Jamie Cullum dan Lauryn Hill Panaskan Singapore Jazz Festival

Oleh: welly - 16 Apr 2018

Festival pagelaran musik jazz terbesar di Singapura atau biasa disingkat dengan nama SingJazz, baru merayakan anniversary-nya yang kelima. Seperti tahun-tahun sebelumnya event ini menyuguhkan bintang-bintang jazz ternama dari berbagai genre peraih Grammy awards. Sebut saja nama-nama yang pernah tampil disepanjang lima SingJazz terdahulu seperti; Candy Dulfer, Incognito, Chaka Khan, Earth Wind and Fire, David Foster, Joss Stone, Brian McKnight, dan yang membanggakan, artis Indonesia tak pernah absen tampil seperti Indra Lesmana, Dira Sugandi dan tahun ini, Tompi.

Panggung raksasa SingJazz berdiri dengan megahnya di pelataran hotel & kasino Marina Bay Sands selama 6, 7 & 8 April 2018. Sebuah pilihan lokasi untuk pagelaran jazz yang sempurna. Berada tepat ditengah-tengah kota Singapura, ditingkahi semilir angin laut teluk Marina dan latar belakang pemandangan indah kota Singapura dengan lampu-lampu berwarna warni, sungguh suatu pengalaman jazz yang menakjubkan. Beruntung CreativeDisc berkesempatan diundang meliput di hari kedua SingJazz tahun ini.

Hari kedua SingJazz, 7 April 2018, kru CreativeDisc sudah tiba di lokasi tepat waktu. Namun hal yang membuat kami merasa was-was, di pagelaran hari kedua ini, Singapura tampak gelap sejak pagi, begitu pula ketika kami turun dari MRT dan melongok keluar Marina Bay Sands mall tempat acara berangsung, cuaca masih belum berubah malah awan tampak lebih tebal dan guyuran hujan bertambah lebat. Kami pun bertanya-tanya apa event bakal diundur?

Pertanyaan kami langsung terjawab. Tepat pukul 16.30 waktu Singapura, sesuai dengan waktu yang yang dijadwalkan, konser tetap dibuka oleh MC tanpa mengindahkan cuaca.

Dibuka dengan penampilan DJ Mass, seorang DJ lokal Singapura yang banyak berkolaborasi dengan artis-artis luar macam Wu Tang Clan, Sean Paul, Kelly Roland, FatBoySlim, Armand Van Helden dan lain-lain, tampak berusaha untuk menghangatkan suasana dingin. Meskipun beberapa penonton tampak mencoba menikmati penampilan DJ Mass dengan poncho dan payung mereka, namun arena tengah penonton masih tampak kosong. Penonton masih tampak enggan dan memilih untuk meneduh diluar arena atau didalam mall belakang Main Stage seperti kami.

Begitu pula dengan penampilan kedua dari The Teng Ensemble. Ensemble kebanggan Singapura yang telah banyak membawa nama Negara di berbagai belahan dunia ini bermain apik dengan permainan musik kontemporer yang menggabungkan unsur tradisional dengan modern. Namun belum berhasil memancing emosi penonton untuk turun berdansa. Dengan permainan berbagai instrument unik seperti Cello/Gehu, Pipa, Sheng, sebetulnya The Teng Ensemble menjadi tontonan yang istimewa di sore hari.

Pukul 17:45, superstar jazz Indonesia Tompi tampil di Main Stage. Syukurlah saat itu hujan tidak lagi sederas sebelumnya. Hanya rintik-rintik meskipun awan mendung masih menggelayut. Tompi membawakan hit-hits nya seperti ‘Selalu Denganmu’, ‘Menghujam Jantungku’, ‘Something’s Wrong (Bali Lounge)’ selain cover lagu-lagu dari artis luar.

Beberapa penonton tampak mulai merangsek ke bibir panggung di tengah rintikan hujan. Tampak beberapa penonton Indonesia yang akrab dengan lagu-lagunya turut bernyanyi. Penampilan santai Tompi dengan tone jazz nya yang kental dirasa cukup memancing untuk bergoyang terutama pada nomer-nomer hits yang akrab ditelinga para pendengar jazz seperti ‘My Funny Valentine’.

Tak sampai satu jam Tompi mengakhiri show-nya. Hujan kembali mengguyur dengan derasnya. Kami pun berlarian menyelamatkan kamera kami dari guyuran air hujan.

Pukul tujuh kurang kami sudah tiba kembali di depan Main Stage menunggu penampilan sang diva jazz, Lalah Hathaway. Hujan gerimis masih menyertai. Namun penonton tampaknya seperti sudah tak perduli. Penampakan area penonton yang tadi sore kosong, kini padat. Tampaknya para penggemar jazz antusias menunggu penampilan dari artis peraih lima grammy awards ini.

