Club 8, OneRepublic, Mew Sukseskan Guinness Arthurs Day Jakarta

Oleh: welly - 30 Oct 2013

Gelaran Guinness Arthur’s Day 2013 ini dimulai dengan penampilan Club 8, band indie asal Swedia ini sebelumnya pernah datang ke Indonesia namun itu 6 tahun yang lalu, sehingga benar adanya kedatangan mereka kali ini merupakan sebuah obat kerinduan untuk semua fans mereka di Indonesia.

Tepat pukul 19:45 Karolina Komstedt, Johan Angergård dan seluruh additional Club 8, memulai dengan lagu lawas dan Western Hospitality sebelum akhirnya Karolina menyapa semua penonton dan Johan berkata ”It’s been 6 years since we are here, I’m glad to be back here in Indonesia”. Ucapan itu disambut dengan penuh kerinduan oleh seluruh penonton dan dengan tersenyum Karolina mulai menyanyikan All I Can Do, lagu yang tepat untuk bernostalgia kembali.

Setelah memainkan beberapa lagu dari album terbarunya Above The City, suasanya kembali dipanaskan dengan salah satu hits terbaiknya “Saturday Night Engine” sontak penonton bergoyang ala disco-90-an. Berlanjut dengan salah satu hits mellow mereka My Pessimestic Heart, Whatever You Want dan Jesus Walk With Me.

Encore Club 8 dimulai dengan perkataan Johan “are you sure want more?” “YEAAH!!” sorak seluruh penonton. Club 8 memainkan sebuah lagu tribute dari sebuah band favorit mereka dan ditutup dengan Love in December, sebuah lagu yang tepat untuk memulai kembali nostalgia kerinduan akan kehadiran mereka di Indonesia. Namun entah kenapa lagu terakhir ini seperti memberi energi dan harapan bahwa mereka dan fans akan bertemu lagi. Semoga saja.

Berbeda dengan Club 8 yang membuat penonton relax, OneRepublic datang untuk membakar hysteria penonton! Dimulai pukul 21.00 WIB, OneRepublic langsung memanjakan fans dengan sebuah kejutan. Panggung ditutup oleh layar besar yang disinari LED. Bayangan personil OneRepublic muncul dari belakang layar, diikuti cahaya LED yang semakin atraktif. Band yang beranggotakan Ryan Tedder, Eddie Fisher, Drew Brown, Zach Filkins dan Brent Kutzle ini sukses membuka konser ke-2 nya di Jakarta malam itu dengan Light It Up, yang disaksikan penonton dari balik tirai. Di akhir lagu, tirai dibuka dan teriakan 1Rsoldier semakin memenuhi JiExpo.

Dilanjutkan Secrets, All the Right Moves, What You Wanted dan Stop and Stare yang membentuk koor massal, sang frontman, Ryan Tedder cukup interaktif menyapa penonton. ”Terima kasih Indonesia!” dengan logat bule-nya yang kental. “This place is so far away from home, but you guys welcoming us like wow!” OneRepublic langsung membawakan single teranyar mereka, Counting Stars yang semakin menambah kehebohan penonton yang langsung ikut bernyanyi dan bergoyang mengikuti lagu. Ryan Tedder duduk didepan piano nya dan mulai memainkan intro Apologize. Koor penonton kembali terbentuk menyanyikan single paling nge-hits OneRepublic ini. Surprise! Lagu ini ternyata di mash up oleh Ryan dengan Same Love-nya Macklemore, Cry Me a River-nya Justin Timberlake dan We Found Love-nya Rihanna!!

Burning Bridges dan Preachers berhasil membuat bulu kuduk merinding! Sensasi dramatis sukses dibawa Ryan Tedders cs. Ryan Tedder sempat menceritakan kesannya tentang Indonesia. “You guys are crazy! You have no fear! I saw the motorcycle riders in Indonesia, they can ride like.. wosh woosh!”. Ryan terkesima melihat banyaknya jumlah pengendara motor, yang tidak pernah mereka lihat di manapun kecuali di Indonesia! Ryan juga menyukai keindahan Indonesia.

Ryan kembali ke belakang piano dan mulai membawakan I Gotta Woman yang di mash up dengan Gold Digger-nya Kanye West. Wow! He can rap! Ryan Tedder yang malam itu menggunakan jaket kulit dan fedora hitam memang personil yang paling atraktif dan interaktif. Ketika membawakan mash up ini, Ryan bermain piano sambil berdiri dengan satu kaki diatas kursi dan satu kaki lainnya diatas piano! Penonton kembali dibuat merinding sekaligus histeris oleh falsetto Ryan di Can’t Stop. Tak disangka, sepanjang konser, vokal Ryan Tedder sangat stabil, meskipun Ryan bernyanyi kesana-kemari di atas panggung. Backlight panggung merupakan salah satu hal terpenting konser OneRepublic, untuk menghidupkan suasana dan membuat panggung semakin terkesan megah.

