CreativeDisc Interview With Bebe Rexha: Antara Gado-Gado, Blondie dan Jomblo

Oleh: rendy-salendu - 30 Aug 2017

Dalam dua tahun terakhir, nama Bebe Rexha telah mendunia. Transformasinya dari seorang artis pendatang baru yang menjanjikan hingga naik level menjadi rising pop star terbilang cukup singkat. Dan ia pun berhasil menarik perhatian pecinta musik dunia dengan dua EP yang telah dirilisnya, All Your Fault: Pt 1 & All Your Fault: Pt 2.

Diundang oleh Warner Music Indonesia pada hari Kamis, 24 Agustus lalu, CreativeDisc sempat berbincang dengan Bebe Rexha di sela-sela kesibukannya saat mengisi acara HUT SCTV. Ia sangat menikmati kunjungannya di Jakarta. Dan yang paling berkesan baginya adalah Gado-Gado, yang ia daulat menjadi makanan favoritnya disini.

Berbicara mengenai perjalanan karir musik seorang Bebe Rexha tidak lepas dari kecintaannya terhadap dunia musik sejak usia dini, dimana kemampuannya menulis lagu pernah diganjar penghargaan “Best Teen Songwriter” di acara Grammy Day pada usia belasan tahun. Hingga kini, banyak hits telah ditelurkannya. Sebut saja “I Can’t Stop Drinking About You”, “I’m Gonna Show You Crazy”, hingga “Me, Myself & I” duetnya dengan rapper G-Eazy serta “Hey Mama” yang merupakan kolaborasinya dengan David Guetta dan Nicki Minaj. Tak lupa juga beberapa hits yang ditulisnya yang dipopulerkan oleh artis lain turut melambungkan namanya di jagat musik dunia. “The Monster” milik Eminem yang juga menghadirkan Rihanna, “Team” dari Iggy Azalea, serta kolaborasinya bersama Martin Garrix, “In The Name of Love”.

Dari keseluruhan penampilannya serta musik yang diciptakannya, style Bebe Rexha terbilang unik. Bebe mengakui bahwa dirinya bukan penyanyi baru yang berumur 18 atau 19 tahun. "Saya 27 tahun dan sudah 10 tahun berada di industri musik. Saya tidak takut untuk berkata apapun. Saya disini bukan untuk menjadi terkenal dan kaya. Saya bisa menulis lagu dan banyak menghasilkan dari situ. Tapi tujuan saya adalah saya ingin menyampaikan pesan positif kepada para perempuan untuk mencintai dirinya sendiri dan tetap kuat serta berani untuk menyatakan pendapatnya. Dan saya juga ingin memperlihatkan bahwa saya bukanlah hanya sebuah produk dari label rekaman. Saya menulis semua lagu-lagu saya.”

Kolaborasinya bersama para musisi dunia pun tak sembarangan dibuatnya. “Yang pertama kali harus saya pastikan adalah lagunya siap, kemudian saya akan mengirimkan kepada calon kolaborator saya. Dan kolaborator yang saya pilih tidak hanya berdasarkan nama besar mereka, namun mereka adalah orang yang tepat untuk lagunya. Mereka suka dengan lagunya, dan dapat membuat makna yang ada dalam lagu tersebut bisa tersampaikan dengan benar. I just don’t want to put a random person on a song, you know..” tandas Bebe.

Namun, dibalik kesuksesannya, Bebe masih merasa belum ada keseimbangan dalam hidupnya. “I’m doing music 24/7. Saya tidak berkencan. Saya tidak punya pacar. Saya hidup di jalan. Mungkin waktu saya di rumah hanya sekitar 21 hari dalam setahun. It’s terrible. I have no balance,” tegas Bebe.

Berikut perbincangan Creative Disc dengan Bebe Rexha:

CD: Kamu menulis banyak lagu hits sebelum bersolo karir. Apa yang mendasari hingga akhirnya kamu merilis lagu-lagumu sendiri?

BR: I’m always an artist. Adanya kesempatan itulah yang akhirnya membuat saya merilis materi sendiri. Saat saya menulis “Monster” yang harusnya dirilis atas nama sendiri, waktu itu saya belum punya kontrak rekaman dengan label apapun, dimana akan sangat susah untuk melakukan promosi karena terbentur dengan budget yang besar, dan juga perlunya koneksi dengan jaringan radio besar untuk menyiarkannya. Waktu itu saya di New York City dan tidak punya kenalan siapapun, dan saya pun sempat memperdengarkan lagu tersebut kepada banyak sekali eksekutif-eksekutif di label rekaman, dan mereka tidak meliriknya sama sekali. Akhirnya mereka bilang bahwa lagu tersebut bagus, dan tiba-tiba mereka meneruskannya kepada Eminem, dan meledak. Tapi kembali lagi bahwa (saya sadar) saya seorang artis, dan waktu itu akhirnya ada kesempatan (untuk merilis materi sendiri).

CD: Kamu telah merilis dua EP, All Your Fault: Pt 1 dan All Your Fault: Pt 2. Apakah akan ada EP ketiga atau full length album nantinya?

BR: Ya, saya mungkin akan merilis part 3 atau bisa jadi full length album. Saya akan mulai proses menulis bulan September, kembali masuk studio, dan saya sudah punya beberapa nama yang akan menjadi produser ataupun kolaborator yang saya inginkan untuk bekerjasama. Tergantung ke arah mana prosesnya nanti, apakah akan menjadi sebuah EP atau album. Kamu gak akan pernah tau jika belum menjalani prosesnya.

CD: Siapa yang menginspirasi gaya fashion dan musikmu?

BR: Saya senang melihat gaya Marilyn Monroe, Blondie. Blondie adalah favorit saya. Ia (Debbie Harry) adalah fashion icon saya. Juga Cher, Shania Twain, dan banyak artis wanita tahun 90an.

CD: Salah satu fans mu menulis pada kami bahwa lagu “I’m Gonna Show You Crazy” membantunya melewati masa-masa sulitnya. Ceritakan lebih dalam mengenai makna lagu tersebut.

BR: Arti lagu tersebut adalah sesuai judulnya, bahwa ada stigma dibalik “sakit mental”. Saya berasal dari keluarga imigran dari Albania. Saya tumbuh dengan depresi dan anxiety saat masih kecil. Saya ingin menulis sebuah lagu yang menjadi terapi buat saya. Saat saya merilisnya, saya rasa lagu tersebut berbicara dengan sendirinya. Saya tidak merilisnya lewat label apapun. Saya hanya menaruhnya di Spotify, dan hingga saat ini sudah sekitar 55-60 juta kali diputar tanpa promosi radio apapun. Dan respon dari pendengar pun sangatlah positif, dimana mereka merasa lagu tersebut sangat membantu hidup mereka dan mendorong saya untuk membuat lagu seperti itu lagi. Orang-orang sangat takut untuk membicarakan seputar kesehatan mental, mereka menjadi sedih dan menutup diri. Semua orang pasti mengalaminya, namun biasanya mereka akan menutup-nutupinya. Jadi saya rasa saya harus mengangkat tema ini. Bagaimana mencintai diri sendiri, percaya diri dengan kondisi dan ukuran tubuhmu, tentunya dengan cara yang baik dan positif. Berusaha menarik para remaja dan perempuan seumuran saya untuk mendengarkan lagu ini dengan cara yang halus.

Special Thanks to Warner Music Indonesia

Foto by Ivy Agrina

rendy-salendu
More from Creative Disc