Album of the Day: Sam Smith - The Thrill Of It All (Deluxe Edition)

Oleh: admincd - 09 Nov 2017

Released by: Universal Music Indonesia

Banyak yang terjadi setelah Sam Smith merilis album debutnya, "In the Lonely Hour" (2014). Album sukses besar, Sam menjadi peraih Grammy, Golden Globe dan Oscar. Ia bahkan tercatat salah satu Guinness World Records. Tapi mungkin yang paling utama adalah saat ia memutuskan untuk vakum dari dunia musik guna fokus pada kehidupan pribadinya (kabarnya sebuah putus cinta yang menyakitkan menjadi pencetus). Tidak heran muncul pertanyaan, apakah Sam akan merilis album keduanya?

Ternyata ia memang merilis album sophomore-nya, yang bertajuk "The Thrill Of It All". Muncul pertanyaan berikutnya, apakah secara kualitas album lebih baik pendahulunya? Jawaban singkat, ya. Sangat!

Sebagaimana Adele, yang disebutkan Sam sebagai salah satu yang mempengaruhi musikalitasnya, lagu-lagu yang diusung dirinya adalah jenis yang mengedepankan melankolisme, curahan emosional secara intens, dan biasanya berhubungan dengan patah hati. "In the Lonely Hour" kaya dengan jenis lagu seperti ini, sehingga memang menjadi tandem yang pas bagi yang ingin hatinya terkoyak-koyak oleh perasaan sedih. Bagaimana dengan "The Thrill Of It All"?

Secara formula, album masih setipe dengan pendahulunya. Sam bernyanyi dengan mengeksplorasi kekuatan vokalnya dalam gaya bernyanyi soulful. Hanya saja, berbeda dengan "In the Lonely Hour", maka dalam "The Thrill Of It All" dirinya terdengar jauh matang dan jangkauan corak genre yang lebih luas, ketimbang hanya bersandar dalam pendekatan setipe antara satu lagu dengan lagu lain.

Track pembuka, sekaligus menjadi single andalan, 'Too Good at Goodbyes' mungkin berada di wilayah aman dan tertebak dari seorang Sam Smith. Namun yang harus dicermati adalah bagaimana kualitas emosional lagu terdengar lebih rapi, terjaga dan tidak terlalu belebihan dalam mengungkap sentimentalia atau melankolisme.

Track susulannya hadir dengan warna berbeda. Atmosferik dan lembut, 'Say It First', satu dari dua lagu di mana Malay memproduseri, Sam meminggirkan sisi soul-nya dan menghadirkan pop yang lebih konvensional. Lirihnya vokal Sam ternyata tak kalah sukses dalam membetot perasaan dibandingkan saat ia melakukan akrobatik vokal.

Soal akrobatik vokal, yang Sam tahu benar merupakan kekuatan utama, tetap bisa disimak dalam banyak lagu "The Thrill Of It All", sebut saja track-track soul seperti 'One Last Song' dan 'Baby, Make You Make Me Crazy', dan 'Palace' atau gospel seperti 'Pray'. Terutamanya'Pray', di mana Timbaland hadir sebagai produser, karena Sam benar-benar mencurahkan vokalnya secara dinamis dan sukses menarik ulur emosi pendengar saat menyimak lagunya.

Tapi ini seharusnya memang sudah tertebak dari Sam, sehingga meski bagus namun familiar. Yang justru mencolok dari "The Thrill of It All" justru track-track di mana Sam hadir dalam pendekatan yang agak berbeda dibanding biasanya. Tentunya jangan harapkan Sam membawakan track up-beat lagi seperti di awal karirnya dengan 'Money On My Mind', 'La La La' bersama Naughty Boy atau 'Latch' bersama Disclosure (meski rasanya memang akan menyenangkan jika Sam kembali menyanyikan lagu-lagu sejenis).

"The Thrill of It All" bergerak di wilayah slow hingga mid-tempo, sehingga album terdengar lebih tenang. Vokal Sam pun menjadi lebih mencorong, karena tidak harus saling sikut dengan melodi yang sekedar mengejar ke-catchy-an atau radio friendly saja.

Oleh karenanya, jangan lewatkan 'Midnight Train', nomor Malay lain, di mana slow-rock berpadu doo-woop menjadi baluran lagunya. Dengan track seperti ini, nyanyian Sam mendapat corong untuk hadir dalam gaya berbeda. Lebih tertahan tanpa harus berkewajiban pamer vokal berlebihan.

Cermati juga balada minimalis 'Burnin' di mana Poo Bear membantu kolaborator setia Sam, Steve Fitzmaurice dan Jimmy Napes dalam lagunya. Yang bisa disebut paling mencolok adalah duet Sam bersama YEBBA dalam track manis 'No Peace'. Lagi-lagi vokal Sam terdengar lirih dan lembut, sebagaimana YEBBA yang menjadi rekan duetnya. Chorus memang terdengar intens, namun juga dalam koridor yang lebih tertahan tadi.

Track istimewa lain terdapat nomor gospel lain, 'HIM'. Megah, sudah pasti, meski kekuatan utama lagu bergaya "confessional" di mana Sam melakukan "coming out" sebagai gay secara lebih definitif sekaligus juga berbicara dalam konteks yang lebih religius; berbicara tentang Tuhan.

Track-track bonus dalam "The Thrill of It All" pun sayang untuk dilewatkan. Mulai dari 'Nothing Left for You', 'The Thrill of It All', 'Scars' hingga 'One Day at a Time' menghadirkan balada-balada lembut yang terdengar rapuh sekaligus jujur dan personal.

Dengan "The Thrill of It All" Sam Smith telah berkembang dengan matang dari seorang hitmaker menjadi musisi sejati. Materinya terdengar lebih bernuansa, dalam, serta berdimensi luas. Tidak melulu mengeksploitasi rasa melankolisme menye-menye belaka. Ada wacana atau opini yang ingin disampaikan Sam dalam albumnya dan disampaikan secara intim. Tidak heran jika pesan dalam lagu dengan mudah terkoneksi ke pendengarnya.

Jika "In the Lonely Hour" adalah album curahan patah hati, maka Sam Smith menyebutkan "The Thrill of It All" sebagai album yang menyampaikan sosoknya saat ini sebagai seorang pria (gay). Meski demikian tidak usah takut jika album terdengar tersegmentasi untuk pangsa pendengar tertentu, karena bahasa musik yang dibawakan oleh "The Thrill of It All" bisa dinikmati siapa saja tanpa batasan sosial tertentu.

Salah satu album pop terbaik tahun ini sudah pasti.

Pre-order "The Thrill Of It All"


Official Website


TRACKLIST

1."Too Good at Goodbyes"3:21

2."Say It First"4:07

3."One Last Song"3:12

4."Midnight Train" 3:27

5."Burning" 3:23

6."Him"3:10

7."Baby, You Make Me Crazy" 3:27

8."No Peace" (featuring YEBBA) 4:43

9."Palace"3:07

10."Pray"3:41

BONUS TRACK

11."Nothing Left for You"3:46

12."The Thrill of It All"3:28

13."Scars"3:03

14."One Day at a Time" 3:29

admincd
More from Creative Disc