Dalam penyelenggaraan It’s The Ship bulan November 2018 lalu, banyak DJ asal Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di even terbesar di Asia Tenggara di atas Kapal Pesiar tersebut. Devarra, adalah salah satu DJ kenamaan asal Indonesia yang juga mendapatkan kesempatan untuk pertama kalinya main di event yang sudah menginjak usia ke 5 ini. Di atas kapal, sebelum tampil, Creativedisc sempat mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan Devarra untuk menceritakan pengalamannya. Simak, obrolan Creativedisc dengan Devarra berikut ini.
CD: Hai Devarra, apa kabar? Gimana sejauh ini di It’s The Ship?
Devarra: Kabar baik, terima kasih. Um, pengalamannya di It’s The Ship, seru sih. Kemarin di hari pertama, gue masih adaptasi, kayak yang WOW! Pertama, gue belum pernah naik cruise. Trus ngeliat kayak yang megah banget, semua ada disini. Dan vibenya disini tuh semua sama. They wanna get crazy, they wanna get party hard!
CD: Ngobrolin soal musiknya Devarra sendiri. Musik yang gimana sih yang dihadirkan oleh Devarra?
Devarra: Um, sejujurnya gue punya dua sisi, idealis gue dan lebih komersial. Sisi komersial sih harus bayar tagihan dan pemenuhan sehari-hari. Kalo idealis sih lebih ke house, tech house, techno, semacam underground gitu lah.
CD: Punya dua sisi dalam bermusik, dan yang menarik adalah sisi idealisme dari Devarra, menurut Devarra, music idealis tadi potensial ga sih dengan pasar Indonesia?
Devarra: Kalo di Jakarta sih udah growing, tapi belum terlalu yang gimana. Cuma kalo di Bali, itu udah growing banget.
CD: Menurut Devarra, Kenapa di Bali lebih growing music seperti itu, disbanding kota lain?
Devarra: Karena di bali banyak sekali orang luar negri, dan mereka lebih mengapresiasi musik. Dan musik Underground gitu di Bali masih bisa. Udah kayak di Ibiza, Bali kurang lebih sama. Nah, Di Jakarta itu agak susah karena mungkin terbiasa dengan scene komersial dan banyak club di Jakarta yang mainin musik-musik komersial. Tapi, tetep ada kok beberapa yang memainkan musik Underground.
CD: Secara general, EDM Scene di Indo itu gimana sih?
Devarra: Perlu ditingkatkan lagi sih. Karena kalo misalnya kita ke beberapa club di Jakarta, mereka kebanyakan mainin music yang sama. Lebih ke radio, gitu-gitu. Cuma untuk gue, tetep mainin musik komersial gitu, tapi versi gue.
CD: Kabarnya ini adalah pertama kali Devarra main di It’s The Ship. Ada pengalaman seru ga sejauh ini?
Devarra: Pengalamannya cukup luar biasa sih. Partynya nonstop. Maunya istirahat, tapi pikirannya masih di party yang masih rame. Jadi, gimana ya, excited banget sih. Dan, kalau diundang lagi untuk main di It’s The Ship, gue pasti akan mau. Karena ini bukan sekali gue main di luar negri.
CD: Devarra sendiri juga pernah main di beberapa negara, main juga di Indonesia. Kalo dibandingkan, ada ga perbedaan dari crowd Indonesia dan negara lain?
Devarra: Beda sih. Kalo It’s The Ship kan crowdnya dari asia. Dan, mereka lebih suka musik yang mainstream, kenceng. Trus kalo kayak di Jakarta, lebih kayak DWP gitu, masih bisa ga terlalu EDM. Kalo untuk Jepang, Korea, Greenfields masih kurang lebih sama sih.
CD: Kalo soal inspirasi, ada ngga musisi EDM yang dulu sangat menginspirasi Devarra sampai akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia DJ seperti sekarang?
Devarra: Ada sih, pasti ada. Yang bikin pengen bener-bener jadi DJ atau Produser itu adalah Carl Cox awalnya. Gue DJ itu awalnya sekitar tahun 2000, Eric Prydz, banyak sih. Banyak banget.
CD: Untuk kolaborasi sendiri. Devarra ada rencana juga ga untuk berkolaborasi? Dengan musisi local Indonesia yang non EDM mungkin?
Devarra: Pengen sih pasti ada. Tapi gue udah ada beberapa kali kolaborasi, ini baru rilis bareng Blu Clair, sama Irsan juga baru rilis juga. Kalo musisi local ya, kemarin sih udah ada beberapa penyanyi tapi gue belom bisa sebutin Namanya. Sekarang gue udah ada beberapa project juga dengan penyanyi luar negri sih. Emang karena goals gue kan emang focus ke playlist di Spotify, karena menurut gue sih penting. Karena sekarang semua orang bikin portfolio di Instagram dan Spotify.
CD: Let’s talk about goals, apa nih Goals seorang Devarra?
Devarra: Kalo gue lebih ke production sih. Gue mau push untuk rilis internasional biar lebih up lagi. Tahun ini lebih focus ke Spotify.
CD: Devarra sudah pernah main di beberapa event local dan juga internasional. Ada ga sih pengalaman super gila yang ga bisa dilupakan?
Devarra: Ada, Kemarin di Ultra Tokyo, gue main jam 11 pagi dan kondisi lagi hujan. Dan, gue mikir, udah pasti sepilah yaa. Pas gue prepare, gue siap-siap. Ternyata pas gue liat, full house, mereka belain sampe pake jas hujan di tengah hujan. Bisa dilihat di Instagram gue, itu full house banget.
Check full playlist dari Devarra di Spotify:
CD: Apa sih sebenernya hal yang paling OKE BANGET saat jadi DJ?
Devarra: Yang pertama jalan-jalan bebas karena semua udah di handle, kedua seneng aja lo mainin musik yang lo suka, dan crowd juga suka. Bisa interaksi dengan crowd. Dan, moodnya crowd bisa naik. Itu oke sih.
CD: Ada pesan-pesan untuk DJ-DJ baru yang sedang meniti karier di dunia EDM?
Devarra: Sebenernya kalo untuk DJ kan udah banyak banget. Tiap minggu dan bulan pasti ada DJ baru. Menurut gue, jadi DJ itu gampang. Cukup belajar 2-3 bulan udah bisa. Semua orang bisa. Satu hal yang bisa membuat lo lebih dan menonjol, harus mengasah production musik lho. Pokoknya kalo ga produce lagu, you will be stuck there. Bisa naik sih, tapi akan susah.
Interview by Dundhee Yuwono & Jeni Rahman.
Special Thanks to It's The Ship!