December Artist of the Month: Lady Gaga

Oleh: admincd - 01 Dec 2016

Saat ini siapa yang tak mengenal nama panggung dari Stefani Joanne Angelina Germanotta? Yep, it's Lady Gaga. Semenjak melakukan debut dengan "The Fame" di tahun 2008, namanya seketika melesat cepat seperti meteor dan dicap sebagai salah satu ikon pop masa kini.

Berturut-turut, ia menyusul dengan album-album seperti "The Fame Monster" (2009), "Born This Way" (2011), dan kemudian "Artpop" (2013), dan mempertahankan reputasinya sebagai penyanyi pengusung electro-pop yang tidak hanya memiliki barisan hits top 40 yang catchy, namun juga kemampuan menulis lagu yang memikat. Jika kemudian ia menghadirkan eksentrisme sebagai bagian persona seorang Lady Gaga, maka itu hanya mempertegas fenomenalitasnya sebagai bintang.

Harus diakui, meski "Artpop" sukses di pasaran, namun kurang mendapat ulasan yang menggembirakan. Belum lagi perpisahan dengan mantan manajernya, Troy Carter dengan alasan "perbedaan kreatif", membuat langkahnya dalam melanjutkan karir seaakan mendapatkan aral. Bahkan Gaga sempat menyatakan ingin berhenti dari karir musiknya karena merasa depresi. Tidak heran jika selepasnya Lady Gaga merasa perlu untuk "menemukan" kembali, atau mungkin lebih tepatnya menyusun ulang karakter dan proyeksi musikalitasnya dengan penekanan pada kekuatan vokal.

Kesuksesannya membantu musisi jazz legendaris Tony Bennet dalam berduet dalam lagu 'The Lady is Tramp' untuk album "Duets II" (2011), membuka jalan untuk itu. Tidak heran jika Gaga menyambut dengan tangan terbuka dengan hadirnya album kolaborasi bersama Bennet dalam menyanyikan lagu-lagu jazz berjudul "Cheek to Cheek" (2014) yang ternyata mendapat sambutan postif, baik secara komersial dan ulasan kritikus.

Sukses "Cheek to Cheek" tidak lantas membuat Gaga tergesa untuk melanjutkan dengan perilisan album pop barunya. Di tahun 2015 ia disibukkan dengan karir aktingnya dengan membintangi serial "American Horror Story" Hotel" yang dengan sukses mengganjar dirinya sebuah piala Golden Globe. Sebelumnya di awal tahun, enampilannya di pentas Oscar membawakan medley lagu-lagu dari film klasik "The Sound of Music" pun mendapat standing ovation dan menjadi bahan pembicaraan di mana-mana. Sebagai tambahan, lagu baladanya bersama Diane Warren, 'Til It Happens to You', menjadi salah satu nominee untuk Oscar 2016 kategori Best Original Song.


Sepertinya ini dianggap sudah cukup sebagai modal bagi Gaga, karena kini imejnya sudah berkembang dari hanya sekedar penyanyi pop dengan gimmick sensasional. Publik luas sudah menasbihkannya sebagai artis yang tidak harus dikenal dengan lagu-lagu popnya saja, namun juga karena cita rasa artistik, talenta dan tentu saja vokal.

Dengan latar ini, maka lahirlah "Joanne", album studio keenam Lady Gaga yang dirilis pada tanggal 21 Oktober yang lalu. Album dikerjakan secara ekstensif dalam periode 2015 dan 2016. Meski detil album lebih sering disembunyikan, namun Gaga bekerjasama dengan produser kenamaan Mark Ronson dalam membidani "Joanne", selain BloodPop, Emile Haynie, Father John Misty, Kevin Parker dari Tame Impala, serta produser lamanya, RedOne, dan banyak lagi.

Sebagai perkenalan, Gaga menghadirkan single 'Perfect Illusion' di bulan September dan menghadirkan pendekatan yang agak berbeda dari album-album sebelumnya: rock. Dan perbedaan corak musik inilah yang menjadi tawaran Gaga dalam album yang judulnya diambil dari nama tante terkasihnya. Meski masih berlatar pop, namun Gaga memoles "Joanne" dengan tidak hanya rock, namun juga country atau americana. Jadi, tanpa electropop apakah album bisa membuktikan karakteristik baru Gaga ini? Dibutuhkan waktu untuk menjawab hal tersebut. Namun yang pasti "Joanne" sukses menjadi album #1 keempat Gaga di Amerika.

Official Website Lady Gaga

Official Facebook Lady Gaga

Official Twitter @ladygaga

Official Twitter @Universal_Indo

Official Facebook Universal Music Indonesia

admincd
More from Creative Disc