Dingin Hujan nan Khidmat di konser Mono, Bandung

Oleh: welly - 09 Apr 2013

Sabtu (6/4) lalu bertempat di Teater Terbuka Dago Tea House, Bandung menjadi saksi raungan instrumentalia band post-rock asal Jepang, MONO dalam tur album “For My Parents” yang berlanjut hingga Mexico.

StarD Protainment yang menjadi promotor rasanya tidak salah memilih Bandung guna menghelat konser ini, selain mengukuhkan kota Bandung sebagai “Kota Post-Rock”, hantaman hujan semenjak shubuh membangun kekhidmatan tersendiri bagi penikmat post-rock yang hadir malam itu.

Pukul 20.30, kuartet Takaakira "Taka" Goto (guitar), Tamaki (bass, piano), Yoda (guitar), Yasunori Takada (drums) pun menaiki panggung. Venue terbuka dengan latar citylights, hamparan pemukiman penduduk, dingin yang menusuk, hujan yang tak berniat untuk melepaskan peluk, membuat malam itu sempurna. Dibuka dengan “Legend” dari album “For My Parents (2012)”, kekhusyukan malam itu dimulai. Penonton yang hadir tampak menggunakan payung, jas hujan, atau yang hanya berbalut jaket memilih berteduh dibelakang, mengikuti dengan tenang.

Dilanjutkan dengan “Burial at Sea”, lalu “Dream Odissey”, Tamaki, satu-satunya personil wanita di band ini, memainkan piano membuka lagu. Memang seluruh lagu MONO berformat instrumental, tapi malam itu atmosfer yang sempurna, meyakinkan semua bahwa tak ada kata yang bisa menggambarkan suasana yang dibangun komposisi musik MONO. “Pure as Snow (Trails of the Winter Storm)” dari album “Hymn to the Immortal Wind (2009)” dibuka dengan lambat sebelum akhirnya “meledak” dengan distorsi gitar penuh noise duet Taka dan Yoda. Lalu “Follow the Map”, “Unseen Harbor”, dan sebuah klimaks pada judul “Ashes in the Snow”, sebelum akhirnya “Halcyon (Beautiful Days)” dan “Everlasting Light” yang berakhir epic menutup pertunjukan malam itu menjadi Everlasting Night!

Meski tak sepatah katapun personil MONO menyapa penggemar mereka malam itu, hampir semua yang datang sangat tersentuh. Sound malam itu terasa begitu sempurna, lighting yang memang tak bisa digunakan maksimal karna hujan yag tak memberikan jeda pun terasa pas. Komposisi musik MONO yang mengambil referensi dari musik klasik memberikan ciri tersendiri, build-up yang tepat, lalu diselingi raungan gitar, musik MONO seperti memberikan harapan, esok hari kan cerah, esok kan lebih baik.

MONO menyentuh kalbu penonton malam itu, khusyuk dalam alunan instrumental brilian. Hujan yang membasahi memiliki peran penting malam itu, disamping udara dingin menusuk tulang, tak ada gadgetpengambil gambar yang mengganggu khidmatnya malam itu.

StarD Protainment harus dianugerai gelar sebagai penemu, dengan membuat ramuan pengaduk harapan; Hujan + Dingin + MONO = Everlasting Night!

(Noverdy Putra)

Photo By Shean

Special Thanks to StarD Protainment

Setlist:

1.Legend

2.Burial at Sea

3.Dream Odissey

4.Pure as Snow (Trails of the Winter Storm)

5.Follow the Map

6.Unseen Harbor

7.Ashes in the Snow

8.Halcyon (Beautiful Days)

9.Everlasting Light

welly
More from Creative Disc