Duo Twenty One Pilots yang terdiri atas Tyler Joseph dan Josh Dun telah merilis 4 buah album semenjak debut mereka di tahun 2009, "Twenty One Pilots" (2009), "Regional at Best" (2011), "Vessel" (2013) dan "Blurryface "(2015).
Selain itu mereka juga telah merilis 5 EP atau mini album, 11 single dan 17 video musik. Nah, dalam kesempatan ini, kita akan menilik kira-kira apa 10 video musik terbaik yang telah dilepas oleh Twenty One Pilots. Tanpa panjang lebar lagi, yuk kita simak satu-satu.
'Lovely' merupakan single ketiga untul album ketiga, "Vessel". Berhubung kepopuleritasan Twenty One Pilots yang cukup menjulang di Jepang, maka video yang disutradarai oleh Mark C. Eshleman ini menampilkan perjalanan duo ini selama melakukan tur di Jepang. Konsepnya lebih mirip film dokumenter pendek, karena disamping lagu yang hadir di latar, video juga ditimpali dengan audio yang menampilkan hasil wawancara bersama band ini.
Diset sebagai single pertama untuk album keempat mereka, video untuk lagu 'Fairly Local' disutradarai oleh Mark C. Eshleman. Konsepnya sederhana saja. Twenty One Pilots berada di sebuah studio untuk proses pengambilan gambarnya. Tidak ada garis cerita tertentu yang berjalan dalam videonya, kecuali kedua personel yang membawakan lagunya. Tapi dengan pemakaian warna-warna gelap membuat videonya terkesan gothik atau horor yang cukup kelam.
Konsep yang diusung video 'Guns For Hands' juga terhitung sederhana, tapi memiliki pendekatan cerita yang cukup unik. Video juga disutradarai oleh Mark C. Eshleman. Jadi duo ini berada dakam sebuah seting berlatar putih, atau sepertinya cream. Pada awalnya Tyler menyuruh Josh memakai topeng seperti dirinya, namun saat lagu berkumandang, Josh membuang topengnya dan dengan sigap menggebuk drumnya. Sementara Tyler tetap memakai topengnya. Tapi ia tidak berlama-lama memakai topeng tersebut. Di beberapa bagian ia bernyanyi dengan topeng yang telah terlepas. Namun di penghujung kembali keduanya memakai topeng yang kali ini sepertinga gulungan kertas perekat yang warnanya disesuaikan dengan baju yang mereka pakai.
Keberadaan single 'Car Radio' ini cukup unik, karena ia tersemat dalam dua album sekaligus, "Regional at Best (2011) dan "Vessel" (2013), meski ada sedikit perbedaan di antara mereka. Oleh karenanya tidak heran jika Twenty One Pilots mencoba menghadirkan sesuatu yang unik dalam video musik yang diarahkan oleh sutradara Mark C. Eshleman. Awalnya video memiliki gaya sebagaimana video musik yang awam dengan semacam plot di dalamnya. Diperlihatkan sang vokalis Tyler Joseph yang mencukur sendiri rambutnya. Lantas ia memakai topeng putih dan set berpindah ke sebuah arena di mana band ini manggung. Tyler berjalan di antara kerumunan penonton yang membisu sampai kemudian diusung oleh penonton sampai ke atas panggung.
'Lane Boy' terdapat dalam album terbaru Twenty One Pilots, "Blurryface". Namun konsepnya akan mengingatkan akan video 'Car Radio' dari album "Vessel", yaitu penggabungan antara "drama" dengan live konser. Sekali lagi Twenty One Pilots mengajak penonton konser mereka untuk terlibat membantu dalam videonya. Awalnya Tyler ditampilkan bersama dua sosok yang memakai atribut baju yang kerap digunakan oleh petugas karantina. Dengan mereka sebagai "teman", Tyler bernyanyi dengan atraktif. Lantas menjelang akhir lokasi pindah ke atas panggung konser, dengan dua "petugas karantina" yang bergeming tadi masih turut menyertai.
'Ride' merupakan video paling mutakhir dari Twenty One Pilots yang tentunya diambil dari album terakhir mereka, "Blurryface". Dibandingkan video-video awal duo ini, video-video dalam album ini memang memiliki konsep yang lebih detil dan kaya, walau sebenarnya idenya sederhana. Dalam 'Ride' Twenty One Pilots berada di sebuah hutan dan membawakan lagunya. Biasa memang. Yang tidak biasa, video kerap menggantikan siang dan malam secara bergantian, sehingga menciptakan efek transisi yang cukup keren.
Sama halnya dengan single 'Car Radio' di atas, maka single 'Holding On To You' juga terdapat dalam dua album sekaligus, Regional at Best (2011) & Vessel (2013). Untuk videonya sendiri Twenty One Pilots menghadirkan konsep yang cukup meriah. Di bawah arahan sutradara Jordan Bahat, hadir barisan talen yang mengiringi Twenty One Pilots. Keduanya terlihat rapi dengan menggunakan suits. Sementara para talen tadi hadir dengan telanjang dada dan mengerubingi Twenty One Pilots saat membawakan lagunya. Warna hitam-putih memberi kesan "berkelas" untuk aksi teatrikal yang dihadirkan di dalamnya.
Mark C. Eshleman kembali diajak untuk mengarahkan video untuk single 'Stressed Out' yang diambil dari album terbaru Twenty One Pilots, "Blurryface". Mengingat tema lagu yang berkisar tentang transisi menuju dewasa dari masa kecil yang keras, maka pendekatan yang diambil video pun menjadi cukup personal. Dengan lokasi yang berada di rumah masa kecil Josh Dun di Ohio. Hadir pula keluarga dari masing-masing anggota band sebagai model untuk videonya. Selain sentuhan personal tadi, video mencorong karena aspek drama dan emosi yang cukup kuat di dalamnya.
Sebenarnya jika dirunut-runut ulang, video-video Twenty One Pilots memiliki gaya yang sama. Menampilkan mereka berdua membawakan lagunya dengan kandungan plot yang hanya secukupnya saja. Oleh karenanya saat Marc Klasfeld mengerjakan video untuk single 'Tear In My Heart' ini hasilnya cukup segar. Yep, keduanya masih tampil membawakan lagunya. Tapi Tyler Josep diharuskan juga untuk sedikit berakting di dalamnya, termasuk saat harus berkelahi dengan seorang perempuan cantik di sebuah restoran di kawasan pecinan yang menjadi lokasi videonya.
Adalah pantas jika video 'House of Gold' diletakkan di urutas paling atas di barisan 10 video musik terbaik milik Twenty One Pilots. Mungkin pemanfaatan efek khusus yang memperlihatkan tubuh Tyler Joseph dan Josh Dun hanya sebagian, alias separuh badan, dengan bagian bawah terputus, agak sedikit mengejutkan. Atau menakutkan. Tapi justru saat keduanya membawakan lagu dengan kondisi tubuh "menggenaskan" dan melayang di udara layaknya hantu, ternyata justru mampu memberi emosi yang kuat pada visualisasi lagunya yang memang sudah cukup menyentuh. Alih-alih merasa ngeri, kita malah merasa bersimpati dengan dua karakter malang ini. Apalagi ditutup dengan adegan yang cukup sedih. Inilah kerjasaa terbaik Twenty One Pilots bersama dengan sutradara langganan mereka, Mark C. Eshleman.