Interview with Jessica Mauboy

Oleh: welly - 03 Nov 2009

Photobucket

Sabtu pagi 31 Oktober ini, saya berkesempatan untuk melakukan wawancara terbatas dengan Jessica Mauboy, berkat kerjasama SoundUp dan Creativedisc.com dengan panitia Jakarta International Java Soulnation Festival. Gadis kelahiran Darwin 20 tahun yang lalu ini muncul dengan setelan blazer hitam berpayet di bagian bahu dengan dalaman berupa tank top dilengkapi celana jeans hitam. Tak disangka Jessica ternyata seorang gadis yang sederhana, ramah, hangat, murah senyum, dan tawa. Dalam tanya jawab selama 15 menit itu saya dan teman-teman wartawan mendengar berbagai cerita tentang dirinya. Dari soal kegemarannya berbelanja terutama sepatu, hingga soal kejadian-kejadian lucu saat ia harus tampil. Seperti ketika hak sepatunya menyangkut di lantai panggung yang membuatnya harus bertelanjang kaki selama sisa waktu pertunjukkan. Atau saat gaun yang dikenakannya robek sepuluh menit sebelum ia tampil. Jessica mampu membuat kejadian-kejadian tak menyenangkan itu menjadi lucu. Jessica juga bercerita pengaruh keluarganya yang membuatnya tetap membumi hingga soal pengaruh nilai-nilai positif yang diperolehnya dari garis ayah berasal dari Indonesia. Dikisahkannya pula soal kekagumannya terhadap Mariah Carey dan lagu-lagunya. Berikut ini petikan wawancara saya dengan Jessica Mauboy, yang ikut tampil dalam Jakarta International Java Soulnation Festival tahun ini.

Jessica, Anda memenangkan beberapa penghargaan tahun ini di Australia seperti Best Aussie dalam MTV Australia Awards, Favourite Singer dalam Cosmopolitan Fun, Fearless, Female, Women of the Year Awards, Female Artist of the Year from The Deadlys. Apa arti penghargaan-penghargaan itu buat kamu?

Aku rasa penghargaan itu benar-benar membuat diriku makin percaya diri untuk menjadi diri sendiri. Banyak orang termasuk diriku berpikir menjadi seorang penghibur adalah sebuah pekerjaan yang glamour. Tapi sebenarnya menjadi penghibur adalah pekerjaan biasa dengan kerja keras setiap hari. Dengan penghargaan itu aku menjadi lebih menghargai pekerjaanku sebagai seniman, penulis lagu dan penghibur.

Banyak artis musisi Australia yang memutuskan untuk mengembangkan karirnya dengan hijrah ke Inggris atau Amerika. Apa Anda ingin juga melakukan hal yang sama suatu saat nanti?

Ehm sebenarnya agak sulit juga ya, karena bisa saja keputusan itu membuahkan sukses atau kegagalan. Keputusan itu harus membuahkan hasil yang sepadan dengan pengorbanannya. Buat aku pribadi semua ini adalah perjalanan yang tidak mudah, proses untuk memperkenalkan musikku ke dunia, karena ada begitu banyak bakat luar biasa di dalam bisnis ini. Aku merasa aku harus mendengarkan kata hatiku untuk tetap menekuni dan lebih memantapkan jalur musikku lebih dulu. Seandainya memang musikku diterima di Inggris atau Amerika, seperti harapanku, aku mungkin akan pindah ke sana untuk bekerja sama dengan musisi dan artis lainnya. Aku akan berusaha keras untuk meperkenalkan musikku lebih dulu sampai itu semua terjadi.

Apa Anda pernah terpikir tentang menulis lagu untuk penyanyi lain?

Aku selalu bermimpi menulis sebuah lagu yang indah dan berharap suatu waktu Mariah Carey menyanyikan lagu ciptaanku itu. Aku mengidolakan Mariah Carey dan mencintai musiknya. Tahu lagu Dreamlover? Aku cinta dengan lagu itu. Aku menirukan Mariah Carey membawakan lagu itu dengan berlari-lari keliling rumah. Aku ingin menciptakan sebuah lagu yang melodius, karena aku cukup memiliki kemampuan untuk bermain piano. Aku ingin sebuah lagu yang dibawakan dalam sebuah orkestra dimana Mariah akan menyanyikan lagu itu. Seandainya mimpi itu terjadi tentu akan menjadi pengalaman yang luar biasa buatku.

Begitulah wawancara saya dengan Jessica Mauboy. Malamnya Jessica tampil dengan membawakan 6 lagu. Sayangnya penampilan Jessica agak dibawah ekspektasi saya, meski cukup mengesankan dengan acrobat vokalnya. Jessica juga tampil cukup komunikatif dengan penonton.

(Timmy / CreativeDisc Contributors)

Photobucket

photo courtesy of Leonardus Surya Sound Up!

welly
More from Creative Disc