Special: Diva Reminiscent

Oleh: admincd - 16 Sep 2014

Ariana Grande kepada Mariah Carey tampaknya akan menjadi kisah yang tak berujung. Tata vokal yang Ari punya dan sajikan ke generasi sekarang sudah lebih dahulu populer sebagai trademark Mimi. Tak bermaksud menggantikan Mimi ataupun menyudutkan Ari, tapi keberadaan dua penampil dengan warna yang sama tapi berasal dari era berbeda secara tak langung membentuk teori regenerasi. Diva Reminiscent menampilkan 10+1 nama yang tampaknya sudah punya penerus legacy masing-masing, yang dipilih berdasar pada citra, rasa, warna, kualitas vokal maupun diri, serta beragam faktor lain yang semakin mendekatkan satu sama lain.

Christina Aguilera: Jacquie Lee dan Adriana Louise

Baik Jacquie Lee maupun Adriana Louise tak benar-benar memiliki karir di blantika musik, untuk saat ini. Nama mereka berdua mencuat lewat ajang The Voice USA, dimana Christina Aguilera adalah coach mereka. Jacquie berhasil keluar sebagai juara 2 di musim 5, sementara Adriana masuk dalam Top 12 di musim 3. Yang membuat keduanya terasa "dekat" dengan Xtina bukan semata-mata karena dilatih oleh Sang Diva, namun potensi yang mereka mereka punya, terlihat sepanjang kompetisi, begitu besar untuk menjadi powerhouse vocalist seperti Xtina.

Mariah Carey: Leona Lewis dan Ariana Grande

Kualitas whistle yang Mariah Carey adalah one of a kind. Tapi tak berarti mustahil bagi vokalis wanita lain untuk menguasainya. Di awal karirnya dulu, Christina Aguilera sering dibandingkan dengan Mimi berdasar pada whistle ini. Setelahnya, Debelah Morgan hadir dengan pola vokal yang sama, namun kurang berdampak sehingga karirnya tak cukup cemerlang untuk dicatat dalam sejarah. Dan kemudian hadir Leona Lewis dengan kuasa penuh akan teknik ini dalam vokalnya, disusul oleh Ariana Grande yang tak kalah apik menciptakan dinamikanya sendiri. Leona dan Ari adalah dua diva muda, modern, dan mumpuni yang tengah berjalan menuju pengakuan zaman di atas jalur yang sudah dipoles oleh Mimi.

Cher: Lady Gaga

Berhubung Madonna menolak untuk mengakui Lady Gaga sebagai penerus legacy-nya, masih ada Cher yang ternyata sudah membuat klaim menyatakan Gaga adalah kembarannya dari dekade yang berbeda. Keduanya sangat asyik bermain dalam theatricality dan berani mempertahankan keunikan masing-masing yang mengundang pro-kontra publik. Keduanya hidup dengan sensasi berskala besar, membangun reputasi yang sempat menjadi trend, panutan, dan kiblat ummat. Bukan sebatas musik saja, tapi juga penampilan. Sekarang, Gaga mencoba dimensi lain bersama Tony Bennett dalam musiknya, hal yang sudah dipraktikkan Cher di masa lampau saat menjadi sebagian dari Sonny & Cher.

Celine Dion: Pia Toscano

Pia Toscano mungkin tidak terdengar terlalu asing. Tidak seasing Jacquie Lee maupun Adriana Louise. Tapi keberadaannya sebagai seorang kontestan American Idol termasuk sebagai salah satu yang paling diingat karena tersisihnya Pia di Top 9 season 10 merupakan momen eliminasi yang paling mengejutkan. Dikenal sebagai pelantun ballad selama masa kompetisi, Pia bisa disebut sebagai Celine Dion masa kini. Sayangnya, masa kini masih mengenal Celine dan Pia pun belum resmi meluncurkan karirnya. Dengan bergabungnya Pia bersama Jared Lee dalam Duo, semakin kabur harapan terhadapnya untuk bisa mewarisi legacy dari Celine.

Whitney Houston: Alexandra Burke

Satu nama lagi yang hadir bersanding dengan seniornya, based on potential. Alexandra Burke, pemenang The X Factor season 5 adalah nama yang pantas untuk dijadikan pewaris legacy mendiang Whitney Houston. Kekuatan vokal yang Alex punya tak kalah dari Whitney. Bedanya, Alex sudah kehilangan arah saat album keduanya dirilis, dimana ia hanyut dalam arus EDM yang menghilangkan jejak vokalnya akibat hantaman yang keras dari senandung musik. Sementara Whitney tak pernah lepas kendali dalam bermusik, hanya kehidupan pribadinya yang sanggup merenggut kesempatannya untuk melambung lebih tinggi lagi.

