Jelang Bubar, Boyzone Hadirkan Konser Nostalgia 25 Tahun di Jakarta

Oleh: rendy-salendu - 30 Mar 2019

25 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah perjalanan karir, terutama di dunia musik yang cenderung berubah sesuai trend yang berlaku saat itu. Namun Boyzone mampu membuktikan eksistensi mereka dalam bermusik selama kurun waktu seperempat abad tersebut. Menelurkan 7 buah album studio, 9 buah album kompilasi, serta 21 buah single yang merajai Top 40 tangga lagu UK.

Kini, setelah 25 tahun menyuguhkan memori indah lewat lagu-lagu pop easy-listening, Boyzone pamit dari gemerlap spotlight sebagai sebuah grup yang telah membesarkan nama masing-masing personilnya, dan akan berfokus pada karir individual dari Ronan Keating, Shane Lynch, Mikey Graham dan Keith Duffy.

Tennis Indoor Senayan menjadi saksi sebuah konser emosional nan fenomenal, yang menandai betapa abadinya karya-karya dari sebuah grup vokal bernama Boyzone. Bertajuk "Thank You & Goodnight" Farewell Tour 2019, Full Color Entertainment kembali menggelar konser Boyzone, setelah tahun lalu sukses dengan 2 konser mereka di Surabaya dan Bandung. Kali ini Boyzone menjanjikan nostalgia kepada para penggemarnya dengan membawakan hits yang mengawali karir mereka, hingga lagu-lagu dari album terakhir mereka yang dirilis akhir tahun lalu.

Sebagai opening act, Isyana Sarasvati sukses memanaskan Tennis Indoor dengan 3 buah hitsnya yang dibawakan berturut-turut, yaitu 'Kau Adalah', 'Keep Being You' dan single terbarunya berjudul 'Heaven'. Sekitar 20 menit penampilannya yang cukup memukau dengan vokal khasnya, Isyana membuktikan bahwa dirinya pantas menjadi pembuka konser bagi artis sekelas Boyzone.

Sekitar jam 8 malam lebih sedikit, superstar yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Introduction video dengan visual ala Game of Thrones berhasil menarik decak kagum penonton yang disertai kemunculan keempat personil Boyzone di panggung yang langsung membawakan 'Who We Are' yang diambil dari album "BZ20" (2013), dilanjutkan dengan 'Love is a Hurricane'.

"Hello, Jakarta. Senang sekali bisa kembali kemari.." ucap Ronan menyambut para penontonnya. Ia pun menjanjikan bahwa Boyzone akan memberikan kenangan terindah lewat penampilan mereka malam itu, dengan membawakan seluruh hits mereka yang sudah banyak dikenal orang.

Dan rangkaian hits nostalgia pun diawali dengan dilantunkannya 'All That I Need', 'Coming Home Now', 'Baby Can I Hold You' dan 'You Needed Me' secara berturut-turut yang tentunya membuat choir penonton membahana di sepanjang lagu.

"Tahun 1995 merupakan pertama kalinya kami konser disini," ungkap Ronan. Ya, tak terasa sudah hampir 25 tahun berlalu sejak kedatangan pertama mereka, namun musik Boyzone tetap melekat di hati. "Kami akan memainkan lagu-lagu yang mengingatkan pada ciuman pertama kalian, dansa pertama kalian," tambah Ronan yang langsung disambut meriah. Tak ingin menurunkan euforia penonton, Boyzone melanjutkan dengan 'All That I Need', 'I Love The Way You Love Me', serta 'Father & Son' yang merupakan lagu spesial bagi Keith karena saat lagu tersebut dirilis, Keith mendapat kabar bahwa ia akan segera menjadi ayah. Selepas membawakan 'Father & Son', keempat personil Boyzone pun turun panggung untuk berganti kostum.

Perhatian penonton dialihkan ke layar di panggung yang menampilkan potongan interview Boyzone mengenai awal karir mereka hingga kenangan terhadap Stephen Gately dan kehidupannya menjelang kematiannya. Perasaan haru dan emosional terasa memenuhi ruangan konser saat cuplikan tersebut, seakan membuka kembali ingatan akan masa-masa dimana Boyzone masih beranggotakan 5 personil.

