Album of the Day: The Last Shadow Puppets - Everything You've Come to Expect

Oleh: admincd - 09 Jun 2016

Released by: Sony Music Entertainment Indonesia

Jangan heran jika butuh waktu lama bagi The Last Shadow Puppets untuk merilis album susulan debut mereka, "The Age of the Understatement", yang dirilis di tahun 2008 yang lalu. Karena bagaimanapun para personelnya memang disibukkan dengan kerjaan masing-masing di luar band ini, Alex Turner dengan Arctic Monkeysnya dan Miles Kane tentu saja dengan proyek solonya semenjak melepaskan diri dari The Rascals. Begitu juga dengan sang produser, James Ford (Simian, Simian Mobile Disco) serta musisi tambahan, Zach Dawes (Mini Mansions).

Setelah sempat ada wacana untuk album kedua di sekitar 2009 atau 2010-an, akhirnya superband pengusung rock/pop baroque ini pun merealisasikan album "Everything You've Come to Expect" yang berjarak sekitar delapan tahun dari sang album debut.

Jadi, segala apa yang bisa diharapkan dari album ini? Tentu saja usungan pop-rock baroque. Tidak hanya itu ciri khas moody dan atmosferik pun masih kental diusung band ini. Hanya saja, jeda delapan tahun tadi memberi ruang yang berbeda pula dari segi musikalitas. Dalam album ini The Last Shadow Puppets tidak begitu terobsesi lagi untuk menggali dekade 60-an.

Jangan kuatir, sensasi retro tetap dikembangkan, namun tampaknya era bergerak satu dekade berikutnya atau 70-an, dengan pengaruh soft rock dan blue eyed soul di dalamnya. Meski track pembuka, 'Aviation', mungkin akan mengingatkan akan materi yang diusung The Last Shadow Puppets, namun album kemudian bergerak ke arah yang disebutkan tadi.

Tapi dengan menghadirkan 'Bad Habits' sebagai single andalan, The Last Shadow Puppets jelas ingin memperkenalkan gelamoritas rock ketimbang ambient mengawang belaka. Beat yang berderap dengan riff gitar ditimpali oleh string sections. Sementara ada corak psychedelia yang menjadi motif lagu.

Track-track sejenis bisa ditemui dalam 'The Element of Surprise' yang hadir sebagai anthem disco-funk yang seru atau 'Pattern' yang memiliki pendekatan setipe, hanya saja dalam tempo bergerak dalam skala medium dan mengawang. Atau 'She Does the Woods' yang terdengar gelap dan mengancam, meski sekali lagi The Last Shadow Puppets menghadirkan melodi yang manis pada chorus dan track blue eyed soul dalam 'Used to be My Girl'

Terlepas dari itu, secara umum "Everything You've Come to Expect" menghadirkan materi-materi balada bertempo sedang dan terkesan berlarat. Contohlah 'Sweet Dreams, TN' yang seolah-olah mengadopsi pop megah ala Tom Jones atau (mungkin) Engelbert Humperdinck. 'Everything You've Come to Expect', yang juga menjadi judul album, adalah sebuah track intim yang lembut, sementara 'The Dream Synopsis' yang mengawang terasa tepat untuk menutup album.

Hanya saja, pendekatannya terkadang terasa seperti imitasi ketimbang organik. Bahkan ada satu tulisan yang menyebutkan "Everything You've Come to Expect" lebih mirip parodi, yang rasa-rasanya merupakan kririk yang terlalu pedas. Tidak sampai taraf begitu juga. Memang, dibandingkan "The Age of the Understatement", album ini menjadi terdengar lebih marginal. Mendengarkan Richard Hawley atau The Clientele misalnya, dengan pendekatan nyaris mirip, terasa lebih memuaskan.

Tentu saja "Everything You've Come to Expect" tetap merupakan album pop baroque dengan kredibilitas dan teknis yang mumpuni. Setiap track dihadirkan dengan presisi yang pas. Mendengarkan album ini seolah membuat kita memasuki terowongan waktu dan kembali ke masa lalu. Lagipula, meski tidak seperti yang kita harapkan dari The Last Shadow Puppets, tetap saja kita akan jatuh suka dengan lagu-lagunya dan albumnya secara umum.

Hanya saja, mungkin The Last Shadow Puppets mungkin tidak harus menunggu delapan tahun lagi untuk merilis album berikutnya.