Frontman U2, Bono, sekali lagi mengundang kontroversi akibat pernyataanya. Kali ini karena ia menyebut musik masa kini terdengar terlalu "girly".
Hal ini terungkap dari wawancaranya bersama majalah Rolling Stones. "Aku rasa musik kini terdengar sangat 'girly'", kata Bono. "Dan ada beberapa hal bagus tentang itu, namun hip-hop sekarang adalah satu-satunya tempat untuk laki-laki muda dalam mencurahkan kemarahannya - dan itu bukan hal bagus."
Lebih lanjut ia menyebutkan saat dirinya remaja, ada banyak kemarahan dalam dirinya dan ia menemukan tempat untuk mencurahkan rasa marah tadi dengan gitar. Remaja laki-laki lain mungkin dengan drum. Namun dalam anggapan Bono masa tersebut telah berakhir. Meski begitu, Bono mengungkap jika anak laki-lakinya percaya revolusi rock & roll (yang dianggapnya sebagai perwakilan rasa marah laki-laki) akan segera terjadi.
Where do you even start with this: The sexism? The racist stereotyping? The positioning of hyper-masculine aggression as a positive thing? Fuck off Bono. pic.twitter.com/6b7Z2PPTyh
— Roisin O'Connor (@Roisin_OConnor) December 28, 2017
Jelas opini Bono ini kemudian memancing kritikan tajam dan dianggap tidak bijaksana. Apalagi menurut kajian terbaru Billboard yang menemukan jika kaum perempuan sebenarnya kurang terwakili di dalam chart musik. Tidak hanya itu, pernyataan Bono cenderung mempertahankan sikap seksime dan stereotipe rasisme. Bono juga dianggapp terjebak dalam paradigma maskulinitas beracun (toxic), karena mengganggap agresi "hyper-masculine" sebagai sesuatu yang positif.
Sejarah sebenarnya membuktikan banyak musik "bagus" dan menyalurkan "rasa marah" justru datang dari kalangan artis perempuan. Mulai dari Cher, Janis Joplin, Alanis Morissette, hingga Beyonce bisa menjadi perwakilan dari setiap zamannya.
Sampai saat ini belum ada konfirmasi Bono untuk konteks opininya tadi.