Copeland dan Slank Meriahkan Kampoeng Jazz 2016

Oleh: welly - 10 May 2016

Jika berbicara tentang festival musik di Bandung nama Kampoeng Jazz pasti tidak luput dari perbincangan. Acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) menjadi festival musik yang paling disegani bukan karena embel-embel jazz yang mereka usung agar terlihat prestige tapi keberanian mereka untuk membawa artis Internasional ke dalam kampus Unpad Dipatiukur. Pada tahun kedelapannya Kampoeng Jazz membawa sesuatu yang setidaknya lebih baik dibandingkan tahun kemarin yang terkesan out of the blue, mereka membawa Copeland dan Slank sebagai penampil utama. Kampoeng Jazz dibagi menjadi dua stage yaitu stage utama dan BNI Lounge Stage.

Gelaran kedelapan dari Kampoeng Jazz ini dibuka sekitar jam 14:00 dan dimulai dari BNI Lounge Stage, stage utama baru dimulai pukul 15:30. Saya sendiri datang ketika Tigapagi, Teza Sumendra, Samarotungga dan Koes Plus Reunion sudah turun panggung demi menunaikan tugas sebagai penyiar di Bandung.

Pada sekitar jam 20:30 Maliq & D’Essentials baru naik panggung dan cukup ngaret dari jadwal yang diberikan yaitu 20:02. Boleh jadi Maliq & D’Essentials adalah grup paling berani dalam koridor musik pop Indonesia, sang vokalis Widi masuk ke panggung dengan mengenakan jaket bertuliskan “Pop Hari Ini” seolah menyatakan bahwa Maliq bukan hanya sekedar band jazz/soul seperti di awal karir mereka. Maliq mengaransemen semua lagu yang dibawakan menjadi lebih cepat dengan penampilan yang enerjik serta ritmis. Semua yang mereka bawakan terkonsep dengan baik dan mereka menunjukkan showmanship yang tidak bisa ditandingi oleh band pop lokal lainnya. Mereka

sukses membuat penonton bernyanyi dan bergoyang pada “Drama Romantika”, “Dia”, “Aurora” dan “Untitled”.

Selepas Maliq turun Andien langsung naik panggung, euforia penonton mulai sedikit berkurang dan penonton lebih memilih kolaborasi Danilla dan Mondo Gascaro di BNI Lounge Stage. Meski kapasitasnya lebih kecil dari stage utama tetapi penampilan mereka berdua mampu membuat sesak stage kecil tersebut. Andien dikejutkan oleh perayaan ulang tahun pernikahannya yang dirayakan bersama penonton di Dipatiukur.

Ketika Andien turun panggung semua orang langsung mengucap nama Copeland dan ada beberapa yang bersenandung menyanyikan lagu “Coffee”, wajar jika Copeland menjadi penampil yang ditunggu karena popularitas mereka di Indonesia sudah mengakar dari dulu apalagi Indonesia menjadi negara yang paling banyak mendengarkan Copeland seperti yang tertera di statistik halaman Spotify mereka. Copeland naik di saat malam semakin larut tepatnya sekitar jam 22:45 tetapi larutnya malam bukannya menambah suntuk tetapi menambah keintiman berkat lagu mereka yang slow-tempo sambil diiringi piano dan musik yang lembut seperti musik lounge. Lagu hits mereka seperti “Coffee”, “Chin Up” dibawakan dan sukses membuat penonton menjadi semakin dekat dan hangat diantara dinginnya Bandung malam itu.

Event yang diselenggarakan 30 April tersebut ditutup dengan Slank yang dinobatkan menjadi mystery guest star, Slank memulai penampilannya pada jam 00:45 dimana jam tersebut terlihat tidak lazim untuk masih melanjutkan konser kecuali konser ajeb-ajeb seperti DWP tetapi penonton terkesan tidak peduli dengan waktu dan bersenang-senang bersama grup legendaris asal Gang Potlot ini. Slank dan Kampoeng Jazz mengakhiri penampilannya pada jam 02:45 dan meninggalkan penonton dengan muka lemas nan puas. Sudah kedelapan kalinya acara Kampoeng Jazz diadakan dan sudah kedelapan kalinya mereka memberikan kepuasan untuk masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Kampoeng Jazz kali ini memang lebih berkesan meskipun sedikit menghilangkan unsur jazz di panggung utamanya, berkesan karena pemilihan artisnya yang sesuai dengan selera penonton yang kebanyakan adalah mahasiswa sehingga dapat memancing massa yang banyak walaupun dari segi ticketing menjadi poin minus yang menganggu kenikmatan menonton.

welly
More from Creative Disc