Bandung Dekade : Brings The Sweet Memories Back

Oleh: welly - 18 Feb 2014

Untuk yang hidup di era tahun 70 sampai 90-an pasti tidak akan asing lagi dengan enam musisi legendaris ini. Sebut saja Ermy Kullit, Fariz RM, Nicky Astria, Koes Plus, Daniel Sahuleka dan Vina Panduwinata. Dan pada hari Sabtu (15/02) yang lalu mereka tampil dalam satu panggung di Trans Convention Center, kawasan terpadu Trans Studio Mall, Bandung.

Konser dibuka oleh Ermy Kullit dengan lagu Pasrah. Jika hanya mendengarkan suara beliau. Tak akan orang yang menyangka kalau wanita kelahiran Manado ini telah berusia 58 tahun lebih. Power suaranya yang masih terjaga serta stamina bernyanyi yang masih mumpuni. Selain membawakan lagu-lagu beliau, Ermy Kullit juga membawakan tembang dari Cinta Yang Tulus dari Gito Rollis. Penampilan Ermy Kullit ditutup dengan lagu Kasih yang spontan penonton ikut menyanyikan lagu ini.

Tanpa banyak basa-basi, Fariz RM langsung membawakan lagu pertamanya setelah Ermy Kullit kembali kebelakang panggung. Lagu Nada Kasih langsung dimainkan setelah Fariz sedikit menyapa penonton. Tembang ballada Hasrat dan Cinta dibawakan Fariz RM sambil duduk di pinggir panggung. Semua penonton pun hanyut dalam tembang ini sambil sesekali ikut menyanyikan lirik-lirik lagu yang tidak asing lagi bagi mereka. Untuk tembang yang keempat, Fariz mempersilahkan penonton untuk request lagu apa yang ingin mereka dengar selanjutnya. Dengan suara keras penonton kompak meminta lagu Sakura. Dan tanpa menunggu sorakan yang kedua, Fariz RM langsung memainkan lagu ini. Penampilan Fariz ditutup dengan tembang Barcelona.

Lady Rocker Nicky Astria didaulat untuk membawakan tembang-tembang Rock yang penuh dengan lengkingan-lengkingan khas Nicky. Dengar saja lagu cepat Jerit Anak Manusia dan Cinta di Kota Tua serta diselingi dengan lagu ballad berjudul Kau. Nicky sempat membuat penonton tertawa dengan selorohannya dalam bahasa sunda.

Setelah jeda selama 5 menit, band Koes Plus langsung menyapa fans nya dan membawakan lagu pertama yang berjudul Why Do You Love Me. Lagu kedua Kolam Susu dibawakan dengan mengajak penonton semuanya ‘berkaraoke’. Yon Koeswoyo, vokalis Koes Plus lebih banyak membiarkan penonton untuk bernyanyi diiringi oleh musik yang mereka bawakan. Mungkin akan sangat menyenangkan bagi penonton untuk ‘berkaraoke’ seperti ini bagi yang hapal lirik mereka. Bagi yang tidak hapal dan rindu akan suara khas Yon ini, tentu akan merasa tidak terpuaskan karena sebagian besar tembang yang dibawakan lebih banyak dinyanyikan penonton, bukan oleh vokalisnya. Namun terlepas dari semua itu, totalitas dan profesionalisme Koes Plus patut diacungi jempol. Walaupun mereka baru saja ditinggal oleh drummer mereka Kasmuri atau lebih dikenal dengan Murry yang meninggal pada tanggal 1 Februari lalu, mereka tetap total dalam memainkan lagu-lagunya. Kini hanya tinggal Yon Koeswoyo seorang personil asli Koes Plus yang masih tersisa.

Daniel Sahuleka tampil solo setelah Koes Plus membawakan 11 tembang nostalgia mereka. Penyanyi jazz yang telah berumur 63 tahun ini telah lama terkenal di luar negeri terutama di Belanda. Daniel memang tinggal di Belanda dan dia khusus pulang ke Indonesia untuk tampil dalam konser Bandung Dekade ini. Dengan hanya instrumen gitar akustiknya, daniel memukau penonton dengan suaranya yang sangat menakjubkan. Olah vokal khas Sahuleka sangat dinantikan oleh semua yang hadir dimalam itu. Daniel menyapa penonton dengan bahasa Indonesianya yang sedikit terbata-bata. Tampaknya Daniel lebih fasih berbahasa Inggris. Disela lagunya, Daniel turut berdoa untuk korban Gunung Kelud dan berharap agar turun hujan. Daniel juga bercerita kalau dia juga pernah menulis lagu tentang hujan dan langsung membawakan lagu itu dengan gitar akustik nya. Daniek Sahuleka juga berimprovisasi dengan menciptakan lagu untuk ibu gubernur Jawa Barat Netty Prasetyani Heryawan yang kebetulan juga menonton beserta bapak Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Konser ditutup dengan penampilan Vina Panduwinata. Vina membawakan lagu-lagu nostalgia nya seperti Makin Cinta, Kumpul Bocah,Dia, Biru, dan Didadaku Ada Kamu. Lagu Surat Cinta dan Burung Camar dibawakan Vina secara medley. Namun ada sedikit insiden dalam penutup konser Bandung Dekade ini. Sound System tiba-tiba mati total ditengah lagu Burung Camar. Tapi Vina tidak kehabisan akal, dia meminta penonton untuk terus bernyanyi bersama. Lagu Logika dijadikan lagu penutup juga tanpa menggunakan pengeras suara dan iringan band. Hanya suara penonton yang terdengar bernyanyi bersama.

Tidak ada kolaborasi dalam konser ini. Menurut promotor hal ini sengaja dilakukan agar para fans menikmati penampilan musisi favorit mereka dengan lebih intim dan personal.

Teks by Allan

Photo by Ulil

Special Thanks to Mahana Live.

welly
More from Creative Disc