Time Tunnel: Celine Dion

Oleh: welly - 20 Nov 2009

Photobucket

Suatu sore penghujung Oktober di dalam Colosseum yang megah bertempat di Caesars Palace, di kota Las Vegas saya membayangkan Celine Dion, diva dengan rentang suara 5 oktaf ini, mengundang saya untuk chichating dengannya. Kami duduk di tepi panggung yang luas. Sorot lampu menyinari panggung tempat kami berada. Di belakang kami seorang pianis memainkan instrumennya dengan lembut membawakan lagu ‘Falling Into You’. Celine mengenakan gaun putih mini berlengan panjang dengan make up tipis natural. Tungkainya yang jenjang dihiasi high heels ala gladiator. Rambut pirangnya tergerai lembut.

Timmy M.- TM: Hi Celine, thanks a lot for having me here. It’s really an honour for me meeting you here.

Celine Dion – CD: Hi Tim, nice to meet you.

TM. : Celine, Anda memulai karir musik sejak usia yang sangat muda. Bagaimana perasaan Anda melihat kembali saat-saat awal dimana Anda memulai karir menyanyi itu?

CD: Well, saat ini tentu saja melihat ke belakang rasanya luar biasa kalau aku bisa mencapai posisi hingga seperti saat ini. Aku memulai sejak usia 12 tahun. Waktu itu aku, ibuku dan kakakku berkolaborasi menciptakan lagu berbahasa Perancis berjudul "Ce n'était qu'un rêve" - It Was Only a Dream. Kakakku mengirimkan rekaman suaraku dengan lagu itu kepada Rene Angelil. Rene yang tersentuh mendengar suaraku kemudian bertekad untuk menjadikanku seorang bintang. Rene kemudian menggadaikan rumah ibunya untuk memproduksi albumku yang pertama ‘La voix du bon Dieu’ di tahun 1981 yang segera meraih sukses local di Quebec. Sejak saat itulah karir musikku mulai berjalan. Aku sendiri sejak kecil selalu bermimpi menjadi seorang performer. Aku tidak menyesal kehilangan masa remajaku.

TM. : Saat ini banyak penyanyi menjadi terkenal berkat Youtube atau Myspace, sementara Anda sendiri dikenal lewat berbagai festival lagu.

CD. : Ya, saat ini memang generasi muda jauh lebih mudah mendapatkan kesempatan untuk menjual kemampuan dirinya berkat kemajuan internet. Aku sendiri menyadari banyak bakat-bakat luar biasa di luar sana. Tapi untuk dapat menonjol tentu harus punya ciri khas yang kuat. Sementara dulu aku mengikuti festival menyanyi seperti Yamaha World Popular Song Festival di Jepang di tahun 1982 atau Eurovision Song Contest di tahun 1988. Aku didukung oleh penulis-penulis lagu yang hebat sehingga dapat tampil prima. Sementara bakat-bakat yang ada di luar sana saat ini harus berjuang dengan lagu-lagu ciptaan sendiri atau yang ngetop lewat penyanyi lain. Aku pikir Youtube dan Myspace adalah versi modern festival lagu jamanku dulu. Meski rasanya standar yang diterapkan menjadi tidak baku seperti saat itu. Tapi rasanya kondisi tersebut menjadi salah satu poin kebebasan berekspresi bagi bakat-bakat baru saat ini.

TM. : Pada awalnya Anda memulai karir dengan merilis album-album berbahasa Perancis, tapi kemudian Anda sukses dengan album-album berbahasa Inggris hingga membuahkan berbagai penghargaan seperti Grammy, dan American Music Award. Album Anda bahkan telah terjual hingga 200 juta keping di seluruh dunia. Bisa Anda ceritakan bagaimana transformasi Anda menjadi seorang Diva yang mendunia.

