Greyson Chance Rilis 'Boots' Untuk Era Barunya

Oleh: welly - 10 Nov 2019

Belum setengah tahun berlalu sejak kedatangannya ke Indonesia pada 27 Juli lalu, musisi asal Oklahoma, Greyson Chance, terlihat hendak meninggalkan era lamanya, “portraits.” Sejak akhir Oktober, Greyson telah memberikan sinyal-sinyal mengenai “perpindahan era” dari portraits, mulai dari unggahan tentang kedatangan chapter baru hingga perubahan cara menulis caption. Jika sejak awal tahun kita melihat Greyson sering menggunakan lowercase pada setiap unggahannya di media sosial, kini dirinya sudah mulai menggunakan uppercase sesuai ketentuan ejaan bahasa Inggris.

Sembari melanjutkan tur di Amerika Utara, Greyson tetap membagikan isi pikirannya di Twitter. Selang beberapa hari sejak dirinya mengganti tulisan dan display name dari lowercase ke uppercase, Enchancers di Twitter dibuat gempar oleh tweet yang disampaikannya. Yap, mereka tidak dibiarkan “bernapas” sejak Greyson mengunggah tweet, “a new song before the end of the year?

Tanpa menunggu lama, single terbarunya yang berjudul “Boots” rilis pada 8 November 2019. Lagu dengan alunan musik electronic rock ini mengusung tema gaya koboi atau “Yeehaw Culture” khas Amerika Selatan yang sekaligus menjadi kritik terhadap mereka yang menggunakan budaya ini demi mencari keuntungan dengan terlalu mengikuti tren hingga mengesampingkan orisinalitas. Dalam salah satu adegan pada video musik berdurasi 3 menit 2 detik ini, Greyson terlihat melakukan adegan tinju dengan seorang koboi lainnya. Adegan ini tidak terjadi tanpa sebab.

Berdasarkan konfirmasi yang diungkapkan Greyson pada live chat yang dilakukannya setengah jam sebelum perilisan video klip, adegan tersebut mengartikan pertarungan antara tren dan orisinalitas karya bermusik. Pasalnya, dalam beberapa balasan tweet kepada fansnya, Greyson pernah mengkritik gaya bermusik beberapa musisi yang menggunakan budaya koboi, tapi tidak menunjukkan nilai gaya tersebut sebagaimana mestinya. Namun, Greyson telah mengonfirmasi bahwa dirinya tidak berniat untuk menyindir orang tertentu, melainkan mereka yang melebih-lebihkan budaya koboi hingga budaya tersebut mulai kehilangan nilainya.

Lagu dengan ketukan rock yang diiringi oleh synth, gitar elektrik, dan dentuman drum yang agak lambat ini mempunyai beat seperti “Thrilla in Manila” yang sempat dirilis pada 2014 lalu. Namun, Boots terdengar lebih berat, dark, dan fierceful. Oh ya, kalau kamu penasaran dengan makna piala yang disusun secara melingkar, sabar saja ya, Greyson juga sempat mengatakan bahwa piala melingkar tersebut akan terlihat logis jika kita sudah mengetahui konsep album selanjutnya. So, are you ready for the new era?

Teks: Tristin

welly
More from Creative Disc