welly
Dalam 'Mixtape', Jamie Cullum menyebutkan jika cintanya terisi oleh jutaan lagu, mulai dari Nine Inch Nail sampai kepada Louis Armstrong. Dalam lagu up-tempo yang enerjik tersebut seakan-akan Cullum ingin menunjukkan jika referensi musiknya sangat luas dan mempengaruhi elemen Jazz yang selama ini kenal darinya,termasuk untuk album studio kelimanya, 'The Pursuit'.
Mungkin satu dekade yang lalu kita masih bisa dengan gampang mengkotak-kotakan atau melabelkan jenis musik yang diusung oleh solois atau kumpulan musik. Akan tetapi dengan perkambangan zaman yang begitu pesat dan semangat eklektisme yang meluas, maka hibridasi berbagai genre menjadi satu, atau setidaknya sebagai unsur dalam sebuah lagu yang tersegmentasi, menjadi hal yang tidak aneh lagi.
Jamie Cullum selama ini memang dikenal sebagai penyanyi Jazz muda yang gemilang. Sesuatu yang menjadi ciri khas adalah kemampuannya dalam menulis lagu sendiri, menguasai instrumen piano, gitar dan dram, sehingga menambah warna lagu-lagu yang diusungnya. Akan tetapi yang menjadi pembeda lainnya adalah dengan adanya invasi semangat pop yang kental dalam musik-musiknya, sehingga nuansa Jazz-nya dapat dicerna dengan baik oleh segala kalangan.
Judul 'The Pursuit' dipakai oleh Cullum karena dia terinspirasi oleh novel klasik Nancy Mitford yang berjudul 'The Pursuit of Love'.
"Di dalam hidup kita mengejar semuanya. Kehidupan adalah sebuah pengejaran yang panjang," demikian tandasnya mengenai album ini. Dan album ini adalah misi pengejaran CUllum akan eksistensial musiknya, eklektisme serta kecintaan akan Jazz itu sendiri.
Dibuka dengan 'Just One Of Those Things' yang bergaya big-band yang dipenuhi oleh vokal Cullum yang meliuk, seolah ingin menjustifikasi akan kecintaan Cullum terhadap Jazz.
'The Pursuit' memang tidak berupaya untuk mengejar konsep Jazz itu secara absoulut, karena materi album juga berisi pop ('I'm All Over It', 'Wheels', 'Not While I'm Around'), folk ('You And Me is Gone'), soul ('Love Ain't Gonna Let You Down'), R'n B ('We Run Things'), elektro-pop ('Music Is Through'). Meski Jazz murni seperti 'If I Ruled the World', 'I Think, I Love' dan lagu pembuka tetap bisa ditemui.
Menyanyi ulang lagu artis lain sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan bagi Cullum, dan kali ini giliran 'Don't Stop The Music' milik Rihanna yang direka ulang dengan versi yang lebih misterius oleh Cullum. Meski bukan tembang dansa lagi, akan tetapi feel dan esensi dari lagu tersebut diwakilkan dengan sangat baik oleh Cullum.
Vokal CUllum memang memiliki keunikan tersendiri, karena meski warna vokalnya sendiri tidak terasa terlalu nge-Jazz, akan tetapi ia mampu menguasai teknik vokal Jazz yang mumpuni, sehingga pada akhirnya ruh yang diperlukan bisa masuk dengan pas ke setiap lagu.
Jika ditilik, memang elemen non-Jazz terasa mendominasi 'The Pursuit'. Namun jangan salah, disinilah letak kehebatan Cullum, karena ia dapat dengan gemilang mengolah berbagai genre tersebut tetap dalam koridor utama, Jazz. Setiap lagu dalam album ini mempunyai atmosfir Jazz, terlepas apakah kadarnya kecil atau malah mendominasi.
Sekali lagi, melalui 'The Pursuit' yang diproduseri oleh Greg Wells (Katy Perry, OneRepublic), Jamie Cullum menunjukkan jika ia adalah seorang bintang musik yang penuh dengan bakat dan potensi yang besar. Eklektisme dalam bermusik membuat ia mampu menghadirkan sebuah album seperti 'The Pursuit', album yang mampu merangkai lagu-lagu bernuansa Jazz tanpa takut untuk menjadi ketinggalan zaman. Superlative sepertinya pantas disematkan untuk Jamie Cullum dan album 'The Pursuit'-nya.
One of the best album for this year, merely in my humble opinion, off course.
My key tracks are: "I'm All Over it", "Wheels", Don't Stop The Music", "Mixtape" and "Not While I'm Around".
(Haris / CreativeDisc Contributors)
TRACK LIST:
01. Just One Of Those Things
02. I'm All Over It
03. Wheels
04. If I Ruled The World
05. You And Me Are Gone
06. Don't Stop The Music
07. Love Ain't Gonna Let You Down
08. Mixtape
09. I Think, I Love
10. We Run Things
11. Not While I'm Around
12. Music Is Through
