Album of The Day: Vampire Weekend - Modern Vampires of the City

Oleh: admincd - 17 Feb 2014

Released by: Sony Music Entertainment Indonesia

Improvement dari segi musikalitas tak selalu diartikan dengan membuat sesuatu yang baru secara njelimet dan berbelit-belit. Tengok saja Vampire Weekend, band asal New York ini memiliki interpretasi yang berbeda dalam mengartikan arti improvement secara bermusik. Ya, walaupun melakukan breakthrough merupakan sebuah hal yang mesti bagi setiap musisi, namun bagi band yang debut bersama band-band indie boom pada dekade 2000an yang lalu ini berpendapat bahwa evaluasi atas album terakhir, “Contra” dirasa lebih perlu ketimbang melakukan sesuatu yang belum dapat mereka kuasai. “Modern Vampires in The City” merupakan deklarasi implisit atas improvement mereka, sekumpulan karya yang cukup sederhana namun mengandung statement atas kedewasaan musikalitas yang mengedepankan esensi materi dibanding sisi teknisnya.

Dan hasilnya cukup berhasil. Anda akan dibawa melalui sebuah petualangan musik yang unik dimana tiap lagu yang disajikan memiliki nuansa yang berbeda satu sama lain. Ibarat kata, album ini merupakan Bhineka Tunggal Ika ala Vampire Weekend yang berada di bawah panji indie-afrobeat-rock ala New York Scene yang kental dan elegan. Album ini dibuka dengan lagu “Obvious Bicycle” (bicycles are always obvious by the way) dimana aura ketenangannya membawa semangat ke-afrika-an layaknya album sebelumnya. Hal yang menarik disini adalah pada saat alunan backing vocal yang membentuk choir sederhana dengan beberapa layer suara masuk mengiringi Ezra Koenig saat melatunkan “So listen ooh.. Don’t wait.. Don’t wait..” yang cukup membuat saya merinding. Lagu tersebut dilanjutkan ke lagu “Unbelievers” yang sangat thumb-thomping. Hal yang saya notice pertama kali adalah vokal Koenig disini sekilas terdengar seperti Danny O’Donaghue dari The Script. Ya.. Okay.. Abaikan saja hal tersebut. Namun yang pasti, permainan keyboard Rostam Batmanglij kali ini terdengar sangat celtic. Sangat berperan dalam membangun ambience yang cukup grande walaupun tidak berbalut aransemen mewah.

Sedangkan “Diane Young” adalah track yang membawa keceriaan. Berselimutkan aura rock & roll klasik, lagu ini terdengar sangat menghentak dibandingkan lagu lainnya. Sangat berbeda dengan “Don’t Lie”, dimana penggunaan harpischord yang dipadu dengan tabuhan drum yang tebal membuat lagu ini terkesan dramatis namun tetap terdengar powerful. Cerdas sekali. Lebih lanjut, lagu “Everlasting Arms”, mengedepankan semangat indie pop ala New York abad 21, sama hal nya dengan track “Finger Back” yang terdapat di pertengahan album ini. Dan seperti orang bilang, save the best for the last, akhirnya track favorit saya, “Ya Hey” muncul menghentak di bagian akhir album. Lagu ini memiliki chorus yang cukup unik dimana vocal effect-nya yang cukup mengganggu berulang-ulang melatunkan “Ya hey.. Ya ya hey..”, namun dalam waktu bersamaan band ini mampu menghadirkan elemen gospel yang kuat, sehingga perpaduan yang terjadi di lagu ini menjadi seperti sebuah kesimpulan singkat akan album “Modern Vampires of the City”, yaitu mengedepankan esensi dibanding teknisnya.

Terpengaruh dari kesuksesan album sebelumnya, “Contra”, Vampire Weekend sepertinya sadar bahwa untuk berevolusi secara grup, maka sudah seharusnya masing-masing individu dalam grup melakukan improvement-nya masing-masing. Lihat saja apa yang dilakukan Ezra Koenig, dimana vokalnya menjadi terdengar lebih renyah dari sebelumnya. Atau mungkin dengarkan saja Rostam Batmanglij yang sepertinya mulai mengurangi porsi synth-synth yang kemudian disubstitusikan menjadi efek-efek keyboard yang justru terdengar lebih berkelas. “Modern Vampires of the City” bukanlah album yang menganut asas “yang penting beres”, namun lebih dari itu, album ini merupakan pembuktian bahwa Vampire Weekend bukanlah sekedar band indie biasa yang bisa anda temukan secara gampang di YouTube, SoundCloud, atau MySpace. Mereka berkembang lebih jauh dari apa yang kita harapkan. Mungkin anda berpikir bahwa saya berlebihan dalam memandang mereka, tetapi posisi nomor 1 di Billboard 200 Album Chart sepertinya sudah menjadi perspektif general yang cukup berbicara dengan lantang mengenai album ini..

Official Website

Rate the album:

[ratings]

Buy album on iTunes

(Galih Gumelar / CreativeDisc Contributor)

TRACKLIST

1. "Obvious Bicycle" 4:11

2. "Unbelievers" 3:22

3. "Step" 4:11

4. "Diane Young" 2:40

5. "Don't Lie" 3:33

6. "Hannah Hunt" 3:57

7. "Everlasting Arms" 3:03

8. "Finger Back" 3:25

9. "Worship You" 3:21

10. "Ya Hey" 5:12

11. "Hudson" 4:14

12. "Young Lion" 1:45

admincd
More from Creative Disc