Konser Spiritual Sigur Ros di Jakarta

Oleh: welly - 12 May 2013

Setelah beberapa tahun menanti, akhirnya promotor Flux and Play dan Blood Brothers Indonesia memuaskan dahaga spiritual dari jamaah shoegaze-iah setelah Jon Por "Jonsi" Birgisson (Vokal, Gitar), Georg "Goggi" Holm (Bass, Backing Vocal) dan Orri Pall Dyrason (Drum) menjejakan kaki mereka di Istora Senayan Jumat 10 Mei 2013. Cukup menanti lama untuk dimulainya penampilan perdana Sigur Ros di Jakarta, akhirnya jam 21:00 dimulailah perjalanan spiritual dengan dilantunkannya "Yfirboard" menjadi pembuka dari 14 reportoar yang sudah disiapkan untuk membius penonton malam itu. Tirai putih transparan yang membentang dijadikan sebagai batas antara dimensi sigur ros dengan dimensi nyata dari penonton. Sepanjang lagu pertama, tirai putih melukiskan visual yang nampak surealis dilukiskan seirama dengan detak-detak nada yang dimainkan oleh trio dari Islandia yang terlihat samar dari balik tirai.

Di pertengahan lagu Ny Beterri yang menjadi lagu kedua, tirai putih dihujamkan untuk menghisap penonton masuk ke dalam dimesi Sigur Ros. Set panggung yang dalam keadaan telanjang terlihat tidak kalah indahnya, berjejer rangkaian instalasi dari lampu pijar yang bercahaya muram, dengan ornamen LCD yang tidak terlalu besar sebagai latarnya. Tata cahaya yang dimainkan pun benar-benar melenakan mata yang sepertinya melarang untuk berkedip. Di tiap pergantian lagu, berganti pula visual dan kelincahan tata lampu yang memanjakan mata. Permainan warna yang cenderung gelap menjadi menu pelengkap dalam konser yang khidmad semalam.

Di lagu Sven-g-englar, Jonsi memanggil pemujanya untuk melenguh bersama dengan bersenandung melalui pick-up gitarnya yang beralih fungsi menjadi mic. Set list malam itu perlahan mulai menaikkan tensi adrenalin penonton. Intro piano Hoppipola yang anthemic akhirnya merangsang mulut penonton untuk mengatup menyanyikan sepenggalan lirik lagu tersebut, karena hampir sepanjang pertengahan konser banyak penonton yang mematung terpana, yang mungkin karena kendala bahasa yang membuat penonton harus benar-benar berusaha keras untuk bisa menyanyikan lirik lagu Sigur Ros yang sebagian besar dituliskan dalam bahasa Islandia. Olsen olsen pun kemudian dimainkan untuk mengajak penonton bermain di taman firdaus a la Sigur Ros. Lagu Festival yang dibungkus dalam aransemen yang megah, menjadi bukti kuatnya paru-paru artartic Jonsi yang dengan hanya satu tarikan nafas bisa melenguhkan nada hoplandic selama kurang lebih 30 detik.

Glosoli pun dinobatkan sebagai lagu pembuka encore, lagu yang menjadi marching para pencandu shoegaze untuk "tinggi" menembus batas kesadaran dan Popplagid menutup konser yang sangat epic, dengan penghujung lagu yang diyakini memberikan penonton orgasme klimaks mata dan telinga yang terpancar dari ekspresi wajah mereka.

Konser Sigur ROs selama hampir dua jam dengan Jonsi yang tidak hentinya menyayat gitarnya dengan e-bow, Goggi yang piawai menjamah beberapa instrumen musik dan Orri Pall Dyrason yang memukul perkusi dengan ketukan yang tak lazim serta dibantu oleh 3 penggesek violin, 3 orang peniup terompet dan 2 additional player yang banyak memainkan instrumen musik bermaterialkan metal yang sepertinya mereka pahat sendiri, menjadikan malam itu sebuah pertunjukan audio visual yang nyaris sempurna. Sendainya Jonsi tidak terlalu irit bicara mungkin akan melengkapi syahdunya Jumat malam yang spiritual di Istora Senayan.

@ricky_rahim

Foto by: @bangjose

Special Thanks to Flux and Play & Blood Brothers Entertainment

Setlist:

welly
More from Creative Disc