang dari peredaran industri musik. Meski begitu Björk sebenarnya telah merilis dua EP digital, yaitu Wanderlust dan The Dull Flame of Desire yang keduanya dirilis di tahun 2008. Bahkan pada tahun 2010 yang lalu ia membantu proyek The Dirty Projector dalam EP mereka yang berjudul Mount Wittenberg Orca. Kabar yang menggembirakan adalah, ditahun 2011 ini ia akan merilis album ketujuhnya yang diberi judul Biophilia. Meski tanggal perilisannya masih tentatif, akan tetapi jelas ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan.

Björk ternyata masih eksis dalam industri musik internasional. Keberadaan dirinya yang fenomenal membuktikan bahwa orisinalitas itu perlu. Menjadi aneh dan berbeda bukan berarti sesuatu yang jelek atau tidak konstruktif. Terbukti, dalam dua dekade karirnya, namanya melekat dengan baik sebagai simbol musik eklektik yang berkelas.

Discography

1993 Debut

1995 Post

1997 Homogenic

2001 Vespertine

2004 Medúlla

2007 Volta

BjorkBjork

Official Website Björk

(Haris/ Creativedisc Contributor)

admincd
More from Creative Disc