Released by: Sony Music Indonesia
Dua dari tiga lagu nomor 1 Alexandra Burke berirama dance. Maka dari itu, ketika hendak kembali beraksi untuk menempati puncak tangga lagu, ia mengeset sebuah lagu dance yang berjudul ‘Let It Go‘ sebagai single andalan dari album studio keduanya, “Heartbreak On Hold”. Lagu ini diciptakan oleh Belle Humble, Mich Hansen, dan Jason Gill dan diproduseri oleh Cutfather dan Jason Gill. Dan karena ini zamannya menyetel lagu-lagu penuh hentakan dalam musik yang riang gembira, ‘Let It Go’ jago banget untuk memeriahkan suasana dan menjadi pilihan saat membutuhkan nuansa musik yang ribut. Ribut, bukan gaduh.
Ini jenis lagu yang bisa kita dengarkan sepangjang hari. Mau siang apa malam. Terserah. Unsur dance yang dikandungnya tak generik, cenderung dinamis. Intronya menggoda, bertahan hingga lagu mencapai verse. Hook di dalam lagu ini membuatnya kehilangan originalitas, membuat lagunya berada dalam posisi kritis. Terlalu Britney, terlalu berniat untuk menanamkan ide “let it go, go go go” pada semua pendengar.
Ada pendapat bahwa lagu-lagu dance sedemikian yang seperti membuat penyanyi sebrilian Alexandra kehilangan momentum untuk memamerkan kemampuan vokalnya yang bernilai A. Memang benar adanya, karena minimnya kesempatan baginya untuk mengekspos vokal secara gila-gilaan di lagu ini. Tapi coba dengarkan bagian akhir lagunya. Ada permainan vokal yang dilakukan Alexandra untuk membuat kita tidak melupakan bahwa ia seorang vokalis yang handal.
Lihat bagaimana Alexandra mampu mengajak orang-orang untuk berpesta bersamanya dalam video musik untuk single ini. Seperti itu pula harapan bagi siapapun yang mendengarkan ‘Let It Go’ untuk tertular semangat yang dibawanya. Toh, lagu ini punya lirik yang mengajak kita untuk sejenak melepaskan beban hidup. “Time can be the perfect remedy” kata lagu ini. Dan alangkah baiknya waktu itu dipakai untuk menikmati dan bersyukur atas apa yang ada sekarang, tanpa berkeluh kesah mengenai apa yang tidak ada.
Leave a Reply