Artist to Watch: The Vamps

Oleh: admincd - 07 Mar 2014

Gabungkan seluruh trend menjadi satu kesatuan. Justin Bieber + One Direction + Foster The People + Twilight = The Vamps. How can it be? Ini penjabaran formulasi tersebut yang bisa difahami dengan cara mudah dan superfun!

JB Factor

Sejak kehadiran ke muka bumi, maksudnya ke pelataran parkir popularitas, Justin Bieber adalah kiblat. Kiblat untuk mengotakkan selera musik pop yang dimanfaatkan oleh para produser dan eksekutif musik untuk membuat produk yang sama dari pabrikan yang berbeda-beda. The Vamps adalah salah satu produk tersebut, hanya saja mereka menggunakan bahan lebih banyak. Alih-alih dari solo, The Vamps hadir dalam formasi kuartet yang terdiri dari Connor Ball, Tristan Evans, James McVey, dan Brad Simpson. Terbentuk di awal 2012, cowok-cowok muda dan enerjik plus berbakat ini ditangkap oleh Mercury Records untuk memulai perjalanan hidup mereka sebagai artis rekaman.

1D Factor

Ingat bagaimana The X Factor UK berhasil mengawinkan Niall, Louis, Zayn, Harry, dan Liam menjadi sebuah unit dengan merk paling terkenal di muka bumi saat ini? Yah, skenario One Direction itu juga yang membuat The Vamps hadir dalam satu kesatuan. James yang sudah kadung menjadi "artis" dengan bergabung ke tim manajemen Prestige memutuskan untuk membuat sebuah band saja. Proses penyisihan non-alamiah pun dimulai, dengan memancing Brad dari YouTube. Sejalan dengan proses pengembangan, Tristan kemudian ditemukan di Facebook, dan dengan sengaja Connor terbawa-bawa dan jadilah The Vamps sebagai komoditi saat ini. Mengasah dan menawarkan musik mereka lewat YouTube, kuartet ini meng-cover lagu-lagu populer ke channel yang mereka buat. Fanbase pun mulai terbangun.

Foster Factor

Ini penting, karena yang membedakan mereka dari JB ataupun 1D adalah bagaimana mereka menyajikan musik ke dipan saji untuk penikmat musik nikmati. Tergelitik untuk melabeli mereka sebagai pop act, karena mereka terlihat dengan rupa demikian. Tapi ternyata, yang diproses dalam dapur musik The Vamps adalah olahan pop rock berbumbu folk, yang mendekatkan identitas musik mereka ke Foster The People, dan semakin menjauhkan imej dari JB dan 1D. 'Wild Heart' adalah hasil akhir dari ramuan tersebut. Meraih antusiasme tinggi sehingga dengan mudahnya mencuat ke papan atas chart musik di UK.

Tim anti-Vamps mencibir bahwa mereka hanyalah sensasi sesaat, yang akan dengan sangat mudah terhapus, hanyut, kemudian tenggelam dalam persaingan musik era ini. Tapi tunggu, keberhasilan 'Wild Heart' ternyata adalah estafet dari single sebelumnya, 'Can We Dance' yang sempat duduk di no.2 UK Singles Chart. Para haters pasti kecewa menemukan kenyataan tersebut, karena mereka harus menelan pil pahit kalau The Vamps is here to stay!

Twilight Factor

Faktor terakhir dari kreasi The Vamps adalah trend Twilight. I know, I know, tidak ada fakta yang mendukung teori ini. Tapi paling tidak, masih cocok dijadikan trend factor yang menjadi komposisi lahirnya mereka. Vamp, Edward, Vampire. Duh?! Agak maksa sih, but whatever.

Yang difokuskan oleh The Vamps untuk saat ini adalah sukses internasional. Kesibukan mereka selain menjalankan program penggodokan album, juga sibuk menjadi pembuka untuk pagelaran tur nama-nama populer seperti McFly, The Wanted, juga Taylor Swift, Bermain di arena besar untuk para penggemar fanatik artis-artis tersebut memiliki daya sokong yang luar biasa besar demi kelangsungan hawa sukses band ini. Belum lama, 'Wild Heart' pun dirilis dalam versi US, yang berarti mereka juga siap me-launching karir di negeri tersebut. Dan imbas yang pasti akan menyebar ke dataran benua lain, The Vamps siap menjinakkan seluruh hati yang liar untuk menerima musik mereka.

Official website

Official Twitter

Official Facebook

YouTube Channel

https://www.youtube.com/embed/WLyHSOXhZhY

(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributor)

admincd
More from Creative Disc