Jessie J Live in JI Expo, Jakarta

Oleh: welly - 24 Mar 2012

Image and video hosting by TinyPic

Kedatangan penyanyi dengan nama panggung Jessie J tersebut memang sudah lama ditunggu-tunggu. Tak heran, sejak siang hari menjelang sore, kawasan JIEXPO Kemayoran sudah mulai dipenuhi oleh heartbeats setia dan juga para penikmat konser yang sudah tidak sabar menyaksikan aksi musisi berumur 23 tahun ini, sebagai rangkaian dari 'Jessie J 2012 Tour'.

Konser kali ini tidak semata-mata menampilkan Jessie J saja, melainkan ada dua artis yang turut menyemarakkan malam itu. Pond’s Teen Concert sebagai sponsor utama konser kali ini tentunya gak mau tanggung-tanggung memberikan kejutan. Afgan, penyanyi muda yang digandrungi remaja seantero Indonesia ini pun didaulat sebagai salah satu pembuka penampilan malam itu. Untuk memberikan citarasa internasional pada penampilannya, ia pun menggelar setlist nya yang penuh dengan taburan lagu-lagu hits mancanegara, seperti “We Found Love” (Rihanna), “Without You” (David Guetta & Usher), “Paradise” (Coldplay), “Rolling In The Deep” (Adele), serta “I Will Always Love You” milik Whitney Houston yang dibawakan sebagai lagu pembuka penampilannya. Tentu saja setlist lagu tersebut membakar semangat penonton untuk ikut bernyanyi bersama. Dan sebagai lagu penutup, Afgan pun menyanyikan satu-satunya hits miliknya sendiri malam itu, “Panah Asmara”.

Opening selanjutnya yang juga tidak kalah meriah adalah girl-group yang muncul pertama kali tahun 2011 lalu bernama Blush. GirlBand yang anggotanya berasal dari 5 negara yang berbeda dari benua Asia ini tampil membawakan 6 lagu. Anjeli (Philippines), Alisha (India), Ji Hae (South Korea), Natsuko (Japan), dan Victoria (China) membuka penampilan mereka dengan membawakan lagu berjudul “Warrior”, sambil berbusana ala pejuang samurai lengkap dengan pedang di tangan masing-masing. Setelah lagu pertama, mereka pun turun panggung untuk berganti kostum. Jeda waktu pun diisi dengan tayangan video awal terbentuknya Blush yang dimulai dari ajang pencarian bakat ‘Project Lotus: The Search for Blush’. Dengan kostum berbeda, Blush kembali ke atas panggung untuk membawakan lagu selanjutnya, “Electric”. Untuk lebih mengakrabkan diri dengan penonton, mereka pun menyapa penonton, sembari memperkenalkan lagu berikutnya, yaitu salah satu hits mereka yang tidak asing lagi, “Undivided”. Sayangnya, lagu yang sekiranya bisa dibuat sing-along oleh penonton tersebut, dibawakan secara acappella. Diluar dugaan memang, mengingat lagu tersebut yang paling melekat di telinga penonton, dan tentunya bisa mengangkat suasana jika dibawakan dengan iringan musik aslinya. Namun tetap saja versi yang dibawakan malam itu sangat spesial, karena penonton bisa menikmati vokal mereka yang sangat tidak mengecewakan, ditambah harmonisasi vokal mereka yang menyatu dan enak didengar. Hits berikutnya yang dibawakan, “Dance On”. Lagu yang sempat menjadi jawara Billboard Dance Chart ini pun kembali membuat penonton bergoyang. “Sweetly Leave Me” yang memiliki taste India dibawakan selanjutnya. Deklarasi jenis musik A-Pop atau Asian Pop yang menjadi ciri khas mereka pun semakin jelas ditunjukkan melalui lagu ini. Dan sebagai penutup setlist mereka, lagu yang merupakan single ketiga pun dimainkan. Lagu berjudul “All-Stars” yang sedang dipersiapkan video klipnya tersebut menjadi pamungkas penampilan mereka. Keseluruhan penampilan mereka terbilang bagus. Dengan kualitas vokal prima, mereka pun tampil membawakan lagu-lagu yang belum akrab di telinga penonton dengan baik. Hanya saja, sound system yang ada tidak cukup mendukung penampilan mereka. Musik yang seluruhnya disajikan lewat minus-one itu pun tidak terlalu terdengar jelas dan malah kalah dengan suara vokal mereka; terutama bagi penonton yang ada di barisan tengah ke belakang, seperti saya yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk hall. Dengan gelisah, saya pun berharap penuh semoga keburukan sound tersebut tidak berlaku untuk penampilan bintang utamanya.

