admincd
Setelah penantian yang cukup panjang, 10 tahun setelah album keduanya "The Sweet Escape" (2006), yang dilengkapi dengan beberapa single yang gagal masuk ke dalamnya, Gwen Stefani merilis album solo ketiganya yang berjudul "This Is What the Truth Feels Like". Setelah dua album solo sukses, dan memperkenalkan ulang dirinya sebagai penampil pop penuh warna dengan barisan hits yang memorable, apakah yang disajikan Stefani dalam album ini?
Di tahun 2004, saat Stefani memutuskan untuk jeda sejenak dari aktifitasnya sebagai frontwoman No Doubt dan merilis album "Love. Angel. Music. Baby.", ia segera saja menuai kesuksesan yang masif. 'Hollaback Girl' bisa disebutkan sebagai salah satu anthem pop terbesar di dekade awal 2000-an. Saat dua tahun kemudian ia melepas "The Sweet Escape", formula sama ternyata masih digjaya dalam menampilkan Stefani sebagai penyanyi pop yang quirky dan "beda".
Sepuluh tahun kemudian Stefani ternyata memilih pendekatan berbeda. Mungkin faktor usia, kini ia 46 tahun, atau mungkin latar perpisahan dengan sang mantan suami, Gavin Rossdale, hingga imej Harajuku Girls pun dipinggirkan, dan memilih pop yang lebih "konvensional". Pop dengan serat up-beat masih mendominasi. Vokal Stefani juga masih terdengar sama. Hanya saja cita rasa quirky tadi menguap entah kemana.
Dengan Greg Kurstin menggantikan Pharrell Williams sebagai sosok di belakang layar yang mendominasi, maka perbedaan jelas nyata terpampang di hasil akhir album. Pada satu sisi Stefani mengingatkan akan Lily Allen, dimana Kurstin membidani album-albumnya. Bahkan track 'Where Would I Be?' mengingatkan Allen di zaman album "Alright, Still" (2006), meskipun reggae pop tentunya bukan hal aneh bagi Stefani. Hanya saja sulit untuk menafikan jika kesan sebagai Lily Allen reject kuat menguar di dalamnya.
Syukurlah "This Is What the Truth Feels Like" tidak berlama-lama berkutat di pendekatan sama. Nomor-nomor yang terdengar melankolis hampir memenuhi albumnya. Mulai dari 'Truth' dimana Stefani terdengar rapuh meskipun tanpa harus sedih cengeng. Bahkan album pun dibuka dengan track berjudul 'Misery', sebuah electro-pop mid-tempo, antemik namun dengan melankolisme tadi kental mewarnai. Lantas ada 'Used to Love You’, sebuah pop balada manis bertempo sedang. Meski ringan, tapi tentunya vokal khas Stefani terdengar menonjol dalam menggerakkan lagunya agar terdengar enerjetik.
Dan album masih memberi ruang untuk sesuatu yang lebih ceria. Misalnya ada 'Make Me Like You' yang bercorak pop-dance yang bergerak santai. Stefani pun mencoba untuk tampil kekinian, misalnya dengan mengajak Fetty Wap di track 'Asking 4 It', dimana tentunya sedikit trap menjadi imbuhan lagu. 'Send Me A Picture' mungkin berbau dancehall, tapi juga ada sentuhan tropical. Stefani bahkan juga turut meramaikan trend synth-pop/new wave 80-an dengan memasukkan 'Rare' di dalamnya.
Bisakah "This Is What the Truth Feels Like' disebut sebagai album kaya genre? Sepertinya begitu. Masih dalam koridor pop, meskipun Stefani tak pantang untuk meleburkan beberapa sub-genre lain di dalamnya. Vokal Stefani sangat khas, sehingga bisa menjadi benang merah yang melekatkan setiap track yang menjalin albumnya. Yang menonjol dan patut menjadi catatan, Stefani terdengar jauh lebih rapuh di dalamnya, dan itu mungkin bisa menjadi pembeda dari dua album sebelumnya.
Lagu-lagunya catchy dan radio friendly. Hanya saja mungkin karena hilangnya rasa quirky tadi, rasanya tidak memiliki impresi yang kuat di benak setelah mendengarnya. Album pop yang terlalu awam dan sudah banyak ditemui dalam sosok album penyanyi pop lain. Bukan berarti kita ingin Stefani terus berkutat sebagai Harajuku Girl, tapi tentunya berharap jika lebih dari yang ditawarkannya dalam album ini.
TRACKLIST
1."Misery" 3:26
2."You're My Favorite" 2:56
3."Where Would I Be?" 3:18
4."Make Me Like You"3:36
5."Truth" 3:34
6."Used to Love You" 3:47
7."Send Me a Picture" 3:35
8."Red Flag" 3:20
9."Asking 4 It" (featuring Fetty Wap) 3:30
10."Naughty" 3:07
11."Me Without You" 3:33
12."Rare" 3:55
13."Loveable" 3:18
