Neon Lights Festival 2018, Liarnya Line Up Hari Kedua Dari The Vaccines hingga Interpol

Oleh: lauretha - 17 Nov 2018

Day 2, Sabtu, 10/11/2018 tim Creativedisc kembali menyapa hijau dan rimbunnya venue festival musik dan seni Neon Lights 2018 di Fort Gate, Fort Canning Park. Hari kedua dengan deretan line up yang sudah tak sabar kami saksikan keseruannya. Masih dengan nuansa warna-warni yang tak membosankan, Neon Lights 2018 membuat dekorasi tiap sudut dengan super kreatif tampak pada Neon Fun booth yang berisikan mini workshop dari pegiat seni lokal dari membuat wood-art, puppet show hingga workshop membuat screen print sendiri ala STPI x Neon Lights Festival.

Yang berbeda dari gelaran Neon Lights pada dua tahun lalu adalah pemangkasan venue yang lebih kecil separuh area dari sebelumnya. Terlihat sangat padat dengan kapasitas kurang lebih 3500-4000 pengunjung. Main stage dibuka oleh Riot !n Magenta! Band andalan negeri Singa yang telah tampil di banyak festival musik dan pernah menjadi pembuka konser Churches beberapa waktu silam. Riot !n Magenta menjadi pembuka sesi hari kedua di panggung utama ditemani pengunjung yang sudah mulai berdatangan dan mengambil posisi nyaman di rerumputan layaknya berpiknik. Sambil mendengarkan Riot !n Magenta, kami melihat booth sekeliling seperti Hendrick’s Tent of Divine Destinies yang menyuguhkan tempat berteduh yang adem dengan menu cocktail segar seperti Hendrick’s Iced Tea dan Summer Punch, belum lagi mereka juga menyediakan layanan pembacaan kartu tarot.

Beberapa booth makanan dan minuman pun tersedia untuk pengunjung agar tak terlalu jauh mencari. Neon Lights 2018 menerapkan sistem cashless festival, hal ini ditujukan untuk mengoptimalkan antrian dan ribetnya transaksi menggunakan uang cash saat antrian panjang. Yang perlu pengunjung lakukan adalah menunjukkan gelang yang berfungsi sebagai tiket masuk dan alat top up uang mereka. Tepat pukul 04.40, Shame band asli UK dengan aliran post punk/ indierock yang telah merilis album Songs of Praise awal tahun ini hadir dengan menyapa “Hello Singapore! it’s to be here!” dilanjut dengan lagu pertama mereka Dust on Trial, Concrete, One Rizla. Penampilan yang membuat crowd Fort Gate memanas dengan mendung teduh berharap hujan tidak turun dahulu. Terlihat pengunjung cukup menikmati set lagu Shame dan menggoyangkan badan mereka sesekali berteriak memberikan semangat untuk band yang baru pertama tampil di Singapura ini. Shame masih memberikan energinya untuk audiens di rangkaian lagu dari album mereka seperti Lampoon, Friction, The Lick, hingga Gold Hole.

Sambil menyimpan energi untuk bisa melompat dan bernyanyi bersama band Garage Rock asal West London, The Vaccines kami mundur sejenak untuk melihat penonton yang telah mulai memadati venue Fort Gate. Venue tahun ini memang sedikit memangkas hampir lebih setengah dari venue Neon Lights 2016 lalu. Kapasitas yang lebih sedikit memang, namun bukan halangan untuk penyelenggara festival menunda acara yang dirindukan khalayaknya. Pukul 06.00 waktu setempat, hadir juga The Vaccines disambut dengan riuh teriakan dan tepuk tangan dari fans dan seluruh pengunjung Neon Lights Festival 2018. Dibuka dengan Nightclub, Wrecking Bar (Ra ra ra), Teenage Icon. Dengan gaya yang atraktif, Justin Young sang vokalis yang mengenakan kaos merchandise bandnya sendiri bertuliskan salah satu lagu mereka “Your Love is My Favorite Band” dan menyanyikan lagu yang sama. Tak hanya itu, tampil di Singapura membuat The Vaccines sedikit bernostalgia dengan penampilan terakhir mereka di negeri Singa ini. Lagu-lagu hits seperti Post Break Up Sex, I Always Knew, If You Wanna, I Can’t Quit, dan All My Friends Are Falling In Love sukses dibawakan dengan energik dan membuat kami tak merasakan adanya perubahan cuaca yang mendung gelap kala itu.

The Vaccines turun pentas, kami menunggu Cigarettes After Sex mempersiapkan penampilannya kurang lebih 35 menit lalu hujan turun. Penonton mulai resah dan mencari tempat berteduh yang sebenarnya sangat minim karena venue berada di lingkungan terbuka di Taman Fort Canning. Bertajuk rain or shine event, Neon Lights Festival masih terus berlanjut dan menyambut Cigarettes After Sex dengan tetesan hujan yang membawa ambient gelap yang menyatu dengan konsep performa mereka. Malam itu mereka tampil dengan nuansa smokey dark dan membawakan deretan lagu seperti Affection, Sweet, John Wayne, K., Each Time You Fall In Love, Nothing’s Gonna Hurt You Baby dan Apocalypse. Hujan sedikit mereda menyisakan rumput berlumpur, kepalang basah kami pun melanjutkan untuk menunggu line up terakhir malam itu Interpol.

Band yang berbasis di New York City, Interpol berkostum necis dan karismatik tampil dalam Neon Lights Festival. Sorak dan tepuk tangan menyambut Paul Banks dkk. Interpol meracik hits lama dan baru menjadi satu kesatuan yang utuh dan membuat kami tak merasakan basah dan dingin akibat hujan turun malam itu. Deretan lagu yang mereka bawakan malam itu sebut saja Evil, Not Even Jail, If You Really Love Nothing, The Rover, NYC, lalu tentu saja PDA dan Slow Hands yang sukses membawa audien bernyanyi bersama merayakan hadirnya band beraliran post-punk revival/Indie rock asal Amerika ini.

Sepertinya keriaan tidak berhenti saat Interpol mengucap perpisahan malam itu, karena Neon Lights Festival menyediakan after party lengkap dengan shuttle bus untuk mereka yang masih ingin menghabiskan akhir pekan. Kami masih harus menyimpan energy untuk esok hari ketiga Neon Lights Festival dan memutuskan kembali ke penginapan. Afterall, Neon Lights Festival day 2 was a superblast!!

Special thanks to: Neon Lights Festival 2018 Singapore & Full Circle PR

Article by: Lauretha Sudjono

Photo by: Ardy Perdana (Creative Disc); Neon Lights 2018 Docs

lauretha
More from Creative Disc