Album of the Day: Radiohead - A Moon Shaped Pool

Oleh: admincd - 14 May 2016

Sebuah kejutan datang dari Radiohead. Meski sebenarnya kejutan tersebut sudah diantisipasi dengan cukup lama. Kejutan itu datang dalam bentuk sebuah album mutakhir yang diberi judul dengan "A Moon Shaped Pool".

Tentunya kehadiran album ini disambut gembira, tidak hanya oleh para fans tapi penggemar musik secara umum. Bayangkan, lima tahun setelah album terakhir mereka, "The King of Limbs" (2011). Dan ini Radiohead. Siapa yang tak kenal band ini? Mereka senantiasa menghadirkan karya-karya yang penting untuk disimak.

Penantian panjang tersebut dibayar tuntas oleh Radiohead melalui sebuah album dengan kualitas musikalitas brilian, cemerlang dan mengesankan. Dua single yang hadir nyaris secara beruntun, 'Burn The Witch' dan 'Daydreaming', hadir membuka jalan untuk albumnya. Sebuah pembuka dahsyat yang jelas sangat menjanjikan.

Jika 'Burn The Witch' menghadirkan gerakan dan ritme yang intens serta megah, berkat orkestrasi masif dan string section tajam persembahan London Contemporary Orchestra atas panduan Johnny Greenwood, maka 'Daydreaming' adalah sebuah lorong menuju sensasi trance melalui melodi mengusung semangat atmosferik, dreamy dan ethereal.

Kemudian hadirlah "A Moon Shaped Pool" secara penuh. Bersamanya, sekali lagi Radiohead mengajak pendengarnya memasuki petualangan dalam irama dan nada yang menghanyutkan, sementara barisan lirik masih kuat dengan muatan politik, sosial serta personal.

Beberapa fans bermata tajam bisa mengidentifikasi beberapa track sebenarnya bukan benar-benar baru. 'Burn the Witch' datang dari era tahun 2000, atau 'Present Tense' dari tahun 2008. Sedang 'Ful Stop' dan 'Identikit' pernah dimainkan Radiohead saat melangsungkan tur "King of Limps" di tahun 2012. Dan yang paling lawas adalah 'True Love Waits' yang sudah eksis semenjak tahun 1995.

Meski beberapa materinya datang dari masa lampau, bukan berarti ini album yang lawas. Dalam "A Moon Shaped Pool" Radiohead kembali dibantu Nigel Godrich sebagai produser. Setelah beberapa kolaborasi tentunya Radiohead dan Godrich sudah menemukan ritme mereka, sehingga tidak usah diragukan bagaimana mereka mengemas album ini.

Kinerja Godrich dalam menyusun konsep produksi album secara simultan memberi enerji pada kreatifitas Greenwood dalam menyusun aransemen lagu dan lirik-lirik bernas serta nyanyian moody dari Thom Yorke. Bersama mereka menjadikan "A Moon Shape Pool" tidak hanya sebagai upaya untuk memanfaatkan materi lama, namun memberikan sebuah pernyataan baru.

Pemilihan lagu-lagu yang cenderung meminggirkan electronica dan memilih untuk menghadirkan komposisi organis juga patut dipuji. Bukan berarti electronica hilang begitu saja. Ia tetap menjadi ornamen pada beberapa bagian, namun Radiohead memberi penekanan yang lugas pada konsep art-rock mereka. 'Ful Stop' atau 'Tinker Tailor Soldier Sailor Rich Man Poor Man Beggar Man Thief' mungkin bisa menjadi contoh sempurna untuk itu.

Juga tetap ada pendekatan psychedelia, seperti dalam 'Desert Island Disk', bahkan retro-grunge yang dihadirkan oleh 'Decks Dark'. Meski demikian, patut digaris besar jika beberapa materi "A Moon Shaped Pool" cenderung hadir dalam format balada. 'Glass Eyes' melantun indah, sementara Yorke bernyanyi dengan lirih. Sementara 'The Numbers' mengembalikan pendengaran pada era rock vintage ala 70-an.

Perpaduan antara gitar akustik dan perkusi lembut 'Present Tense' terdengar memabukkan. Sedang track penutup, track paling lawas usianya di album ini, 'True Love Waits' dihadirkan dengan begitu penuh perasaan, sehingga sulit untuk tidak merasa larut dalam kesyahduan yang dipersembahkan Yorke dalam nyanyiannya. Biasanya Radiohead membawakan lagu ini secara akustik, misalnya cukup dengan gitar bolong saja, namun kini menjelma menjadi nomor atmosferik yang begitu menghantui.

Sebenarnya tidak perlu berpanjang-panjang juga membahas "A Moon Shaped Pool". Biarkan dirinya berbicara sendiri. Dan pendengar pun pasti mengerti mengapa Radiohead senantiasa menjadi band terkemuka, bahkan setelah dua dekade lebih. Mereka tidak mengenal kompromi, menghadirkan estetika seni dan bermusik mereka tanpa harus mengikuti patron yang berlaku.

Yang menjadikan "A Moon Shaped Pool" menonjol adalah, meski tetap mengusung idealisme Radiohead tadi, album tetap bisa didengar dengan mudah tanpa harus mengerutkan kening terlebih dahulu. Agak berbeda dengan beberapa album terakhir Radiohead memang. Seharusnya ini menjadi nilai lebih.

Keutamaan dari "A Moon Shaped Pool" adalah ia bertindak sebagai sebuah pengalaman memasuki dunia melodi, nada, ritme dan lirik yang padu. Ia bukan melulu kumpulan lagu-lagu yang didengar sekali, kemudian lenyap tak berbekas. Maka dari itu, Radiohead mengerjakan album ini dengan teknis yang paripurna. Setiap instrumen hadir dengan dimensinya tersendiri, bagaikan efek khusus yang memanjakan pendengaran, tapi sebenarnya bertugas sebagai dukungan untuk nyanyian Yorke sebagai motor pengalaman musikal tadi.

Singkat kata, Radiohead sudah menghasilkan calon album terbaik tahun ini dan dipastikan "A Moon Shaped Pool" bersanding bersama "OK Computer", "Kid A", atau "Hail to the Thief" sebagai album klasik Radiohead.


Official Website

TRACKLIST

1. "Burn the Witch" – 3:40

2. "Daydreaming" – 6:24

3. "Decks Dark" – 4:41

4. "Desert Island Disk" – 3:44

5. "Ful Stop" – 6:07

6. "Glass Eyes" – 2:52

7. "Identikit" – 4:26

8. "The Numbers" – 5:45

9. "Present Tense" – 5:06

10. "Tinker Tailor Soldier Sailor Rich Man Poor Man Beggar Man Thief" – 5:03

11. "True Love Waits" – 4:43

admincd
More from Creative Disc