Kejutan Menghentak Dari Konser The XX di Singapura

Oleh: welly - 29 Jul 2017

Bersamaan dengan merilis album "I See You", The XX memulai perjalanan konser keliling dunianya. Salah satunya menyambangi Singapura pada tanggal 25 Juli 2017 lalu yang merupakan kedatangan mereka kedua kali di negara ini setelah empat tahun lalu.


Menonton konser The XX di kita seperti melihat film science fiction tahun ’90 an yang dibintangi Jamie Smith, Romy Madley Croft dan Oliver Sim. Saat dentuman lagu Intro dimulai, asap dry ice yang menyelimuti panggung mirip asap roket yang mendarat di bumi. Perlahan asap sirna kemudian memperlihatkan Romy dan Jamie yang asyik memetik gitarnya. Ketiganya mengenakan atasan dan bawahan hitam sesuai image introvert dan misterius mereka yang kerap ditampilkan sejak merilis album di tahun 2009. Saat Say Something Loving bergulir, panggung berpendar dengan warna biru elektrik dan jingga. Empat panel lampu di sisi kanan dan kiri The XX inilah yang menjadi perpanjangan nyawa musik malam itu. Sesuatu yang mengejutkan karena sebagai band yang mengusung musik minimalis di tahun 2009, maka sajian warna-warni adalah sesuatu yang jauh dari bayangan fansnya. Matt Groening, creator The Simpsons pada tahun 2010 sempat mengundang The XX untuk tampil dalam festival yang dikurasinya pernah berkomentar, “Mereka mengalihkan pandangannya, seperti pasangan dalam hubungan cinta yang sudah mati tapi belum putus. Namun musik mereka bagus sekali. Mereka masih muda dan pemalu, bukan sombong.”


Sementara itu untuk fans The XX yang baru mulai mendengarkan mereka di album I See You, maka ini mungkin suatu hal yang biasa saja. Perkembangan musik The XX memang mengalami pergantian di album ketiganya setelah delapan tahun berlalu dengan sound yang lebih kaya dan lirik curhat yang lebih terbuka. The XX tidak lagi band yang malu-malu mempertunjukkan kebolehan serta sisi rapuhnya. Persahabatan trio The XX yang sudah terjalin sejak belasan tahun lalu tampak terlihat di panggung. Jamie dan Romy bisa bergoyang santai seirama seraya memetik gitar dengan berhadap-hadapan. Momen ini salah satunya terjadi di lagu I Dare You. Jamie bahkan sempat memeluk Romy saat selesai membawakan Performance. Oliver memainkan synthesizer dan perkusinya di atas panggung yang lebih tinggi adalah simbol bahwa ia tetap bagian penting dari band. Ia bahkan memperoleh waktu solo layaknya DJ di sebuah rave party dan memainkan versi remix Hall & Oates’ ‘I Can’t Go for That (No Can Do).


Romy memukau penonton saat panggung dibuat gelap, dua lampu sorot menyinarinya dan mulailah Brave For You dilantunkan. Penampilan lagu ini menjadi lebih megah dengan dentuman perkusi yang ditabuh Oliver. Permainan lampu paling memesona terjadi saat Loud Places berkumandang. Semburat pelangi muncul dan pergi sesuai warna album solo Jamie. Penonton yang seharusnya duduk, tidak bisa menahan diri untuk berdiri dan bergoyang. Romy mengungkapkan rasa harunya melihat Singapore Indoor Stadium yang dipenuhi sekitar 8.000 penonton. “We are far away from home but never feel so welcome. We see you and we love you,” ujar Romy. Malam itu semua penonton pulang untuk bercerita bahwa The XX telah bermetamorfosis menjadi band yang lebih percaya diri.

Official photo by: Dominic Phua and Marcus

Text by: Trinzi

welly
More from Creative Disc