Album of the Day: One OK Rock - Ambitions (International Edition)

Oleh: luthfi - 26 Jan 2017

Ah, siapa yang tidak mengenal One OK Rock apalagi jika kamu adalah seseorang yang akrab dengan musik Jepang. Band yang diisi oleh Taka, Toru, Ryota, dan Tomoya ini merupakan band yang paling populer jika kita menyebut kata musik Jepang di Indonesia. Jika tidak percaya coba datang ke event yang berbau Jejepangan maka kamu akan menemukan setidaknya satu band yang membawakan lagu One OK Rock ketika tampil.

Grup alternative rock/emo asal Tokyo ini hanya membutuhkan waktu tujuh tahun agar bisa terkenal di penjuru dunia termasuk Indonesia yang mempunyai basis fanbase One OK Rock terkuat dan paling solid di Asia Tenggara. Kekuatan dari One OK Rock adalah lirik mereka yang mayoritas berbahasa Inggris sehingga dapat dicerna oleh semua kalangan. Vokal dari Taka yang terdengar begitu fasih berbahasa Inggris dan tidak terdengar logat Jepangnya juga membuat nilai dari kuartet ini semakin berharga di dunia musik internasional apalagi mereka dianggap sebagai juru selamat musik emo di Asia setelah band seperti My Chemical Romance mendadak menjadi british dan membubarkan diri. Mereka juga ditangani oleh manajemen yang tepat yaitu Amuse yang mempunyai cabang di pasar musik global seperti Amerika Serikat dan sukses membuat Babymetal dan Perfume bolak balik ke luar negeri seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Kepopuleran mereka di luar Jepang sudah dirasakan ketika mereka mengisi lagu untuk live action Ruroni Kenshin atau Samurai X lewat lagu “The Beginning”. Lagu ini sukses menjadi lagu rock Jepang yang paling banyak diputar di YouTube dengan raihan 79 juta views sebelum dikalahkan oleh Radwimps dengan “Zenzenzense”. Setelah itu mereka dibantu oleh Warner Bros. Records untuk mendistribusikan album ketujuh mereka “35xxv” untuk wilayah Amerika Serikat dan berhasil menembus posisi 11 di Billboard Heatseekers Albums dimana chart tersebut adalah batu loncatan sebelum masuk ke chart utama Billboard yaitu Billboard 200 dan Billbaord 100.

Selang hanya setahun dari perilisan “35xxv” mereka langsung direkrut oleh label alternative legendaris yang menghasilkan Twenty One Pilots, Paramore, Young the Giant, dan Panic! at the Disco yaitu Fueled By Ramen. Label ini sesuai dengan citra One OK Rock yang dianggap sebagai garda terakhir dari emo musik di dunia karena label ini selalu diidentikkan dengan artis yang terkenal ketika genre ini mewabah pada pertengahan 2000an seperti The Academy Is..., Cobra Starship, Fall Out Boy, Gym Class Heroes, Cute Is What We Aim For, Yellowcard, dan sampai sekarang masih menyediakan musik untuk anak remaja yang ingin terlihat garang namun mempunyai hati yang rapuh (jika tidak percaya dengarkan saja lagu Twenty One Pilots “Stressed Out”).

Dan perjalanan One OK Rock dengan label Fueled By Ramen dimulai dengan album kedelapan mereka “Ambitions”.

“Ambitions” adalah album kedelapan dan album kedua mereka yang dirilis secara internasional lewat Warner Music. Album yang sudah menduduki posisi satu di Jepang dengan penjualan 232 ribu kopi dan membawa pulang plakat Platinum di minggu pertama album ini dirilis seolah menunjukkan ambisi mereka untuk menaklukkan dunia musik barat.

Mereka mengambil beberapa unsur dari band pendahulunya seperti Linkin Park pada “Bombs Away” dan dicampur dengan rasa musik mereka di album “Niche Syndrome”. Lalu mereka juga menyampaikan rasa terima kasih mereka terhadap Bring Me The Horizon terutama di album barunya (“We Are”), Imagine Dragons dengan reff-nya yang antemik dengan beat drum yang bulat (“One Way Ticket”), Panic! at the Disco di era album proyek solo Brandon Urie yang menyuntikkan unsur dance (“American Girls”), Paramore tanpa Hayley Williams (“Start Again”), dan 30 Seconds To Mars (“I Was King”).

