Album of the Day: Cardi B - Invasion of Privacy

Oleh: admincd - 25 Apr 2018

Atlantic Records

Belcalis Almanzar nama asli perempuan kelahiran New York City, 25 tahun lalu ini. Awalnya ia adalah salah satu bintang di serial reality show VH1, " Love & Hip Hop: New York". Namun kini kita mengenalnya sebagai seorang rapper dengan moniker Cardi B. Semua berkat hit viralnya, 'Bodak Yellow'. Bintang terang sepertinya memang sedang menaungi Cardi B, karena namanya terus dan terus menanjak. Semakin lengkap dengan hadirnya album debuttnya, "Invasion of Privacy".

Kehadiran album ini bisa dikatakan cukup cepat, semenjak ia bergabung bersama Atlantic Records di bulan Februari 2017 lalu. Namun Cardi B sepertinya cukup pintar untuk tidak terjebak pada kepopuleritasan sementara dan berniat untuk mempertahankan eksistensi dirinya sebagai musisi. Oleh karena itu, tidak heran jika ia membekali "Invasion of Privacy" dengan materi yang kuat. Setidaknya untuk artis yang bahkan dua tahun lalu sebagian besar dari kita tidak tahu siapa itu Cardi B.

Sebelum menuduh Cardi sebagai artis karbitan, ia sebelumnya telah melatih skill-nya dalam dua mixtape secara solo. Seharusnya itu sudah cukup. Saat 'Bodak Yellow' dirilis ia sudah memiliki tiplogi khas yang membedakan Cardi dengan barisan rapper lain. Yang menarik dari 'Bodak Yellow' adalah janji hip-hop yang tidak hanya catchy namun juga memiliki kedalaman. Kritikan sosial yang diramu oleh track tersebut gampang dicerna berkat komposisinya yang memang renyah.

"Invasion of Privacy" sendiri dikerjakan Cardi dengan menggandeng nama-nama paten seperti Benny Blanco, DJ Mustard, Keyz, Boi-1da dan banyak lagi sebagai yang membantu di belakang layar. Sedang sebagai kolaborator ia mengajak Migos, Chance the Rapper, Bad Bunny, J Balvin, Kehlani, 21 Savage, YG dan SZA untuk membantu. Nama-nama "panas" lain dalam skena musik kekinian.

Secara umum, pendekatan musik Cardi dalam album masih bergerak dalam wilayah 'Bodak Yellow', seperti 'Drip' yang merupakan hasil kolaborasinya bersama Migos. Sulit untuk tidak larut dalam beat dan ritme ritmis yang disajikan Cardi di dalamnya. Track-track sejenis bisa ditemui juga dalam 'Money Bag', 'Bartier Cardi', 'She Bad' atau 'I Do' bersama SZA.

Tapi Cardi mengerti benar jika ia tidak akan berhasil jika album hanya berisi track-track seragam. Ia perlu memperkenalkan jangkauan musikalitas yang lebih luas. Maka tidak heran ada balada evokatif seperti 'Be Careful'. Patut dicermati bagaimana Cardi mampu memberi nuansa rapuh dalam gaya nge-rap dirinya yang edgy dan berderap dalam nada monoton. Sementara itu 'Thru Your Phone' adalah balada lain yang menyajikan melankolisme, yang meski gloomy tapi terdengar manis romantis.

Cardi juga memberi penghormatan pada akar Latin-nya dengan memasukkan track-track Spanglish yang playful seperti 'I Like It' bersama Bad Bunny dan J Balvin. Trap dan salsa adalah sajian pas untuk lagunya. Nuansa up-beat lain dihadirkan Cardi dalam 'Bickenhead' yang sepertinya terpengaruh hip-hop era 90-an. Sentuhan retro lain bisa ditemui dalam 'Best Life' bersama Chance the Rapper.

Memang up-beat versi Cardi tidak pernah benar-benar enerjetik sebagaimana kolaborasinya bersama Bruno Mars dalam 'Finesse', (yang mungkin di album berikutnya Cardi bisa menghadirkan lebih banyak track sejenis, karena ia tidak kalah keren di dalamnya), karena harus disesuaikan dengan ciri khas yang sudah diperkenalkan semenjak 'Bodak Yellow'.

Namun, sebagaimana yang dinyanyikannya dalam 'I Do', "My little 15 minutes lasted long as hell, huh?" dalam "Invasion of Privacy" membuktikan jika Cardi B bukanlah one-hit-wonder. Ia berniat untuk tinggal lama. Untuk itu ia sukses menghadirkan karakter dan musikalitas yang kuat dan layak untuk menyandang gelar artis pendatang baru yang memiliki potensi cemerlang dan akan memainkan peranan penting dalam skena musik untuk waktu yang lama sekali.

Selamat datang kalau begitu, Cardi B!