CD. : Saat itu usiaku baru 18 tahun saat aku menyaksikan penampilan Michael Jackson dalam konsernya. Dan penampilan MJ itu segera menginspirasiku untuk menjadi seperti dirinya. Rene yang selalu yakin akan kemampuan diriku, segera saja mendaftarkanku untuk mempelajari bahasa Inggris juga memperbaiki penampilanku. Kami kemudian menghubungi David Foster, produser bertangan dingin yang kebetulan juga seorang Kanada sama seperti aku dan Rene. Aku rasa kenyataan ini yang memuluskan jalan kami untuk bekerja sama hingga sekarang. Kami menelurkan album perdanaku yang berbahasa Inggris, ‘Unison’ di tahun 1990. Dan sejak saat itu namaku mulai dikenal di daratan Amerika apalagi sejak single soft rock ballad ‘Where Does My Heartbeat Now’ mencapai top ten Billboard. Tapi yang menjadi penanda yang mematenkan sukses besarku adalah kolaborasi bersama Peabo Bryson dalam soundtrack film Aladdin lewat lagu ‘Beauty And The Beast’. Sejak kesuksesan lagu itu namaku lebih dikenal lagi dimana-mana di seluruh dunia. Aku kemudian memproduksi album-album berbahasa Inggris berikutnya yang hampir selalu mencapai sukses komersial. Tapi untuk mengingat akar dimana aku berasal, fans di awal karir musikku, aku juga terus menghasilkan album-album berbahasa Perancis di sela-sela jeda antara produksi album berbahasa Inggrisku. Aku rasa dengan 10 album berbahasa Inggris dan 13 album berbahasa Perancis, tidaklah heran jika angka 200 juta keping itu bisa dengan mudah aku capai. Apalagi semua itu sebagian besar berlangsung di saat dimana pembajakan melalui internet belum merajalela seperti saat ini.

TM. : Bisakah Anda jelaskan siapa musisi yang menjadi inspirasi Anda selain Michael Jackson tentunya?

CD. : Aku tumbuh besar mendengarkan lagu-lagu Aretha Franklin, Carole King, Anne Murray, Barbra Streisand dan Bee Gees. Selain itu aku juga mengagumi Édith Piaf, Elton John, Cher, Tina Turner, Luciano Pavarotti, Roberta Flack, Etta James dan Patti Labelle. Ada juga beberapa artis asal Quebec misalnya Ginette Reno. Aku bersyukur pada akhirnya aku bisa bekerjasama dengan sebagian besar artis-artis yang sejak dulu kukagumi. Jadi bisa dimaklumi jika warna musik dalam album-albumku bervariasi dari pop, rock, gospel, R&B hingga soul atau yang bernuansa adult contemporary. Aku ingin mengeksplorasi kemampuanku bermusik.

TM : Anda sukses besar di Las Vegas ini. Mungkin hanya Anda yang mampu menjual habis tiket pertunjukkan sebanyak 600 kali penampilan, setiap malam dalam seminggu. Anda menerapkan standar baru yang lebih tinggi dalam sejarah dunia pertunjukan konser musik. Konser Anda di Vegas mampu mendatangkan 3 juta penonton dan meraih pendapatan sebesar US$ 400 juta.

CD. : Thank you. Aku rasa keputusanku untuk melakukan konser di Vegas itu benar-benar sebuah milestone dalam karir bermusikku. Konser itu merupakan kerja keras bukan hanya diriku saja. Tapi juga para penari dan koreografer Mia Michaels yang pernah juga bekerja sama dengan superstar lainnya macam Madonna dan Gloria Estefan. Konser di Vegas mengubah pandanganku dan kemampuan presentasiku di panggung serta menginspirasiku tentang bagaimana konsep konser-konserku selanjutnya.

TM. : Well, I guess that’s all. I know you have to be with your family and take care of your pregnancy. Thank you so much Celine, for this opportunity.

CD. : You’re absolutely welcome. It’s been a nice chitchatting. I think I’m going to sing a song for you. It’s called ‘A New Day Has Come’. I am so excited because of this second pregnancy.

TM. : I wish you a healthy pregnancy.

CD. : Thank you, thank you so much.

Dan mengalunlah suara Celine Dion dengan iringan piano mengantarkan ‘A New Day Has Come’.

I was waiting for so long

For a miracle to come

Everyone told me to be strong

Hold on and don't shed a tear

(Timmy / CreativeDisc Contributors)

Photobucket

welly
More from Creative Disc