welly
Released by: Sony Music Entertainment Indonesia
Setelah album Lenka (2008) dan Two (2011), Lenka Kripac memantapkan namanya sebagai musisi pengusung indie-pop yang manis dan menggemaskan, didukung oleh vokalnya yang tidak hanya renyah namun terdengar sangat girlie. Melalui dua album tersebut, Lenka seolah menegaskan jika musik pop manis namun tidak pasaran, memang menjadi andalannya. Namun, apakah di album ketiganya, Shadows, Lenka masih setia dengan pilihannya?
Ternyata masih. Dengan amunisi 11 buah lagu, Shadows dipastikan akan membuat kita kembali terserap dalam rayuan manis Lenka. Namun, setelah dicermati, ada sesuatu yang bergeser dari cara Lenka mengemas lagu-lagunya. Tentu saja dengan menghadirkan Nothing Here But Love, Lenka seolah-olah mengindikasikan jika ia masih seorang Lenka yang sama. Pop manis dengan aransemen yang tak kalah manisnya.
Dan memang, Lenka masih seperti yang kita kenal. Dalam Faster With You ia memasukkan gimmick-gimmick retro dan elektro-pop dalam lagu yang justru bertutur dengan cukup lirih, karena bertutur tentang perpisahan. Kombinasi yang mungkin tidak biasa ini justru mampu menghadirkan konsep yang "Lenka sekali". Shadows masih menghadirkan itu. Ada After The Winter yang ceria, atau Nothing yang minimalis.
Dengan konsep feminim serta jangkauan vokal yang terbatas, pemilihan tempo sedang pun akhirnya mendominasi lagu-lagunya, juga mempersempit ruang gerak Lenka untuk mengeksplorasi estetika bermusiknya. Akan tetapi mungkin inilah kelebihan Lenka. Dreamy, manis dan melodius pun menjadi tawaran yang diajukan.
Coba dengarkan saja Honeybee yang ditulis oleh Lenka bersama Jason Reeves. Ditangan yang salah, lagu yang berjalan dengan sangat lirih ini akan terdengar menjadi pengantar tidur yang sempurna. Namun oleh Lenka ia seolah menjadi sebuah kontemplasi akan sebuah hubungan yang tidak berjalan dengan baik, alih-alih mengerang dalam balutan lirik emosional.
Satu hal yang dapat dicermati, pemilihan lagu dalam Shadows yang lebih banyak hadir dalam nada-nada minor. Dalam dua album sebelumnya, Lenka masih mencoba untuk tampil variatif dengan pemilihan nada maupun komposisi melodi yang lebih berwarna dan luas. setiap lagu dalam Shadows sekarang terdengar melantun lembut, perlahan dan bahkan lirih.
Ada kesan ethereal di dalam lagu-lagunya, seolah-olah ia mencoba mengadopsi musik ala Beach House namun dalam konteks yang lebih ringan. Banyak sekali lagu yang mencerminkan hal ini. Contohlah lagu yang menjadi single utama album, Heart to the Party. Tangan yang bertepuk menjadi pengiring saat Lenka bernyanyi dengan sangat dreamy sekali, seolah-olah mengambang di awan. Otomatis ini mengajak pendengar untuk juga mengawang bersama dirinya.
Simak juga Monster yang terdengar kelam dan atmospheric, meski sulit mengindahkan sentuhan manis Lenka. Dalam Two Hearbeats, kesan ethereal tadi terdengar lebih tebal, karena lagu pilihan instrumen yang mendukung, disamping notasi yang mengejar sesuatu yang sifatnya other-worldly.
Menurut kabar, The Shadows merupakan kumpulan lullaby untuk orang dewasa yang berkisah tentang kelahiran, kematiann cinta, penyesalan, kepolosan, kemandirian dan juga hubungan. Tidak mengherankan jika kemudian Shadows hadir secara lebih low-key atupun ethereal-esque dikarenakan konsep yang diusungnya. Akan tetapi, pastinya proses kehamilan serta kelahiran yang dialami oleh Lenka mempengaruhi proses penulisan lagu-lagu yang terdapat dalam album ini.
Oh ya, Lenka memang terdengar lebih dewasa dengan tema-tema yang lebih gelap. Bahkan pemilihan lagu-lagunya juga sangat mendukung. Akan tetapi jangan kuatir, Shadows masih milik Lenka. Hanya saja, kali ini rasa manis akan terasa sedikit tercampur dengan pahit, getir dan masam. Layaknya kehidupan itu sendiri.
(Haris / CreativeDisc Contributor)
TRACKLIST
1. "Nothing Here But Love" 3:30
2. "Faster With You" 3:42
3. "Heart to the Party" 3:05
4. "After the Winter" 3:32
5. "Find A Way to You" 3:46
6. "Honeybee" 4:19
7. "No Harm Tonight" 4:12
8. "Two Heartbeats" 4:05
9. "Monsters" 2:28
10. "Nothing" 4:23
11. "The Top Of Memory Lane" 4:12
