CreativeDisc Interview with THE SCRIPT : Album Kami Menyuarakan Kebebasan Berekspresi

Oleh: jeni - 12 Apr 2018

Selama berada di Indonesia, The Script yang terdiri dari Danny O’Donoghue, Mark Sheehan, dan Glen Power, memberikan banyak sekali kejutan dan kenangan manis bagi para penggemarnya di sini. Mulai dari kedatangan mereka di bandara, kesempatan bercengkrama dengan awak media dan fanbase di sesi interview, penampilan di Indonesian Idol, hingga konser yang memorable banget.

Creative Disc mendapat kesempatan untuk mengobrol dengan The Script dalam waktu singkat di sela-sela kesibukan mereka mempersiapkan penampilannya di Indonesian Idol. Berlokasi di Hotel DoubleTree by Hilton, Jakarta, The Script bercerita berbagai  hal pada awak media.

CD : The Script kan sudah berkarir selama sepuluh tahun lebih. Di tengah perkembangan industri musik yang semakin pesat, banyak artist baru bermunculan dan dalam waktu singkat nama mereka menjadi besar, apa sih rahasia The Script sehingga bisa bertahan hingga sekarang?

Danny : Kami pikir semuanya terjadi karena kerja keras dan keberuntungan. Kami sangat bekerja keras di balik layar dan memastikan bahwa semuanya kami kerjakan dengan maksimal. Kami juga sangat merasakan adanya keberuntungan, karena di saat banyak sekali band baru, nama kami tetap dikenal oleh orang-orang. Mungkin karena kami juga menulis lagu dengan sepenuh hati. Dan yang membuat kami bertahan sampai sepuluh tahun bersama pastinya karena rasa toleransi satu sama lain.

Menjelang konser di Indonesia untuk yang ke-dua kalinya ini, adakah persiapan yang kalian lakukan?

Danny : Kami mempelajari banyak hal tentang Indonesia, seperti: Di mana bar paling favorit? Hahaha. Sebenarnya kami belajar beberapa kalimat dalam Bahasa Indonesia juga. Untuk Freedom Child Tour ini, kami berusaha mengenal budaya dari negara-negara yang akan kami kunjungi agar kami bisa berinteraksi lebih intim dengan fans.

Apakah ada ritual khusus yang kalian lakukan sebelum tampil?

Glen : Kami selalu meluangkan sedikit waktu khusus tepat sebelum konser. Kami bertiga berkumpul di sebuah ruangan untuk berjabat tangan. Jadi tepat sebelum konser, kami tidak ingin berjabat tangan dengan siapapun. Kami juga biasanya minum sedikit vodka untuk menghilangkan rasa gugup.

Danny : Kami tidak membiarkan siapapun masuk ke ruangan saat itu. Oh ya, ditambah juga sedikit peregangan supaya lebih rileks.

Pernahkah kalian merasa nervous saat tampil di atas panggung?

Mark : Perasaan nervous itu sangat penting, karena artinya kita peduli dengan bagaimana perasaan penonton nanti saat show. Justru kalau kita tidak merasa nervous sama sekali, lebih baik tidak tampil saja sekalian. Yang kami usahakan adalah tetap fokus untuk memberikan yang terbaik pada penonton. Dan untuk mengurangi rasa gugup, kami berinteraksi dengan para fans melalui media sosial untuk memperkuat chemistry dengan fans sebelum show.

Kalau suatu hari kalian berkolaborasi dengan artist lain, kira-kira siapa yang ingin kalian ajak bekerja sama?

Danny : Untuk sekarang, sebenarnya bisa siapa saja. Mungkin Ed Sheeran, lagu-lagunya bagus dan aku menyukai semuanya. Tapi kupikir The Script sangat cocok untuk berkolaborasi dengan musik hip hop. Mugkin terdengar gila tapi sepertinya akan menarik jika kami berkolaborasi dengan penyanyi seperti Kendrick Lamar.

Adakah yang ingin kalian sampaikan untuk fans kalian di Indonesia?

Danny : Kurasa musik kami mengungkapkan semua hal yang ingin kami sampaikan pada fans. Itulah kenapa kami menamai album kami Freedom Child, untuk memberitahu semua orang tentang kebebasan berekspresi. Bahwa mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan, mereka bisa mengungkapkan apapun yang mereka pikirkan. Album ini memiliki pesan yang sangat penting dan positif.

CD : Pertanyaan terakhir, saat kalian menggelar show / konser, apa momen terbaik yang kalian suka? Misalnya, kalau kalian suka cewek-cewek melempar bra ke atas panggung…

Glen : YES! We like it!

Danny : Hahahahaha!

CD : …. , kami akan memberi tahu mereka untuk melakukannya saat konser nanti!

Mark : Hahaha! Momen terbaik kami? Kami pikir, semua orang pasti punya lagu favorit mereka, lagu yang sangat berarti dan bermakna bagi kehidupan mereka. Aku tidak bermaksud untuk gombal, tapi kami benar-benar mau menghabiskan banyak uang untuk membuat lagu-lagu yang bisa mempromsikan kebebasan berekspresi. Kebebasan menjadi apapun yang kita inginkan, mengungkapkan apa yang kita rasakan, mencintai apa yang kita suka. Maka ketika kami tampil, kami sangat menikmati saat penonton bernyanyi dan menghayati setiap lagu-lagu yang kami bawakan, seolah hal itu mewakili perasaan mereka masing-masing.

Thanks to Full Color Party atas kesempatannya berbincang-bincang dengan The Script.

Interview by: Jehoo

Photo by: Fraudy

jeni
More from Creative Disc