Kembali Menjadi Anak Sekolah Dalam Tiba-Tiba Suddenly Pensi

Oleh: luthfi - 02 Sep 2019

Pentas Seni alias Pensi adalah suatu trend di sekolah-sekolah terutama di Jakarta pada era 2000’an. Pada saat itu biasanya masing-masing sekolah menunjukkan kehebatannya satu sama lain dalam membuat sebuah acara festival musik entah itu dari konten yang disajikan, band yang tampil, atau tempat penyelenggarannya. Tidak hanya menjadi ajang gengsi-gengsian anak muda, pensi juga menjadi tempat bertumbuhnya band-band baru yang nantinya menjadi band yang sekedar laku di pasaran atau bisa jadi membuat revolusi di belantika musik Indonesia.

Untuk kembali mengenang masa-masa indah tersebut. GUDlive dan Ruru Radio mengadakan sebuah acara bernama “Tiba-Tiba Suddenly Pensi” yang memanggil apa yang disebut sebagai “Band Pensi” atau band yang dulu sering manggung di acara sekolah seperti The Upstairs, Goodnight Electric, Clubeighties, dan The Adams. Keempat penampil yang tampil pada malam itu membuat acara ini mempunyai agenda lain yaitu “Reuni Band-Band Institut Kesenian Jakarta (IKJ)”

Penonton yang mendatangi acara yang bertempat di Kuningan City Hall ini pastinya datang dari orang-orang yang sudah mempunyai kehidupan kantoran yang ingin kembali mengenang masa mudanya. Konser dibuka dengan penampilan Goodnight Electric yang secara mengejutkan membawa vokalis Rebecca yang sempat bekerjasama dengan mereka pada album “Love and Turbo Action”.

Setelahnya, The Upstairs naik panggung dan sukses memancing histeria penonton lewat lagu-lagu andalannya seperti “Disko Darurat”, “Apakah Aku Berada Di Mars Atau Mereka Mengundang Orang Mars?”, “Cosmic G Spot”, dan “Matraman”. The Upstairs berhasil membuat penonton kehilangan dirinya dengan terus bergoyang tanpa henti dan membuat penonton melakukan stage dive. Jimi sang frontman seolah berhasil menyihir penontonnya untuk kembali ke masa lalu dimana mereka berada di lapangan SMA bukan di Kuningan City Hall.

Penampilan The Upstairs ditutup dengan “Terekam (Tak Pernah Mati)” yang secara mengejutkan membawa partner siarannya di Trax FM dulu yaitu Buluk dari Superglad untuk bernyanyi bersama. Penampilan The Upstairs sukses membawa rasa senang dan rasa haru penontonnya karena mereka akhirnya bisa kembali bergoyang bebas seperti dahulu kala.

The Adams didaulat menjadi penampil berikutnya dan penonton masih menyambut antusias meski tidak sechaos dari The Upstairs. Mungkin pembawaan The Adams yang lebih kalem dan “kebapakan” membuat penontonnya tidak sebringas The Upstairs. Dalam penampilannya The Adams mencampurkan lagu barunya di album “Agterplaas” dan lagu lamanya seperti “Waiting”, “Konservatif”, dan “Halo Beni”.

Ditampilkan sebagai penutup pesta Clubeighties sayangnya kurang bisa membawa suasana dengan baik sampai pada akhirnya Vincent dan Desta naik panggung dengan gaya slengean seperti mereka masih di Clubeighties. Vincent pun naik dengan dandanan seperti idolanya yaitu Alex James dari Blur(bahkan raut muka dan cara bermainnya hampir sama dengan menghisap rokok sambil membetot bas) dan membawakan tembang “Cinta dan Luka”. Mereka seolah kembali muda bersama penonton ketika tampil dengan personil utuh dan sukses membayar kekecewaan penonton di awal setlist.

Tiba-Tiba Suddenly Pensi berhasil menjadi mesin waktu bagi para penonton yang datang. Waktu seolah mundur ketika memasuki acara yang menjadi pemanasan sebelum GUDFEST ini. Para penonton kembali menjadi anak sekolah dan bertindak seperti anak sekolah ketika menyaksikan band kesukaan mereka tampil. Acara ini memang terlihat seperti acara “tembang kenangan” untuk anak-anak SMA di tahun 2000’an tapi hey acara “tembang kenangan” ini masih bisa membuat penontonnya jingkrak-jingkrak dan bisa kembali ke jiwa muda mereka lho.

luthfi
More from Creative Disc