Released by Universal Music Indonesia
Buat mereka yang tumbuh besar di akhir dekade 90-an tentu mengalami masa-masa keemasan dari boyband yang subur saat itu. A1 yang saat itu terdiri dari 4 cowok tampan Ben Adams, Mark Read, Christian Ingebrigtsen, dan Paul Marazz berhasil menjadi boyband Inggris/Norway yang menutup masa keemasan boyband dengan sukses yang tidak dapat dikatakan kecil. Di Inggris mereka berhasil menancapkan dua hit pada posisi nomor satu serta delapan lagu hit pada tangga lagu. Kemenangan mereka pada Brit Award di tahun 2001 sempat menjadi olok-olok musisi lainnya. Namun trend selalu berputar, setelah masa-masa puncak keemasan, A1 harus menghadapi kenyataan pudarnya kejayaan mereka. Boyband ini mengalami perpecahan setelah ditinggal oleh salah seorang dari pendiri awalnya, Paul Marazzi, di tahun 2002.
Enam tahun kemudian setelah perceraian mereka, di di akhir 2008, ketiga anggota yang tersisa, tanpa Paul Marazzi, mengumumkan lewat situs mereka di Myspace akan bergabung kembali untuk bermain dalam sejumlah konser di Oslo pada penghujung tahun itu. Mereka kemudian merilis ’Take You Home’ di iTunes untuk mendukung promosi konser mereka tersebut. Dan lagu tersebut berhasil nangkring di posisi 9 berdasarkan jumlah pengunduhan. Sejak saat itu mereka kembali lepas landas secara perlahan namun pasti. Di tahun 2009 diumumkan kalau mereka akan mewakili Norwegia dalam Eurovision Song Contest 2010 dengan single kedua mereka ’ Don't Wanna Lose You Again’. Single kedua sejak kembalinya mereka ini berhasil mencatatkan sukses pengunduhan pada posisi nomor 4 di Norwegia. Akhirnya pada Maret 2010 mereka memutuskan untuk memulai tur dunia diawali di sejumlah kota di Norwegia. Dan pada pertengahan Oktober lalu akhirnya dirilis juga studio album pertama setelah yang terakhir pada delapan tahun lalu.
Untuk menganggap serius musik karya sebuah boyband nampaknya memang sebuah dilema. Bisa dikatakan musik boyband itu merupakan guilty pleasures. Namun rasa-rasanya A1 bisa dikatakan sebuah pengecualian. Boyband ini anggotanya terdiri dari penyanyi yang juga penulis lagu dan pemain instrumen. Jadi mungkin itu sebabnya mereka berhasil menghasilkan lagu pop yang kupinggenic hingga memikat banyak penikmat musik tanpa jatuh terkesan murahan. Album teranyar mereka ini selain mereka produseri sendiri, keseluruhan lagunya merupakan karya mereka dibantu sejumlah penulis lainnya.
Berisikan 12 tembang, album ini dibuka dengan tembang ’It Happens Everyday’ yang meski liriknya sedikit melankolis namun musiknya justru terkesan energetik dengan sedikit sentuhan rock dengan riff gitar maupun interpretasi vokal yang powerful. Alunan choir pada bagian intro dan bridge menambah kesan megah lagu ini. Lagu ini memberikan semangat dan mengangkat mood secara lirik maupun melodi buat kita yang mendengarnya. Dilanjutkan dengan ’Don’t Wanna Lose You Again’ yang didominasi dengan permainan piano dan meningkat lewat strings violin serta diimbuhi sedikit efek electro hingga terasa dinamis dan kontemporer dengan tempo yang cepat. Track ketiga, ’In Love and Hate It’, A1 membawa kita menikmati pengalaman jatuh cinta yang membuat kita kadang merasakan dan melakukan berbagai hal yang bodoh dan sebenarnya tidak kita sukai. Perhatikan liriknya I'm in love and feel so naked /What am I supposed to do/ I wanna be with you. Tembang ini lebih kental dengan balutan pop dengan sentuhan synth. Berlanjut dengan ’Bad Enough’ yang melankolis namun tetap dibalut dengan tempo yang cepat dalam nuansa new wave. A1 kemudian membawa kita bergoyang dengan ’Nothing In Common’ lewat irama rock dan sentuhan electro dengan detak yang kencang.
