admincd
Released by: Universal Music Indonesia
Zee Avi mungkin masih berusia 25 tahun, namun bakat yang dimilikinya sudah memberikan dirinya dua album yang menarik. Sebagai penduduk asli Malaysia, lebih tepatnya Sarawak, dikenal dalam skala internasional tentu saja merupakan prestasi lainnya yang patut untuk dicermati. Menyusul album debutnya di tahun 2009, jelas ekspektasi cukup melambung terhadap album keduanya, Ghostbird. Untunglah harapan tidak meleset, karena sekali lagi Zee Avi akan membawa kita dalam arus musiknya yang menyenangkan.
Semenjak tembang pembuka, Swell Window, Avi sudah mengawang-awang kita dalam sebuah pop-folk-balada manis yang menghanyutkan. Ukelele yang merupakan "senjata" utama Avi, dengan cantik menghiasi iramanya yang mendayu. Vokal Avi yang empuk mengalun dengan syahdu, membuat lagu ini meresap di kalbu dengan sempurna. Nuansa folk yang kental sekali lagi memang mewarnai Ghostbirds. Dan ini didukung pula oleh vokal Avi yang seolah-olah memang terlahir untuk menyanyikan lagu-lagu seperti ini.
Kadang ada feel vintage dan klasik dalam vokalnya. Sesuatu yang memberi signifikansi pada lagu-lagunya. Melodi yang lembut mempertebal kesan tersebut. Setiap lagu adalah perpaduan cantik antara gitar akustik yang merdu, dentum bass yang berdegup dan groove-groove klasik yang cantik. Kesan lawas memang banyak kita temui dalam Ghostbirds, seperti Madness yang bergaya jazz ala era 30-an dengan brass section yang memenuhi ruang geraknya. Atau coba saja dengar Siboh Kitak Nangis, yang dengan berani dihadirkan Zee dalam bahasa Melayu aksen Sarawak yang kental. Zee Avi bernanyi layaknya penyanyi yang kita temukan dalam film-film P. Ramlee. Membangkitkan kenangan masa lampau yang manis dan romantis.
Namun Songbirds juga kumpulan lagu-lagu folk yang gemilang, mengingatkan akan kejayaan Billie Holliday atau Jack Johnson yang telah mengajak AVi bergabung dalam label Brushfire miliknya. Bahkan dalam single andalan Avi untuk album ini, The Book Of Morris Johnson, ia memberi penghormatan kepada Morris Johnson, seorang artis folk asal Florida yang dikagumi oleh Avi dan sebagai perwujudan kekagumannya ia pun menulis single ini, yang terdengar sangat dipengaruhi oleh sound Brazilian, dengan penggunaan perkusi dan juga fusi ritme ala meringue yang ditimpali oleh vokal Avi yang khas. Unik.
Zee Avi juga tidak melupakan influensi tradisonal dalam pilihan lagu-lagunya. Seperti Concrete Wall yang dibuka dengan harmoni vokal ala akapela sebelum synth mengambil peran sebagai pengiring atau Roll Your Head In The Sun yang bergaya reggae, mengajak kita bersantai dibawah hangatnya sang mentari. Album pun kemudian ditutup dengan Stay In the Clouds, yang dengan sengaja memakai efek lo-fi pada vokal dan suara jangkrik sebagai gimmick latar belakang, seolah-olah Avi bernyanyi dari sebuah radio tua dan menendangkan lagu nina-bobo kepada para pendengarnya.
Terkadang, ada beberapa album yang sangat cocok didengarkan pada suasana tertentu. Sebagai contoh, saat hujan turun dengan deras-derasnya. Dan sebagai teman menikmati hujan, secangkir kopi hangat dapat menjadi alternatif pilihan. Untuk menyempurnakan momen romantis ini, pakailah headset dan putarlah CD Ghostbirds. Niscaya kita akan larut dalam suasana romantis yang syahdu. Zee Avi sekali lagi membuktikan bahwa ia memang memiliki talenta yang besar dan meski mungkin pilihan musiknya tidak akan mengangkat namanya ke jenjang superstar, akan tetapi ia mempunyai kelebihan yang masif dan jarang dimiliki oleh artis lainnya; bernyanyi dengan jujur dan indah.
PS:
Pada hari ini Zee Avi akan mengadakan pertunjukan live-nya di Jakarta yang bertajuk Live & Up Close dan diadakan di Plaza Indonesia Function Hall, mulai pukul 19.00 WIB.
Rate this album: [ratings]
(Haris / CreativeDisc Contributor)
TRACKLIST
1. "Swell Window"3:52
2. "Anchor"3:23
3. "31 Days"3:53
4. "Milestone Moon"3:40
5. "Siboh Kitak Nangis"2:20
6. "The Book Of Morris Johnson"3:15
7. "Madness"2:28
8. "Bag Of Gold"2:39
9. "Concrete Wall"3:35
10. "Roll Your Head In The Sun" 2:55
11. "Stay In The Clouds"3:32