Akhirnya, setelah menunggu agak lama (kurang lebih 45 menit), the show is about to start. Dengan intro “Who’s Laughing Now” yang mulai diperdengarkan, Jessie pun muncul di atas panggung yang berlatarkan tulisan nama Jessie J ukuran besar yang terpampang di layar. Dengan gaun panjang berwarna biru tosca, Jessie tampil penuh semangat dalam membawakan salah satu lagu hitsnya tersebut, dengan format full band lengkap dengan dua penyanyi latarnya. Sontak, penonton yang sudah lama menunggu pun seakan melupakan penatnya dan turut bergoyang dan bernyanyi bersama. Tidak lupa, Jessie menyelipkan kata Jakarta di salah satu bait lirik lagunya tersebut, yang tentunya memancing emosi penonton untuk berteriak kegirangan. Tanpa break, lagu “Rainbow” dimainkan. Opening yang menyenangkan. Sapaan hangat pada penonton pun diucapkan selepas lagu kedua. Sedikit lelucon dilontarkan, sambil turut menyanyikan sebait lagu populer Disney, “A Whole New World”. Setelah bercakap-cakap sebentar, Jessie pun melanjutkan rangkaian lagunya malam itu, dengan membawakan “Stand Up”, dengan koor penonton menyanyikan bagian ‘stand up’bersama-sama. Lagu berikutnya? Intro salah satu lagu favorit saya (dari 4 lagu) di album Who You Are dimainkan. Yup, “Casualty of Love” masuk di setlist malam itu. Tentunya, saya menjadi salah satu dari penonton yang sangat senang karena lagu tersebut dimainkan, dan ikut-ikutan sing-along. Dan kegembiraan saya pun tidak berhenti sampai disitu saja, karena suara viola (atau cello) yang menjadi intro “Nobody’s Perfect” (yang juga jadi jadi lagu favorit saya) dimainkan selanjutnya, tanpa jeda. Dan Hall D JIEXPO terasa semakin panas. Koor penonton tidak berhenti bernyanyi dari awal lagu hingga akhir, termasuk saya. Jessie tahu benar kalau penonton memang datang untuk bersenang-senang, karena lagu berikutnya, “Abracadabra”, masih akan membuat penontonnya menari.

Melalui konser ini, Jessie ingin membuat penampilannya spesial dan dikenang oleh penggemarnya. Dengan konsep akustik (diiringi gitar saja), Jessie mengawali penampilan berikutnya dengan mengajak penonton yang ada untuk tidak merekam 2 lagu berikutnya, dengan alasan ingin menjadikan saat tersebut sebagai momen yang intim antara Jessie dan penggemarnya. Lagu “Technology” dan “L.O.V.E.” dibawakan berturut-turut, dengan suasana yang tenang dan romantis. She knows how to treat her fans. Atmosfir yang terbangun semakin terasa emosional saat Jessie mengucapkan terima kasih atas sambutan para heartbeats yang meriah untuknya, dan disaat yang bersamaan wajah Jessie yang terlihat sendu pun ditampilkan di layar yang ada di sisi kiri dan kanan panggung. Dan kalimat “thank you for excepting me for me..” menjadi pengantar intro lagu “Who You Are”. Lagu favorit saya yang ketiga ini terasa semakin mengena saat dibawakan secara live saat itu. Bumbu tarikan nada yang panjang di bagian bridge membuat penonton bersorak semakin kencang, menunjukkan kekaguman vokalnya yang sangat prima yang ditampilkannya. Dan emosi yang dibangun melalui lagu tersebut membuat beberapa penonton menitikkan air mata, bahkan sampai menangis (sempat terekam kamera dan ditampilkan di layar konser).