Marchin’ On, Something I Need dan I Lived tak hentinya membangkitkan kemeriahan Guinness Arthur’s Day malam itu. OneRepublic kembali memberikan kejutan melalui mash up apik Good Life dan Midnight City (M83). We just love mash-ups, don’t we?

Setelah sempat menghilang ke balik panggung yang diikuti teriakan “WE WANT MORE!” penonton, OneRepublic kembali memanjakan penonton dengan Feel Again sebagai Encore. If I Lose Myself sukses menjadi puncak kemeriahan sekaligus penutup konser mereka malam itu. Ryan Tedder membuka jaketnya dan turun dari stage menuju bagian depan area penonton untuk menyapa 1Rsoldier secara langsung, dihiasi taburan confetti. A great moment!

Tampaknya seluruh penonton puas akan penampilan live OneRepublic di Jakarta. Band ini bahkan jauh lebih bagus yang diperkirakan! “Keren keterlaluan! Nggak nyangka Ryan bakal sekeren itu live, yang biasanya terdengar ngos-ngosan, ternyata nggak!” komentar Dicky dengan wajah sumringah, setelah menyaksikan aksi panggung OneRepublic malam itu bersama teman-temannya.

Setelah One Republic sukses menghangatkan #ArthursDay, terjadi pergeseran penonton, beberapa tampak menuju pintu keluar, yakni mereka yang memang menunggu aksi Ryan Tedder dkk, sementara tampak beberapa yang berlari berhamburan ke depan, mereka adalah frengers, fans Mew yang bersiap menyasikan band pujaan mereka menutup gelaran #ArthursDay .

Dibuka dengan “Making friends” yang merupakan bonus track dari aplikasi “Sensory Spaces” besutan B&O Play dan Mew. “Special” melanjutkan penampilan Mew yang malam itu tampak rapi dengan balutan jas dan kemeja. Penonton pun langsung memanas saat “The Zookeper’s Boy” dibawakan, yang menghadirkan koor massal terutama pada bagian “Are You My Lady, Are You??”

“Snow Brigade” dan “She Spider” menjadi duet kombo lanjutan yang malam itu nampak memuaskan penggemar Mew, meski tampak pemalu, Jonas Bjerre sang vokalis menyempatkan menyapa penonton, Bo Madsen sang gitaris pun tampil komunikatif. Ya kendati mereka tampak berpenampilan formal tapi itu tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk berjingkrakan dibeberapa lagu.

“Apocalypso” dan “Saviours of Jazz Ballet (Fear Me, December)” menghadirkan paduan antara distorsi gagah nan maksimal berpadu dengan angelic voice milik Jonas Bjerre, dan tentu sayup-sayup suara penonton yang selalu menjadi bagian koor massal hampir di setiap lagu yang dibawakan Mew. Puncaknya ketika medley yang berisi nomer instrumental “Circuitry Of The Wolf” dan dilanjutkan dengan “Chinaberry Tree” dan ditutup kembali dengan bagian “Are You My Lady, Are You??”. What an epic night!!

Penonton tanpa diajak beristirahat ketika “New Terrain”, “Hawaii” dan “Klassen”, Klassen merupakan salah sat lagu baru yang akan hadir bersama album baru mereka. Memasuki akhir pertunjukan, “Am I Wry? No” spontan membakar kembali atmosfer penonton, dilanjutkan dengan “156”, bersambut dengan bagian lirik yang diulang Jonas: “Dont You Just Love Goodbyes?”, sebuah kenyataan yang harus diterima penonton malam itu ketika setlist Mew ditutup “Eight Flew Over One Was Destroyed”.

Ketika lagu ini usai dibawakan, personil Mew yang menuju belakang panggung pun langsung disambut teriakan “We Want More!” meski mereka belum sepenuhnya meninggalkan panggung. Akhirnya pertunjukan Mew pada gelaran #ArthursDay malam itu ditutup dengan “Comforting Sounds”, meninggalkan paduan serasi distorsi dan suara tinggi Jonas Bjerre terngiang-ngiang dalam perjalanan pulang.

Sebuah gelaran tahunan akhirnya usai, #ArthursDay tahun ini yang juga menghadirkan Firehouse dan Steelheart di beberapa kota seperti Medan, Surabaya, Makassar dan Bali. Dan JIExpo Kemayoran menjadi saksi penutup gelaran #ArthursDay tahun ini di Indonesia. See You Next Year!! Cheers!!

Teks by Dyka, Sheyla, Noverdy.

Photo by Budi Susanto

welly
More from Creative Disc