Biasanya artis Jepang yang terkenal ketika berkarir di label luar negeri akan terasa canggung seperti Utada Hikaru yang menjadi Mariah Carey jadi-jadian atau Dream Comes True yang terjebak dengan identitas Jepang-nya tetapi tidak untuk One OK Rock yang seolah fasih untuk mengikuti arus musik barat saat ini dimana dentuman musik yang menghentak menjadi kunci utamanya. Mereka mencoba beberapa rasa pop rock dan electronica yang mungkin terdengar aneh dan asyik saat bersamaan, tetapi mau bagaimana lagi itulah harga yang harus dibayar ketika sudah berada di panggung internasional (dan hal tersebut dikeluhkan beberapa fans-nya) seperti pada “Bedroom Warfare” yang memasukkan beat trap dan menghasilkan track dance-rock yang asyik seperti Fall Out Boy dalam album “American Beauty, American Psycho”. “Taking Off” terdengar terlalu murahan malah lagu ini terdengar seperti lagu band emo yang baru akan merekam lagu pertamanya dengan beberapa efek yang outdated.  “Hard To Love” memainkan musik yang folky dan menunjukkan kelembutan Taka meski tidak sekuat tembang ballad mereka sebelumnya “Wherever You Are”. “Listen” dan “Bon Voyage” mengingatkan pendengarnya akan nuansa musik mainstream rock pertengahan 2000an dimana post-grunge dan emo merupakan senyawa musik rock saat itu.

Dalam edisi internasionalnya One OK Rock menggaet dua kolaborator yang pertama adalah “Jaded” yang membawa vokalis All Time Low Alex Gaskarth serta “Take What You Want” dengan band yang paling digilai remaja perempuan muda saat ini 5 Seconds of Summer. Kedua lagu ini terdengar biasa saja dan terasa datar malah “Take What You Want” terasa seperti lagu 5 Seconds of Summer ketimbang One OK Rock. Entah mengapa dua artis featured yang ada di lagu ini terdengar biasa saja dan hanya menjadi taktik marketing agar kedua fans dari band tersebut membeli lagu ini.

Album ini terdengar jauh lebih baik dibandingkan “35xxv” yang terasa seperti hot mess dan mencoba menjadi band Amerika yang palsu dengan guest yang membuat saya mengernyitkan dahi serta musiknya yang terlalu jauh dari album sebelumnya. “Ambitions” masih menyimpan beberapa nomor khas mereka dan mencampurkannya ke dalam musik internasional agar terdengar universal tanpa harus mencari-cari arah dan tujuan mereka.

Menilai “Ambitions” bukanlah menilai dari seberapa keras atau seberapa rock mereka di album ini tetapi seberapa pop mereka di “Ambitions”. Mereka membungkus “Ambitions” dengan satu sajian pop rock/alternative rock yang besar dan antemik. Mereka seolah tidak ragu dalam melangkah ke dalam musik pop yang lebih besar dan lebih dalam tanpa harus meninggalkan sisi rock dan yang paling utama emo mereka. Fusi tersebut memang terdengar hit and miss dan tidak semuanya terdengar konsisten apalagi menghasilkan sesuatu yang baru. Apa yang sudah One OK Rock lakukan sayangnya hanya mengikuti bahkan mengopi grup pendahulunya sehingga “Ambitions” tak ubahnya seperti album kompilasi dari band-band yang sudah disebutkan dalam paragraf di atas dan menggantinya dengan suara Taka. Mereka juga tidak mengeluarkan nomor ballad yang menjadi nomor maut mereka dalam album ini seperti “Heartache” dan “Wherever You Are” sehingga mendengar “Ambitions” terasa seperti ada sesuatu yang hilang.

Sebenarnya materi di album ini tidak original tetapi untuk sebuah album internasional yang tujuannya mencari massa anak muda untuk bernyanyi bareng dan meloncat bersama di panggung internasional, ya kenapa tidak? karena memang album “Ambitions” dibuat untuk hal seperti itu sambil memberikan personal message kepada pendengarnya tentang semangat pantang menyerah, kesedihan, masa depan dan hal-hal yang berkaitan dengan youth.


iTunes

iTunes

Official Website

TRACKLIST

1. Ambitions (Introduction) 1:23

2. Bombs Away 4:24

3. Taking Off 3:38

4. We Are 4:15

5. Jaded (featuring Alex Gaskarth of All Time Low) 3:36

6. Hard to Love 3:16

7. Bedroom Warfare 3:22

8. American Girls 2:48

9. I Was King 3:58

10. Listen 3:39

11. One Way Ticket 3:36

12. Bon Voyage 4:05

13. Start Again 3:14

14. Take What You Want (featuring 5 Seconds of Summer) 4:03

luthfi
More from Creative Disc