CreativeDisc Interview: Berkenalan dengan Novo Amor

Oleh: verdy - 14 Feb 2018

Pernah menemukan musik seru melalui rekomendasi aplikasi streaming kesukaanmu? Apa jadinya jika artis yang menurut kamu antah berantah akhirnya datang ke Indonesia? Oke, tambahkan lagi, kamu mendapat kesempatan untuk mewawancarai sang artis via skype sebelum kedatangannya? Well, that’s me. Saya mendapat kesempatan super langka tersebut.

The 8th Music Gallery di Kuningan City Ballroom akan digelar pada 10 Maret 2018, dan salah satu lineup yang telah diumumkan adalah Novo Amor. Musisi asal Wales bernama asli Ali John Meredith-Lacey menarik perhatian saya dengan gubahan musik dan vokal yang melarutkan kesepian. Tahun 2017 ia merilis sebuah mini album, dan sebuah album penuh “Heiress” berkolaborasi dengan Ed Tullet. Simak obrolan saya dengan Ali tentang beragam hal, dari bagaimana ia memulai karirnya, tentang konsep visual dalam video klipnya termasuk “Terraform” yang bercerita tentang penambang belerang di kawah Ijen.

CD: Novo Amor adalah sebuah proyek solo, merilis beberapa singles sejak tahun 2012. Bagaimana semua ini bermula?

Novo Amor (Ali): Semua ini bermula saat kuliah, saya mengambil jurusan music technology. Dan saat studi selesai, saya masih cukup bingung dengan apa yang akan saya lakukan. Disaat-saat kebimbangan tersebut saya mengambil keputusan untuk berhenti bekerja, kembali ke rumah ibu, tempat dimana saya dibesarkan. Setelah itu saya menghabiskan banyak uang untuk membeli mikrofon, gitar dan banjo untuk mulai membuat musik. Saya hanya coba memainkan instrumen tanpa ada arahan tertentu. Ya, dan pada akhirnya saya memiliki beberapa lagu.. and i just wanna put them out. Begitulah semua bermula (dengan Novo Amor). Sejujurnya, saya tidak terlalu memiliki ekspektasi tertentu atau tahu (untuk) apa yang sedang saya kerjakan (saat itu). I just wanna make some music.

CD: Lalu hadirlah “Faux”, kolaborasi pertama dengan Ed Tullet. Dan “Alps” yang merupakan perkenalan saya terhadap Novo Amor. Tahun lalu Novo Amor merilis album penuh “Heiress” yang juga merupakan kolaborasi dengan Ed Tullet. Apa yang menyebabkan perubahan dari “proyek solo” menjadi “duet” ini? Apakah lebih mudah mengerjakan musik dengan Ed dibanding sendiri?

Novo Amor (Ali): Ya, itu cukup berbeda. Karna pada titik itu saya tidak pernah bekerjasama dengan siapapun dalam membuat musik. Selalu hanya saya sendiri. Dan menyenangkan ketika akhirnya ada ide dari orang lain turut serta. Sebenarnya saya lebih melihat diri saya sebagai produser musik daripada “musisi”. Pada akhirnya saya memiliki kesempatan untuk tidak terlalu “personal” dalam karya musik saya. Dan di album “Heiress” saya memang tidak ingin menjadi bagian yang dominan.

CD: Selain konsep yang menarik, Novo Amor juga selalu menghadirkan konsep video klip yang menarik. Mulai dari “Anchor”, “Carry You” dan tentu “Terraform” yang bercerita tentang penambang sulfur di gunung Ijen. Dalam narasi video klip tersebut bisa tampak kombinasi yang apik antara musik dan visual. Apakah hal ini memang merupakan hal penting bagi Novo Amor?

Novo Amor (Ali): Menurut saya memang begitu. The music is quiet cinematics in a way. Video klip yang menyentuh adalah motif awal saya. Ketika saya memulai karir, video klip musik memang adalah bagian terpenting karna saya sempat tinggal dengan film maker. Jadi saat saya membuat musik maka ia akan membuatkan video klipnya. Ketika kami mengerjakan dengan lebih profesional (kolaborasi ini), hasilnya membawa dimensi baru bagi musik Novo Amor. Menurut saya elemen visual memegang peranan penting, terutama jika ingin menyampaikan “pesan” penting, seperti kisah para penambang di Ijen. Kami dapat mengumpulkan uang lumayan banyak untuk disumbangkan untuk keluarga penambang. Efek seperti ini membuat saya semakin ingin untuk terus untuk berkarya.

CD: Dan bulan depan, Novo Amor akan konser di Indonesia untuk pertama kalinya. Apakah ada ekspektasi tertentu? Pernahkah membayangkan akan manggung di Indonesia?

Novo Amor (Ali): Dalam beberapa tahun terakhir saya banyak mendapatkan pesan (dari fans) untuk bermain di Jakarta, Indonesia. Tentu saya ingin untuk datang, tapi tentu tidak semudah yang dibayangkan. Saya bermain dalam format band dengan 5 orang personil. Dan ketika akhirnya kesempatan untuk bermain di Indonesia datang, oh yeah it really happening. Menurut saya video klip (Terraform) juga memiliki peranan (meningkatkan permintaan bermain terhadap Novo Amor di Indonesia). Dan kami berencana akan mengunjungi Gunung Ijen, sehari setelah pertunjukan. Menuju Jawa Timur, bertemu dengan para penambang, bertemu dengan Heinz (Von Holzen) yang mendistribusikan donasi yang kami kumpulkan untuk keluarga penambang di Gunung Ijen. It completely a different world to where i’m from. So it should be a good experience.

CD: Pertanyaan terakhir, sekaligus pertanyaan pamungkas yang kerap kami tanyakan dalam wawancara. Lima hal yang orang tidak ketahui tentang kamu?

Novo Amor (Ali): Wow, saya tidak menyangka mendapat pertanyaan ini. Hmmm... Saya adalah vegetarian, saya adalah seorang pengambil keputusan yang buruk (tertawa). Kampung halaman saya adalah sebuah kota kecil. Saya suka memasak. And i’m a cat lover.

CD: Yes, you did it (tertawa). Thanks Ali. Hope to meet you in Jakarta next month. And good luck.

Novo Amor (Ali): yeah, you’re welcome. And you too.

-

Selalu menyenangkan saat musisi yang anda dengarkan suara atau karyanya menyampaikan gagasan dibalik karya dan konsep yang ia miliki. Perkenalan ini mungkin masih cukup singkat bagi kita dengan Novo Amor, namun seharusnya sudah menjadi alasan bagi kamu untuk larut dalam kesepian bersama musiknya. Ya, minimal untuk menjadi alasan untuk datang dikonsernya bulan depan.

Interview by: Noverdy Putra

Foto: Alex Kozobolis

Special Thanks to Secret Signals

verdy
More from Creative Disc