Lalah Hathaway memang bukan sembarang nama di blantika musik jazz R&B. Putri dari seorang penyanyi legendaris blues, jazz dan soul, Donny Hathaway, Lalah dikenal memiliki kemampuan bernyanyi dengan teknik ‘overtone singing’ menjadikan ia sebagai salah satu musisi jazz papan atas dan bukan hanya mengekor nama ayahnya.

Dan penampilannya malam itu memang membuktikan. Kami tak tahu lagi mana yang lebih menakjubkan; teknik scat singing dan overtone yang malam itu dibawakan live atau kemampuannya mendaki nada-nada tinggi secara effortless. Sempurna. Itu yang kami rasakan ditengah suasana magis rintik hujan dan romantisnya siraman lampu-lampu temaram dari Main Stage.

It’s so hot in here. Does it always this humid?” dia menyapa penonton sembari mengusap keringatnya yang langsung dijawab kompak “yeeeeeessss!”. “No wonder y’all have pretty skins!” candanya, yang langsung disambut tawa penonton.

Lalah pun berhasil mengajak koor bersama dengan sebuah lagu dari ayah-nya ‘‘I Love You More Than You’ll Ever Know’ serta beberapa cover lagu klasik seperti ‘Angel’ dan ‘Forever, For Always, For Love’ milik Luther Vandross yang tentunya dibawakan dengan cengkok dan scat khas-nya. Gemuruh salut dan tepuk tangan dari penonton pun berulang kali membahana selama 90 menit pertunjukan. Benar-benar sebuah pertunjukan jazz kelas atas yang tak dapat kami lupakan!

Kelar Lalah Hathaway, tak satupun penonton yang beranjak pergi dari tempatnya berdiri. Ya, semua orang tak ingin kehilangan spot mereka untuk penampilan berikutnya; Jamie Cullum! Begitu satu persatu musisi-musisi pendukungnya tampil (yang rasanya tak pantas disebut pendukung disini karena kemampuan musikalitas mereka yang jauh diatas rata-rata!) tepuk tangan pun bergemuruh. Jamie keluar paling belakang mengikuti mereka dengan setelan jazz namun berkemeja bercorak logo band punk-metal Misfits. Mencerminkan penampilannya yang selalu unik dan tak mainstream.

Musisi jazz sensasional bertaburan berbagai awards ini selalu tampil fenomenal. Dan tak terkecuali malam ini. Jamie tampil dengan pianonya Ibarat Steve Vai dengan gitarnya. ‘A jazz superstar and rock-star wannabe’ kata sebagian orang. Tak heran rasanya julukan itu. Aktif diatas panggung, menggoda penonton dengan joke-joke British segar-nya, aksi headbang sambil bermain piano, termasuk stage-dive ke penonton menjadi tambahan atraksi-nya selain kemampuan bermain beragam instrumen dan menyanyi. Tak pelak sejumlah hits seperti ‘Save Your Soul’, ‘Don’t Stop The Music’, ‘High and Dry’, dan ditutup dengan ‘Mixtape’ disambut antusias dan koor penonton.

Berakhir? Belum! Tak dapat dipungkiri, bintang SingJazz tahun ini adalah Ms. Lauryn Hill. Keluar dan menyapa penonton dengan ucapan “Salam semua”, Peraih lima grammy ini menjadi alasan utama para pembeli tiket SingJazz tahun ini. Tampil dengan 13-piece band nya di arena ‘The Late Show’, Pentolan ‘The Fugees’ ini benar-benar membuat lantai disko The Late Show bergetar. “Louder!” teriaknya berulang kali kearah amplifier. Dengan kemampuan prima vokal rap-reggae-rock-soul nya - yang tentunya tak mudah untuk penonton untuk ikut bernyanyi - tak pelak, membuat histeria di lantai disko. Diberondong dengan setlist gabungan dari masa ‘The Fugees’ dan album solonya, macam ‘Everything is Everything’, ‘Fu-Gee-La’, Killing Me Softly’, ‘Ready or Not’, dan ditutup dengan anthem ‘Doo Wop (That Thing)’ Lauryn Hill benar-benar menunjukkan kelas nya sebagai legenda hidup hip-hop wanita internasional.

Salut bagi penyelenggara. Di anniversary-nya yang kelima ini SingJazz makin mengkukuhkan dirinya sebagai pagelaran besar jazz di Asia Tenggara dan bagi negara Singapura khususnya sebagai tujuan regional bagi para pecinta jazz. Mari kita tunggu bersama kejutan apa lagi yang akan mereka sajikan tahun depan.

Teks dan foto: w1snu.com

Special thanks: Ananya Singhania for the invite.

welly
More from Creative Disc