Madonna: Britney Spears dan Miley Cyrus

Tak ada yang sanggup meng-handle seorang Madonna. Tak'kan ada yang pernah. Jiwanya menuntut untuk selalu berinovasi. Evolusinya adalah yang terkaya mulai dari penciptaan ide sampai pada tahap menampilkannya. Sudah pasti banyak yang ingin mengikuti jejak langkah Maddy, tapi tak punya keberanian yang cukup untuk memulainya. Hingga hadirlah Britney Spears sebagai sebuah revolusi dalam dunia pop. Ia berani, terus berubah sebagai bukti perkembangannya, dan sanggup bertahan meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan sekalipun. Selanjutnya, Miley Cyrus berlaku serupa. Ditambah dengan masa Hannah Montananya, evolusi Miley adalah yang tercepat dan terapat di antara peer-nya. Pejuang girl power sejati terdapat di pasukan ini.

Martina McBride: Carrie Underwood

Dalam wawancaranya dengan Simon Cowell dan Randy Jackson saat audisi American Idol season 4, Carrie Underwood mereferensikan Martina McBride sebagai pengaruh musiknya. Tak lama setelah Carrie bernyanyi, kedua juri tersebut pun dapat mendengarkan sedikit Martina dalam vokalnya. Ini sebenarnya lebih powerful daripada penyandingan Carrie terhadap Shania Twain ataupun Faith Hill seperti yang dilakukan oleh para kritikus. Kualitas vokal country antara keduanya dan keterbukaan untuk membubui musik saing-masing dengan pengaruh di luar country merupakan kedekatan citra satu sama lain.

Barbra Streisand: Lea Michele

Para gleeks pasti hafal betul bagaimana sosok Rachel Berry yang begitu mengidam-idamkan Barbra Streisand dalam serial Glee. Nah, sebagi penampil utama, Lea Michele, si pemeran karakter Rachel pun punya rasa hormat segaris lurus dengan tokoh yang ia mainkan. Selain berbagi kesamaan sebagai pementas Broadway, aktris, dan penyanyi, Barbra dan Lea juga memiliki kesamaan bentuk fisik di wajah, tepatnya hidung. Selain itu, keluarga Yahudi pun menjadi faktor kesamaan lain yang semakin merefleksikan Barbra terhadap Lea.

Shania Twain: Kacey Musgraves

Tipe ideal yang bisa dijadikan sebagai penerus generasi Shania Twain sebagai seorang seniman pun belum ada yang sepenuhnya. Tapi ada yang paling mendekati, yaitu Kacey Musgraves. Shania menyanyikan lagunya sendiri, begitu pula Kacey. Suara sendu Shania pun Kacey juga memilikinya. Shania adalah pribadi yang luhur, begitu pula Kacey. Sama-sama bergerak di bidang country, bukan sebuah penemuan besar dari kesamaan kedua artis ini. Namun, kekurangan Kacey adalah dia tidak punya kegarangan yang bisa Shania tampilkan di balik kesenduannya. Selain itu, Kacey masih minus global hit yang bisa membuatnya sepopuler Shania.

Kylie Minogue: Samantha Jade

Vokal unik dengan musik yang terus keep up dengan modernisme merupakan kualitas yang ditemukan once in a blue moon. Dan blue moon itu hadir di tahun 2012 saat Samantha Jade memenangkan The X Factor Australia. Kehadirannya bagaikan angin segar, memanfaatkan big vocal sebagai isi dari lagu-lagu bertemakan dancepop. Tebak-tebak buah manggis, model sedemikian rupa merujuk pada pesona Kylie Minogue, mutiara yang juga hadir dari down under. Kylie dan Samantha adalah perpaduan pasangan paling sempurna dalam daftar Diva Reminiscent ini.

+1

Kelly Clarkson: Demi Lovato

Sebagai diva, Kelly Clarkson sendiri masih dalam pertempuran pribadinya untuk dapat disebut sebagai seorang legenda. Sejauh ini, ia sudah punya pencapaian yang semakin mendekatkannya pada predikat tersebut. Original American Idol dengan kesuksesan terbesar dibanding idol-idol dari manapun di seluruh dunia. Kisahnya yang inspiratif dalam mempertahankan idealisme diri banyak dicontoh artis-artis muda, termasuk Demi Lovato. Demi sering menyebut Kelly sebagai pemasok influence terbesar dalam musik dan dirinya, menjadikan Kelly sebagai salah satu alasan eksistensinya. Tak ada kata terlalu muda untuk memiliki seorang penerus, karena Kelly sudah menemukannya dalam usia karir yang baru satu dekade.

Bagaimana menurut pendapat kamu?

(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributor)

admincd
More from Creative Disc