admincd
Released by: Warner Music Indonesia
Seupuluh tahun. Ya, sudah selama itulah Gorillaz, band virtual besutan Damon Albarn dan Jamie Hewlett ini mengepakkan sayapnya di belantika musik mancanegara. Selain merupakan salah satu pelopor musik Urban-Alternative pada dekade 2000an, Gorillaz juga merupakan band virtual tersukses sepanjang sejarah, memperoleh Grammy Awards, serta menciptakan puncak karir yang baru bagi Damon Albarn pada masa post-Blur. Sehingga merilis album ‘The Singles Collection 2001-2011’ ini merupakan selebrasi yang dianggap tepat atas pencapaian selama 10 tahun tersebut.
Album yang dirilis di UK pada tanggal 28 November 2011 yang lalu ini berisi 13 single yang berasal dari 3 album mereka, yaitu “Gorillaz” (2001), “Demon Days” (2005), dan “Plastic Beach” (2010), namun sayangnya single-single dari album ke-4 mereka “The Fall” tidak diikutsertakan dalam kompilasi ini, dan justru malah menambahkan 2 track remix dari lagu “Clint Eastwood” dan “19-2000”. Track pertama hingga kesembilan berasal dari album pertama dan kedua mereka, yang kaya akan kombinasi antara natural dan programmed drumbeat, cabikan bass yang tebal, ditambah alunan hiphop yang berpadu dengan vokal beraksen Cockney ala 2D, serta segala elemen tersebut melaju dengan tempo yang moderat. Diawali dengan track “Tomorrow Comes Today” dengan aransemen yang simpel namun dapat memberi makna bagi pendengar akan identitas bermusik Gorillaz. Sedangkan masa-masa antara track “Rock The House” hingga “DARE” merupakan momen terbaik di album ini dimana energi hype sedang menuju ke arah puncak, terutama pada track “Feel Good Inc.” penggunaan drumbeat dengan ketukan seperdelapan pada verse-nya dan nada-nada minor pada chorus-nya, mempersilahkan pendengar untuk santai sejenak dalam mengikuti laju track-track yang berisi di album ini.
Mulai dari track “Dirty Harry” hingga “El Manana”, instrumen elektronik mulai mendominasi secara perlahan, dilengkapi dengan penggunaan nada-nada minor yang menambah kesan emosional yang berbeda dari suasana pada permulaan album. Hingga sampailah pada track “On Melancholy Hill” yang memaksimalkan fungsi synthesizer bahkan hingga multilayer. Hal yang cukup menarik terlihat dari track positioning-nya, dimana mereka mengurutkan track di album ini sesuai dengan linimasanya. Mungkin hal umum bagi sebagian besar album dengan tipe “Greatest Hits”, namun bagi album ini, hal tersebut merupakan suatu keunggulan karena menunjukkan gradasi musikalitas mereka, dimana pada setiap album yang mereka rilis memiliki atmosfir dan pemilihan materi yang berbeda-beda namun tetap berciri Gorillaz, yaitu tetap mem-fusionkan berbagai jenis genre musik.
Album ini mungkin akan diterima baik bagi penggemar musik alternative boundaryless-genre, namun bagi pecinta musik mainstream umum akan terdapat 2 efek kemungkinan dalam mendengarkan album ini. Kemungkinan pertama adalah mereka akan tertarik untuk mendengarkan album ini hingga akhir, dan kemungkinan kedua adalah mereka akan me-skip beberapa bagian yang tidak mereka suka. Hal ini akan sangat disayangkan mengingat album ini memiliki pola dinamika power yang kebetulan berbentuk seperti parabola terbalik walaupun tipe album merupakan kompilasi greatest hits, dan apabila mereka lewatkan beberapa bagian maka mereka hanya akan mendengarkan track-track yang uplifting dan downlifting secara repetitif. Walau bagaimanapun kondisi penikmat musik, Gorillaz tetaplah Gorillaz. 10 tahun berkarya nampaknya bukan hanya sekedar alter-ego bagi Damon Albarn, namun juga merupakan perjuangan evolusi musik mainstream di abad 21.
Rate this single: [ratings]
(Galih Gumelar)
TRACKLIST
