Bloc Party sukses menggoyang Jakarta

Oleh: welly - 22 Mar 2013

Image and video hosting by TinyPic

Membawa kemeriahan british post punk dari London ke Indonesia. Benar, itulah misi yang diusung band asal Inggris, Bloc Party dalam lawatannya ke Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada tanggal 20 Maret kemarin. Semua penggemar yang telah menunggu selama 8 tahun dan rilisan 4 album mereka akhirnya dapat dengan riang berpesta bersama mereka, tak terkecuali saya. Dan dalam perjalanan menuju venue, saya bertemu dengan 2 mahasiswa antusias bernama Shela dan Faizal yang khusus datang dari Bandung hanya untuk dapat melihat mereka. Ya, disini saya sudah dapat melihat betapa besarnya arti konser Bloc Party ini bagi mereka berdua.

Pihak promotor mengatakan bahwa seharusnya opening act tampil pada pukul 19.30 sedangkan Bloc Party sendiri dijadwalkan tampil pada pukul 20.45. Tetapi apa daya, manusia hanya dapat berencana, namun Tuhanlah yang menentukan. The Adams, sebuah band indie papan atas Indonesia yang didaulat sebagai opening act pada malam itu akhirnya tampil menghibur penonton mulai pukul 20.30 hingga 21.00. Semula ada harapan final check sound Bloc Party selepas opening act akan berlangsung singkat, tetapi malah justru memakan waktu 1 jam lamanya. Dan setelah penantian lama, akhirnya Kele Okereke, Matt Tong, Gordon Moakes, dan Russell Lissack memasuki panggung pada pukul 22.00. Yang lebih spesial pada malam itu adalah sang drummer, Matt Tong hanya mengenakan boxer saja, tanpa menggunakan atasan apapun. Lebih lucunya lagi, Matt sempat memperagakan beberapa pose ala binaragawan pada saat sebelum encore. Sungguh penantian lama ini benar-benar worth to wait.

“What’s up Jakarta!!!” sahut Kele Okereke yang diikuti dengan teriakan antusias para penonton. Tanpa ba-bi-bu lebih lanjut, mereka langsung memainkan lagu “So He Begins To Lie” yang dilanjut dengan “Trojan Horse”, dimana sayatan gitar Russel Lisssack berpadu dengan kilatan lighting panggung yang simultan. Setelah kedua lagu tersebut, dengan nada persuasif Kele berteriak “We came here from London just to make you dance. So get up and dance!” yang seolah-olah mengajak penonton di bagian tribun untuk berdiri dan menikmati sajian musik dari Bloc Party. Benar saja, pada lagu “Hunting For Witches” semua penonton berdiri dan berjingkrak mengikuti alunan musik yang dimainkan. Dan pada konser ini juga saya merasa sedikit kasihan dengan Gordon Moakes yang bergonta-ganti instrumen dari marching bells pada lagu “Waiting For The 7.18” hingga keyboard pada lagu “One More Chance”. Namun mungkin itulah konsekuensi dari menjadi seorang Gordon Moakes.

Pencahayaan yang luar biasa (dan pastinya juga crowd penonton) mengiringi lagu “Song For Clay (Disappear Here)” yang langsung dilanjut tanpa jeda dengan lagu “Banquet”. Penonton mulai bergoyang lagi pada saat lagu “Octopus” dimainkan, namun goyangan dan jingkrakan penonton seolah terhenti ketika Kele mengatakan “Thank You Jakarta!” setelah lagu terakhir pada setlist mereka, “We’re Not Good People”, dan bahkan langsung meninggalkan panggung. Namun tak lama kemudian encore pertama dimainkan, dan ada hal yang sangat manis dikatakan oleh Kele pada saat lagu “This Modern Love” akan dilantunkan. “This song is for all of us who’ve waited for 8 years!!” yang diiringi teriakan histeris penonton. Encore pun dilanjut dengan lagu “Flux” yang menggunakan beberapa bait lagu “We Found Love” milik Rihanna sebagai bagian intro yang menarik. Hal ini juga mereka lakukan pada saat konser di Malaysia dan Australia beberapa waktu silam.

Encore kedua pun dilanjut dimana semuanya berisi lagu-lagu klasik milik mereka pada album “Silent Alarm” dan “A Weekend in The City”. Dan pada lagu terakhir, “Helicopter”, dijatuhkanlah dua buah balon kubik raksasa yang di-moshing secara bergiliran oleh para penonton. Bahkan saking antusiasnya, penonton sampai mengempiskan salah satu balon yang terpental-pental tersebut. Akhirnya setelah sekitar 100 menit, 13 set lagu, dan 2 encore list digeber habis-habisan, Bloc Party benar-benar meninggalkan panggung.

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikritisi dari konser ini. Feedback microphone yang berdenging pada saat opening act, Encore yang sudah terprediksi dan terkesan dibuat-buat, hingga lamanya jeda antara open gate hingga konser dimulai merupakan hal-hal yang patut dicermati. Namun Bloc Party telah memberikan sebuah sajian musik yang intim dan personal. Mereka tahu bagaimana memperlakukan penggemar-penggemarnya dengan baik dan tak ada kata menyesal yang terlontar dari para penonton yang datang ke Tennis Indoor Senayan pada malam itu. And final words, thank you Bloc Party for such an amazing show!!

(Galih Gumelar / CreativeDisc Contributors)

Photo by : Budi Susanto

Special Thanks to Ismaya Live

Setlist:

1.So He Begins To Lie

2.Trojan Horse

3.Hunting For Witches

4.Positive Tension

5.Real Talk

6.Waiting For The 7.18

7.Song For Clay (Disappear Here)

8.Banquet

9.Coliseum

10.Day Four

11.One More Chance

12.Octopus

13.We’re Not Good People

Encore 1

1.Ares

2.This Modern Love

3.Flux (with “We Found Love” by Rihanna in the beginning of the song)

Encore 2

1.Sunday

2.Like Eating Glass

3.Helicopter

(Personal thanks untuk Nashela Aqfripa dan Faizal Hidayat yang sudah meng-accompany saya dalam journey kali ini)

welly
More from Creative Disc