Menutup 2015

Oleh: verdy - 26 Dec 2015

Saatnya mengganti kalender. Tak lama lagi terompet akan bersahut-sahutan di jalanan menyambut 2016. Sebelum akhirnya kita larut dalam kemacetan panjang akibat libur akhir pekan beruntun. Saya menyuguhkan beberapa peristiwa yang terjadi pada dunia musik pop sepanjang tahun 2015. Cukup banyak, namun saya dibantu oleh kontributor lainnya mengingatkan kira-kira apa saja kejadian yang tak boleh dilewatkan dalam tulisan ini.

Ah, barang tentu yang paling teramat membekas adalah peristiwa ujug-ujug-cabut Zayn Malik dari One Direction. Kejadian ini paling membekas bagi khalayak Indonesa karena hanya berselang beberapa hari sebelum konser One Direction di Jakarta. Kejadian ini juga menghasilkan banyak drama sepanjang pertengahan tahun. Mencapai titik klimaks sarat emosi pada suatu ketika, lalu menjadi sedu-sedan di penghujung tahun setelah grup ini rilis album teranyar, Made In The A.M., mereka memilih untuk rehat hingga waktu yang belum dapat dipastikan setelah tur promosi.

Lain pula kejadiannya dengan bocah-ajaib Justin Bieber, setelah dirundung banyak kesialan di beberapa tahun terakhir. Maka 2015 menjadi titik balik baginya menghiasi laman berita atas jejak karya, bukan karena gosip murah belaka. Single “What Do You Mean?” memberikan Bieber lembaran baru, meraih penggemar baru. Begitu juga dengan album “Purpose”.

Tidak hanya Justin Bieber yang comeback. Grup britpop 90-an, Blur juga kembali reuni dan menelurkan album The Magic Whip. Beberapa grup lainnya juga membuktikan dapat kembali di 2015 dengan tak hanya menjual nostalgia semata. Lihat saja Beck yang tetiba muncul dan mendapatkan penghargaan bergengsi di ajang Grammy 2015.

Pendatang baru pun juga tak mau kalah. Ada Charlie Puth yang berhasil mencuri perhatian lewat single penuh-duka “See You Again”. Ada pemuda-bertopi-lebar, James Bay yang juga piawai bermain gitar. Ada pula Troye Sivan yang menuai pujian.

Seperti tahun-tahun sebelumnya pula, sudah menjadi hal yang lumrah, penghujung tahun akan dijejali dengan rilisan album-album warbiyasak. Justin Bieber dengan “Purpose” beradu kambing di tanggal 13 November (Friday the 13th) dengan One Direction “Made In The A.M.”. Momentum itu buyar setelah musibah terjadi di Paris pada hari yang sama. Serangan di Paris meluluhlantakkan secara psikologis. Simbol-simbol anak muda diserang dengan frontal. Stadion sepakbola, restoran, dan konser band Eagles Of Death Metal menjadi target serangan.

Seminggu kemudian, Adele merilis album penuh ketiga setelah penantian selama 4 tahun lamanya. Pada bulan Oktober, single perdana berjudul “Hello” telah dilepas. Dan berbagai macam rekor berjatuhan semenjak saat itu akibat ulah Adele. Berbagai torehan angka mulai dari rekor penjualan, tangga lagu Amerika dan Britania tunduk, bahkan guratan angka penonton di Youtube & Vevo terus bertambah. Persaingan yang kian berdarah-darah dilengkapi dengan rilis album (yang untuk kesekian kali disebut album terakhir) Coldplay, “A Head Full Of Dreams” pada 4 Desember lalu.

Lalu bagaimana dengan negeri kita? Setelah zaman membribik Raisa, muncul pujaan baru, Isyana Sarasvati. Berbekal 2 single saja ia membuat kita takluk, dan tak berlama-lama ia pun merilis album debut bersama Sony Music Indonesia. Dari panggung konser, One Direction meninggalkan jejak paling berkesan. Festival-festival musik langganan pengumpul manusia seperti Java Jazz dan Djakarta Warehouse Project mendulang sukses. Tapi kita juga harus bersungut-sungut kala Mas Adam bersama Maroon 5 harus gagal berlebaran haji di Indonesia, dan tentu prestasi Chris Brown yang kembali membatalkan konsernya di Indonesia harus diberi hadiah payung cantik setelah masuk pembatalan ketiga kali.

Kita juga dirundung sedih akibat salah dua gerai toko CD terluas di Indonesia, Disctarra memutuskan untuk menutup sebagai besar jaringannya. Begitu pula dengan Dutasuara. Ah, kami masih tegar penuh semangat juara kok. Kamu bisa belanja di gerai kami bila singgah di Kota Pahlawan, atau pesan via berbagai pilihan yang kami tawarkan. Selama masih ada kurir JNE, jarak tak akan memisahkan kita untuk berbelanja rilisan fisik (CD).

Dari keluarga besar kontributor Creativedisc, di ujung tahun 2015 salah satu kontributor periang kami, Danie Cung, harus terbaring di rumah sakit. Hari demi hari kami lalui penuh doa dan harap. Dan kini kondisi Danie kian membaik. Cung, segera pulih kembali ya!

Baiklah, demikian beberapa kilas-balik 2015. Mungkin ada momen yang terlewatkan, kamu bisa tambahkan dibagian komentar. Selamat berlibur panjang! Selamat Natal dan Tahun Baru! Mari bersulang!

verdy
More from Creative Disc