Dinamika dengan detak kencang masih kita nikmati lewat ’Take You Home’ benar-benar membuat kita ingin bergoyang. Setelah itu A1 membawa kita bersantai sejenak lewat ’Six Feet Under’ yang didominasi oleh permainan violin section. Sedikit pembeda di tembang ini adalah aransemen vokal mereka dengan falsetto pada bagian chorus. ’Good Things, Bad People’ masih dalam atmosfir bersantai dibalut dengan aroma new wave namun dalam suasana kontemplatif lewat liriknya yang mengena dengan kehidupan sehari-hari, why the good things happen to bad people/bad people don’t deserve itu /why the bad things happen to good people/good people don’t deserve it.
Lewat ‘Perfect Disaster’ A1 membawa kita untuk melihat sisi positif dari kejadian yang negatif dan berjuang mengatasinya. Tembang ini yang kental dengan nuansa pop ini didominasi permainan piano dan drum. ‘The Life That Could Have Been’ dalam balutan pop ringan yang liriknya berkisah tentang pertemuan dengan mantan kekasih yang ternyata akan menikah dengan pria lain dan membuat kita berandai-andai seperti apa seandainya jika dulu tak berpisah. Lewat ‘Out There’ mereka mengajak kita meninggalkan kesedihan setelah perpisahan dan memandang dunia di luar sana untuk menemukan cinta sejati kita.
Album ini ditutup dengan tembang bernuansa akustik lewat denting piano yang mendominasi, ’Waiting for Daylight’. Lagu yang melankolis ini seakan mengingatkan kita untuk tidak terus tinggal dalam kemuraman dan menantikan terang yang akan datang. Dengan beberapa elemen nuansa musik dan lapisan emosi, album ini memang berhasil memikat saya. Di awal album seakan mengisahkan pertemuan kembali sepasang kekasih seakan menjadi ilustrasi kembali bersatunya A1 dengan penggemar-penggemar lamanya. Pada pertengahan album A1 mengisahkan tentang berbagai macam kemungkinan emosi dan kejadian yang dapat dialami dalam menjalani sebuah hubungan. Diakhiri dengan perjuangan dan harapan untuk mengatasi keadaan yang buruk. Sebuah album dengan kisah yang sangat menarik untuk diikuti.
(Timmy / CreativeDisc Contributors)
Track list
No.TitleWriter(s)Length
1."It Happens Everyday" Ben Adams, Christian Ingebrigtsen, Mark Read4:06
2."Don't Wanna Lose You Again" Adams, Ingebrigtsen, Read, David Eriksen3:28
3."In Love and I Hate It" Adams, Read, Ingebrigtsen, Martin Sjølie, Micheal Hunter Ochs3:36
4."Bad Enough" Adams, Ingebrigtsen, Read, Simen M. Eriksrud4:10
5."Nothing in Common" Adams, Ingebrigtsen, Read, Eriksen3:12
6."Take You Home" Hans Petter Aaserud, Adams, Ingebrigtsen, Read3:26
7."Six Feet Under" Adams, Ingebrigtsen, Read, Eriksrud2:45
8."Good Things, Bad People" Adams, Ingebrigtsen, Read, Eriksen3:33
9."Perfect Disaster" Adams, Ingebrigtsen, Read, Arvid Wam Solvang3:43
10."The Life That Could Have Been" Adams, Ingebrigtsen, Read, Morten Noess3:34
11."Out There" Adams, Ingebrigtsen, Read, Sjølie3:40
12."Waiting for Daylight" Adams, Ingebrigtsen, Read, Jez Ashurst5:20
Bonus Track:
13. "Everytime" 2012 Acoustic Version
14. "Like A Rose" 2010 Version
15. "Caught In The Middle" 2012 Acoustic Version