Setelah berhasil memainkan emosi penonton, Jessie kembali menghentak dengan membawakan lagu “Mamma Knows Best” yang berirama pop-jazz. Kelar lagu, Jessie menghilang dari atas panggung, dan sempat menimbulkan sedikit kebingungan bagi saya apakah konsernya sudah selesai atau belum karena Jessie sempat mengucapkan “thank you” sembari turun, namun masih membuat saya tidak beranjak karena masih ada beberapa lagu hitsnya yang belum dibawakan. Setelah dibiarkan menggantung selama kurang lebih 10 menit,

Jessie pun kembali ke atas panggung bersama personil bandnya. Dengan outfit yang lebih berani, hanya menggunakan pakaian dengan model potongan baju renang one-piece berwarna sama seperti kostum sebelumnya (yang rupanya adalah bagian atas dari gaun yang sebelumnya dipakai, hanya saja digunakan tanpa kain rok panjangnya) dan dibalut jaket kulit hitam serta baseball cap yang juga berwarna hitam, Jessie memulai rangkaian top 10 hits-nya yang dimulai dengan “Do It Like A Dude” (lagu favorit keempat saya). Mengadopsi gaya seperti di video klipnya (jaket kulit dan topi), Jessie bernyanyi dan bergerak dengan enerjik ke kiri dan kanan panggung, menunjukkan sedikit gaya maskulinnya. Memasuki lagu berikutnya, Jessie membuka jaketnya dan mengajak seorang fans perempuan keatas panggungnya. Masih ingat fans yang tersorot kamera saat menangis saat lagu “Who You Are”? Ya, remaja beruntung tersebut (bernama Hanna, sama seperti nama adik Jessie) dipanggil ke atas panggung untuk berduet bersama Jessie di lagu berikutnya, “Price Tag”. Yang pasti, banyak yang sedikit iri dengan gadis tersebut, karena dengan bermodal berdiri paling depan, menangis, dan tersorot kamera, bisa naik ke atas panggung menemani Jessie. Penampilan itu bisa dilihat disini And worse (but good for her), Jessie mengambil handphonemiliknya dan langsung mengambil foto berdua. Makin ngiri aja nih. But the show must go on, dan koor pun bernyanyi mengiringi lagu tersebut (bagian rap milik B.o.B dinyanyikan sendiri oleh Jessie, tidak dihilangkan). Konser malam itu mendekati puncaknya, saat Jessie (akhirnya) membawakan lagu pamungkasnya yang sedang merajai chart musik dimana-mana saat ini, yaitu “Domino”. Dan pada penampilan terakhirnya tersebut, Jessie menyempatkan diri untuk mengambil t-shirt yang dilempar penonton ke atas panggung dan memakainya, kemudian menutup konsernya tersebut.

Penampilan Jessie J malam itu sangat tidak mengecewakan. Saya merasa puas dengan aksi yang ditampilkannya, meskipun saya hanya bisa menyaksikannya dari deretan belakang. Energi yang dipancarkannya kepada penonton malam itu mampu membawa suasana konser seperti pesta, terdapat keceriaan di sepanjang acara. Kualitas vokal yang sudah tidak diragukan lagi memang menjadi andalannya. Ciri khas menyanyi dengan tarikan nada panjang dan teknik melisma yang ditampilkan di beberapa lagu memang patut diacungi jempol.

She’s not just a singer, but a performer. Kekaguman saya terhadap seorang Jessie J semakin bertambah, bukan hanya dari lagu dan suaranya, tapi penampilan dan kepiawaiannya menghibur penonton. Salut untuk Jessie J dan bandnya atas penampilan mereka malam itu. Dan satu lagi, kualitas buruk dari sound yang muncul saat penampilan Blush, tidak berlaku pada Jessie J. A little not too fair for them, but however she’s the star for the night, and she deserved the (very) best. Satu kata dari saya untuk konser malam itu: excellent!

(Rendy / CreativeDisc Contributors)

welly
More from Creative Disc