Lorde telah membatalkan jadwal konsernya di Tel Aviv, Israel, kurang dari sepekan setelah diumumkan. Keputusan sang penyanyi asal Selandia Baru ini membatalkan setelah dua penulis senegaranya, Nadia Abu-Shahab dan Justibe Sachs, menulis sebuah surat terbuka berjudul, "Dear Lorde, here's why we are urging you to boycott Israel."
Dalam tulisan tersebut, kedua penulis menyebutkan jika melakukan pertunjukkan di Israel akan memberikan pesan yang salah. Bermain di Tel Aviv seolah-olah memberikan dukungan kepada kebijakan pemerintah Israel, meskipun kau sebenarnya tidak memberi komentar akan situasi politik yang terjadi.
Menyusul perilisan surat, pihak penyelenggara acara mengumumkan jika konser Lorde, yang sedianya berlangsung tanggal 5 Juni tahun depan sebagai bagian world tournya, telah dibatalkan. Sang penyanyi sendiri telah merilis pernyataanya, melalui pihak penyelanggara, tentang alasan pembatalan:
Here is @Lorde's statement on the cancellation of her Tel Aviv show, via Israeli PR for the concert. pic.twitter.com/Ph0uGHRjCV
— Amy Spiro (@AmySpiro) December 24, 2017
Dalam pernyataanya Lorde menyebutkan jika ia telah melakukan banyak diskusi dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda, dan menurutnya merupakan keputusan yang tepat saat ini untuk membatalkan konser Israel. Lorde juga mengungkapkan permintaan maaf kepada para fans Tel Aviv karena membatalkan konser dan berharap lain kali bisa berkunjung.
Menanggapi hal ini, promotor Israel, Eran Arielli mengatakan pada Variety jika mereka memaafkan Lorde. Sementara mentri kebudayaan Israel, Miri Regev, mendesak Lorde untuk menimbang ulang keputusannya. Ia mengharapka Lorde menjadi seorang "pure heroine" untuk kultur dan mengindari pertimbangan politis.