Released by: Sony Music Entertainment Indonesia
Setelah comeback Delphic pada awal tahun ini, sepertinya synth pop akan kembali berjaya. Dan pernyataan tersebut akan semakin terasa nyata ketika berhembus kabar mengenai perilisan album teranyar milik Hurts, “Exile”. Duo Theo Hutchcraft dan Adam Anderson yang telah mencurahkan perhatiannya selama 3 tahun terakhir pada album ini, terlihat begitu antusias akan ekspektasi masyarakat mainstream terhadap “Exile”. Dengan mengambil tema yang lebih gelap dibanding album pertama mereka, “Happiness”, Hurts terlihat berusaha untuk mengaktualisasikan diri mereka terhadap skena musik masa kini.
Secara keseluruhan ada yang berubah pada album sophomore mereka kali ini. Vokal Theo Hutchcraft terdengar lebih membius dan mampu menjangkau range-range yang luas. Melodius dan gelap, seperti gaya vokal ala Matthew Bellamy dari Muse. Ya, sebenarnya hal itu sah-sah saja mengingat sebagian besar tema album ini berisi tentang imajinasi yang aneh, perpisahan, depresi, dan segala drama yang melingkupi di belakangnya. Track “The Road” dapat menjadi keampuhan vokal Theo kali ini. Atau mungkin dalam track “Miracle”, anda dapat mendengar vokal Hutchcraft yang terdengar sangat anthemic dan terasa sekali ada keputusasaan yang ingin diutarakan olehnya. Sungguh menarik.
Dan tak sepenuhnya anda hanya akan menemukan hal-hal yang baru pada Hurts. Pada track “Cupid” anda akan sedikit bernostalgia ke dalam masa-masa album “Happiness” dimana penggunaan electronic soundnya agak berlebihan menurut saya. High point pada album ini menurut saya terletak pada track “Somebody To Die For” yang mampu terdengar sangat emosional dan padu dengan penggunaan instrumen yang cerdas. Track “The Rope” juga terdengar sangat brilian dimana bunyi synth dan samar-samar bunyi dubstep-nya seperti mampu mendoktrin anda bahwa lagu ini merupakan cerminan apa yang dimaksud dengan musik pop masa depan, walaupun pada album ini anda juga akan menemukan aura musik pop masa lalu ala Prodigy dan Massive Attack pada track “Exile” dan “Sandman”.
Mungkin banyak kritikus yang mengatakan bahwa mereka kehilangan jati diri mereka pada album ini, namun bukankah mereka sendiri yang mengatakan bahwa mereka ingin makin terdengar pop dari sebelumnya? Jadi setidaknya album ini masih mengandung konsep yang mereka pertahankan, dimana menurut saya mereka tidak mengubah jati diri mereka, namun hanya berusaha mengaktualisasikan diri mereka lebih jauh lagi. Moreover, “Exile” sendiri merupakan cerminan dari apa yang penggemar inginkan dari Hurts, jadi mungkin saja tidak ada fans yang ragu untuk membeli album ini. Dan hal baiknya adalah keseluruhan album ini merupakan sebuah kerja keras yang terlihat nyata, dimana konsep dan eksekusi penggarapannya terbilang sejalan, sehingga tak berlebihan rasanya kalau saya benar-benar merekomendasikan “Exile” untuk anda nikmati.
Beli CD Hurts “Exile” Rp. 85.000,- silahkan isi form disini
(Galih Gumelar / CreativeDisc Contributor)
TRACKLIST
1. “Exile” 4:17
2. “Miracle” 3:44
3. “Sandman” 3:54
4. “Blind” 4:23
5. “Only You” 4:29
6. “The Road” 4:35
7. “Cupid” 2:42
8. “Mercy” 4:06
9. “The Crow” 5:33
10. “Somebody to Die For” 4:35
11. “The Rope” 4:14
12. “Help” 4:17
Related posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
Popular Posts
-
10 Video Musik Bertema LGBTQ Yang Paling Berkesan posted on September 22, 2017
-
Creative Disc Exclusive Single: 27 June 2022 posted on June 27, 2022
-
10 Label Rekaman Indonesia yang Mendominasi Industri Musik Saat Ini posted on February 19, 2021
-
10 Lagu Indonesia Yang “Terdengar” Seperti Lagu Internasional posted on June 12, 2017
-
Mau Nonton Konser, Kamu Pilih Kelas Yang Mana? posted on June 10, 2017
Pertama denger beberapa lagunya memang terasa ‘Ini kayak lagu band/penyanyi yang itu ya?’, tapi secara keseluruhan perkembangan mereka cukup terasa dan lebih ‘gigit’ meskipun dosis dramatisnya sedikit berlebihan :p
Buat yang udah familiar sejak era Happiness ataupun pendengar baru, sama-sama direkomendasikan.