Dan untuk mengenang memori tersebut, Boyzone dengan cermat melanjutkan setlist-nya dengan lagu 'I Can Dream' dan 'Everyday I Love You' yang masih menyisakan vokal Stephen di beberapa bagiannya. Puncaknya adalah saat Ronan mendedikasikan 'Key To My Life' untuk personil yang wafat pada 10 Oktober 2009 lalu. Chills all over my body. Terkenang masa-masa remaja saat menyaksikan penampilan Stephen bersama rekan-rekannya lewat siaran TV.

Giliran Mikey bernarasi seputar kecintaannya terhadap grup legendaris Bee Gees, yang menuntun Boyzone melantunkan 'Words' yang langsung disambut riuh penonton. Setelahnya, 'Talk About Our Love' dan 'Love You Anyway' berturut-turut dibawakan.

Ronan Keating tidak hanya terkenal lewat Boyzone, namun karya solonya pun memberi impact yang besar terhadap karir bermusiknya. 'When You Say Nothing At All' miliknya tak lupa dibawakan malam itu, dengan memintan bantuan penonton menyalakan lighter di ponsel masing-masing, menambah suasana romantis saat itu.

Tak lengkap rasanya konser nostalgia jika penonton tidak merasa 'lebih dekat' dengan artisnya. Boyzone pun memberikan privilidge untuk lebih dekat dengan mereka kepada dua orang penonton yang beruntung untuk naik ke atas panggung dan berfoto bersama, sambil berkesempatan untuk berjabat tangan dan berpelukan dengan idolanya tersebut. Momen yang langka dan krusial bagi para fans untuk bisa bersentuhan dengan idolanya secara langsung.

Shane melanjutkan rangkaian penampilan malam itu dengan bercerita mengenai album pertama mereka "Said and Done" yang menghantarkan Boyzone ke berbagai penjuru dunia hingga ke Jakarta, sebelum menyanyikan 'Love Me for a Reason'.

Boyzone tak henti-hentinya memberikan suguhan menarik. Di lagu 'No Matter What', mereka mengundang Isyana Sarasvati kembali ke atas panggung untuk membawakan salah satu lagu yang paling terkenal mereka bersama-sama. Dan sudah barang tentu, vokal Isyana pun memberi warna tersendiri di lagu tersebut, dan mampu membuat kagum penonton serta para personil Boyzone. Setelahnya, 'A Different Beat' yang khas dengan dentuman perkusi ala Afrika, dibawakan sebagai lagu terakhir dari setlist, sebelum mereka turun panggung. Perhatian penonton pun kembali dialihkan pada layar besar yang menampilkan cerita Boyzone mengenai karir mereka selama 25 tahun, serta rasa terima kasih mereka sedalam-dalamnya kepada para penggemar.

Sebuah konser tak lepas dari encore, dan itu juga yang berlaku untuk Boyzone. Setelah penonton berteriak "we want more", Ronan dkk. pun muncul kembali di atas panggung, dan tidak tanggung-tanggung, mereka menyiapkan 3 buah lagu untuk dinyanyikan.

Yang pertama, 'When The Going Gets Tough' yang langsung disambung dengan 'Life is a Rollercoaster'. Dan di tengah-tengah 'Life is a Rollercoaster', Ronan menyempatkan membuat tanda finger-love ala oppa Korea yang langsung dibalas sekejap oleh penonton. Terakhir, yang paling ditunggu-tunggu, 'Picture of You' dilantunkan sebagai penutup, yang tentunya membuat teriakan penonton semakin bersemangat dan heboh. "Terima kasih, Jakarta. Terima kasih atas sambutan dan memori indah yang kalian berikan kepada kami. Kami berharap bisa kembali mengunjungi kalian, baik secara individu ataupun bersama-sama, siapa tahu kita bisa berjumpa kembali." pesan Ronan sebelum menghilang dari atas panggung.

Emosional. Satu kata yang menggambarkan konser "Thank You & Goodnight" Farewell Tour 2019 milik Boyzone tersebut. Rentang karir bermusik 25 tahun dirangkum dalam penampilan satu malam yang penuh nostalgia.

Bahagia, karena bisa menyaksikan performa para personil boyband yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi. Haru, saat kembali mengenang masa-masa indah yang pernah dilalui bersama iringan hits mereka. Sedih, saat tersadar bahwa ini adalah konser terakhir mereka sebagai sebuah grup fenomenal yang telah memberi warna dalam hidup. Penuh harapan, akan bertemu kembali menyaksikan masing-masing personilnya kembali ke Jakarta in one way or another.

Terima kasih, Boyzone. Dari hati para penggemarmu yang paling dalam.

Photo by: Budi Susanto

rendy-salendu
More from Creative Disc