November Artist of the Month: Taylor Swift

Oleh: welly - 01 Nov 2014

If people hate you, shake them off!" Semangat luar biasa yang Taylor Swift coba tularkan kepada para pecintanya tahun ini merupakan berkah dalam kemasan album "1989", tahun kelahiran idola mereka. Ini adalah buku diary yang baru Taylor tulis dan tak sabar untuk membagikannya kepada dunia.

Diary. Ya, itu adalah kualitas yang membuat Taylor dikenal, disukai, dan diperhitungkan. Sejak kehadirannya di industri musik pada tahun 2006 dengan album "Taylor Swift", musik manis yang ia ciptakan kerap disebut-sebut datang dari buku hariannya. Ever since, ia terus meningkatkan kemampuan artistiknya. Entah itu dengan meramu musik country yang ia pegang sebagai basic dengan pengaruh musik pop, dance, dan elektronika, ataupun menjalin kerjasama musik dengan beragam penyanyi, penulis lagu, ataupun produser dengan lintas genre. Akhirnya, nama Taylor Swift pun kini hadir berjajar dengan artis-artis lain dalam daftar best-selling artists.

Untuk era "Taylor Swift" ini mungkin ia belum menjadi komoditas global, tapi dengan "Fearless", ia membongkar batasan dan memperkenalkan diri ke arena yang lebih luas. Disinilah ia mulai mengoleksi lagu-lagu yang tercatat dalam sejarah dunia dan akan diingat dalam jangka waktu yang lama. 'Love Story' dan 'You Belong With Me' adalah masih sebagian kecil dari koleksi hit yang mulai ia kumpulkan. Kepercayaan dirinya meningkat saat album ini memenangkan Grammy untuk trofi tertinggi, Album of the Year. Jelas, Taylor adalah generasi penerus country yang membanggakan!

https://www.youtube.com/embed/nfWlot6h_JM

Menyusul kesuksesan "Fearless", "Speak Now" pun dirilis dan hadir sebagai sekuel dari album tersebut. Seperti ada sejenis essens tertentu yang membuat musik dari remaja putri ini tetap terasa manis, meski terkadang ia justru menyanyikan lagu dengan lirik yang agak gila, sebut saja 'Speak Now'. Tapi album ini malah mendapat sedikit goncangan karena dinilai bermain aman. Jawaban atas tantangan itu adalah "Red", yang mulai mengawinkan Taylor dengan gaya musik yang jauh dari bayangannya. 'We Are Never Ever Getting Back Together' pun menjadi masif, memperkuat persona bintang muda ini sebagai leading lady di industri musik. Waktu seolah berhenti sejenak untuk mencatat betapa besar terobosan yang 'I Knew You Were Trouble' ciptakan, sebagai lagu dalam ranah country pertama yang meng-input dub di dalamnya.

Semakin tinggi bendera berkibar, semakin kencang angin menghembusnya. Beberapa hal kontroversial terkait keberadaan Taylor Swift justru semakin meningkatkan popularitasnya sebagai sebuah brand. Kanye-gate, all about the exes, dan prasangka lainnya yang tertuju pada Taylor malah membalikkan keadaan dan semakin menguatkan posisi Taylor sebagai salah satu nama yang paling berpengaruh di dunia. belajar dari Taylor, jurus yang perlu dilakukan adalah 'Shake It Off'. Ga ada gunanya memedulikan pihak yang tak menguntungkan, maka fokus pada kualitas diri dan terus menjadi yang terbaik.

Sip! Dan pastinya akan semakin sip dengan "1989" yang dijanjikan Taylor sebagai album dengan "new sound". Pantaslah, Jack Antonoff, Nathan Chapman, Imogen Heap, Greg Kurstin, Max Martin, Mattman & Robin, Ali Payami, Shellback, Ryan Tedder, dan Noel Zancanella memberikan pengaruh masing-masing untuk terinfus dalam gaya bermusik Taylor. Kita sudah dibuat terpesona dengan 'Out of the Woods' dan 'Welcome to New York', total 13 lagu dalam album ini akan semakin membuai kita pada babak baru kisah yang tertuang dalam diary Taylor. Sekalian siap-siap untuk single terbarunya, 'Blank Space', CreativeDisc dan Universal Indonesia mempersembahkan Taylor sebagai penguasa November ini. So let us fall in love with Taylor.

Buy "1989" on iTunes here

Beli CD Taylor Swift "1989" silahkan isi form disini

Official Website Taylor Swift

Official Facebook Taylor Swift

Official Twitter @taylorswift13

Official Twitter @Universal_Indo

Official Facebook Universal Music Indonesia

(Ai Hasibuan / CreativeDisc Contributors)

welly
More from Creative Disc