Sejarah dimulai pada tahun 1983, saat Madonna Louise Ciccone terjun ke dunia showbiz dengan merilis self-titled debut albumnya di pertengahan tahun tersebut. Nama Madonna mulai disinggung sebagai the next big thing karena lagu-lagu yang ia punya merambah ke chart musik dunia. 'Burning Up', 'Holiday', 'Lucky Star', dan 'Borderline' adalah prestasi awal dari si pendatang baru, yang mulai membuat persaingan arena pop memanas!
Where did she come from? Well, dia lahir di Michigan, ayahnya seorang Italia dan ibunya memiliki darah keturunan Kanada dan Perancis. Madonna menerjunkan diri ke pentas seni sebagai aksi rebel. Sesuai dengan pengakuan Best Selling Female Recording Artist of All Time ini, di masa mudanya, ia merupakan gadis kesepian yang butuh mengekspresikan diri, dan pemberontakan adalah jalurnya. Ini mengapa karakter Madonna sangat kuat, lahir dan berkembang tanpa batas ataupun standar sosial. Musiknya pun diterima dengan baik, meski mendapat banyak cibiran atas keberaniannya mengasosiakan seksualitas dalam karyanya.
Selama era 80-an, Madonna tak cuma berhasil menjadikan dirinya sebagai seorang artis, tapi ia mulai bertindak sebagai sebuah ikon. She started her career on a high. "Like a Virgin" di tahun 1984, "True Blue" 1986, dan "Like a Prayer" 1989 memperteguh posisi Madonna sebagai artis pop dunia. Lagu-lagunya mewabah, sembari tumpukan hits yang ia cetak menggunung. 'Like a Virgin', 'Material Girl', 'Grazy for You', 'Papa Don't Preach', 'Open Your Heart', 'La Isla Bonita', 'Like a Prayer', hingga 'Express Yourself', dan masih banyak lagi, mewarnai indahnya masa awal karir sang artis.
https://www.youtube.com/embed/u9h7Teiyvc8
Produktivitas Madonna tak terbatas di musik, karena ia juga laku sebagai bintang film. Belasan judul film ia mainkan sepanjang 80-an hingga 90-an; "Who's That Girl", "Dick Tracy", and not forget to mention, "Evita". People may know Cher and Whitney before, but they must know Madonna at that time! Masa keemasan ini juga ditandai dengan kehadiran lagu-lagu iconic yang ia punya, seperti 'Vogue', 'Justify My Love', 'Erotica', 'Bedtime Story', 'Human Nature', 'Frozen', 'Ray of Light', dan juga 'Nothing Really Matters'. Album-album kebesarannya membentuk garis menanjak dalam grafik karirnya; "Erotica", "Bedtime Stories", dan "Ray of Light". Tapi tak semua tentang kehebohan yang ia ciptakan, karena the softer side of Madonna berulang kali dieksplor. Seperti beberapa nomor single seperti 'Rain', 'I'll Remember', 'Secret', 'Take a Bow' (bersama Babyface), 'You'll See' (bersama David Foster), 'Love Don't Live Here Anymore', hingga 'You Must Love Me', 'Don't Cry for Me Argentina', dan pastinya 'Frozen', 'Drowned World', juga 'The Power of Goodbye'.
Memasuki milenium baru, Madonna sudah menetapkan diri sebagai warisan dunia. Ya MTV menobatkannya sebagai Artist of the Millennium setelah sebelumnya memberi gelar lifetime achievement dalam bentuk penghargaan Video Vanguard. Aksi ini memicunya untuk semakin menjadi-jadi dalam melakukan evolusi diri dan musik. Well, revolusi lebih tepatnya. Karena faktor beda yang terjadi dari satu album ke album berikutnya itu sangat signifikan. Dalam "Music" ia menggali potensi cowboy dalam style, untuk "American Life" ia menggabungkan militerisme ke dalamnya, di "Confessions on a Dance Floor" ia bercermin pada pop disko 80-an, dan ia menjadikan "Hard Candy" seperti sasana tinju. Admit it, you love it! Kita terus dipacu untuk merasa terpukau dengan aksi legenda musik ini. Dan orang-orang bilang kalau pasca "Ray of Light" Madonna seperti mengalami penurunan tingkat eksistensi. Hell no! Saya pribadi sangat menikmati beberapa lagu tertentu dari album-album di atas; 'Don't Tell Me', 'Love Profusion', 'Miles Away'. Album pertama Madonna di dekade ini, "MDNA" pun mengandung beberapa lagu easy listening yang enggak kalah mighty dari lagu-lagu slow di atas; 'I'm F--ked Up' dan 'Masterpiece'.
https://www.youtube.com/embed/GgDxv0Qg_Rg
There's no end for Madonna. Tahun ini, ia menggalakkan kampanye 'Living for Love' untuk album studio ke-13 "Rebel Heart". Banyak yang bilang kalau album ini terasa seakan daur ulang dari Madonna di masa-masa lalu, dibalut dengan modernitas yang membuatnya relevan di era sekarang. Kerjasama Madonna dengan beragam produser top masa kini, membuat musik untuk dekade keempatnya terasa istimewa. Diplo, Avicii, Kanye West, Ryan Tedder, Toby Gad, ditambah kolaborasi dengan Nicki Minaj, Chance the Rapper, dan Mike Tyson. Semua membuat keriaan album ini terbentuk. Sekarang, CreativeDisc dan Universal Music Indonesia ingin memastikan kalau Indonesia ikut larut dalam keriaan "Rebel Heart". Apalagi, single kedua dari album ini sudah dirilis. Lagu 'Ghosttown' mendapat privilege sebagai perwakilan yang akan menambah gaung album ini. Pantaslah Madonna dinobatkan sebagai Artist of the Month, supaya Mei ini berasa gregetnya!
Official Twitter @Madonna
Official Twitter @Universal_Indo
Official Facebook Universal Music Indonesia
Ai Hasibuan
CreativeDisc Contributor