Konser Loudness di Hard Rock Cafe Jakarta: The Thunder is Back!

Oleh: budi-susanto - 15 Nov 2019

Loudness, band legendaris dari Jepang dengan genre heavy metal - speed metal kembali tampil di Indonesia setelah penampilan mereka terakhir di Java Rockin Land pada tahun 2011 lalu. Tour Asia Pasifik kali ini bertajuk "Thunder in The East" yang diadakan di Hard Rock Café Jakarta pada 12 November.

Penjualan tiket sepertinya laris manis. Tiket VIP sudah sold out sejak jauh hari. Ini dibuktikan dengan antrian panjang pemegang tiket VIP dalam sesi Meet and Greet pada pukul 7-8 malam untuk berfoto bersama maupun tanda tangan vinyl, CD, t-shirt, poster, electric guitar dan merchandise lainnya.

Penonton yang datang tidak hanya mereka yang berdomisili di Jakarta saja. Banyak dari penonton yang berasal dari luar kota dan para ekspatriat. Dari sekian banyak penonton yang hadir malam itu 90% mengenakan t-shirt Loudness. Pihak Hard Rock Cafe Jakarta pun juga menjual official merchandise t-shirt Loudness di The Rock Shop bertuliskan Loudness Thunder in The East at Hard Rock Cafe Jakarta untuk event ini.

Jam 8 malam adalah waktu open gate, penonton non-VIP mulai masuk dan memenuhi hall Hard Rock Cafe. Hard Rock Cafe sengaja mengosongkan space dining table di main hall dari panggung sampai ke bar untuk mengantisipasi membludaknya penonton. Sejak open gate, penonton berusaha mengambil posisi sedekat mungkin dengan panggung, dan mereka rela berdiri selama 1 jam menunggu Loudness memasuki panggung pukul 9 malam.

Formasi Loudness kali ini adalah formasi original 1981 (untuk vocal, bass, dan gitar) kecuali sang drummer. Mazayuki Suzuki sedang tidak dapat mengikuti tour ini , dan posisinya sementara digantikan oleh drummer Ra:IN, yaitu Ryuichi “Dragon” Nishida.

Tepat pukul 9 malam para personel Loudness naik ke panggung. Show dibuka dengan lagu pertama ‘Soul on Fire’ dari album terakhir mereka "Rise to Glory". Meskipun lagu ini tidak sepopuler album-album mereka di era 80an, penonton tetap mengikuti irama lagu ini dengan headbang, screams, dan tangan mengepal ke atas.

World class sound system for world class performer. Sound system yang dipakai untuk konser Loudness ini sangat luar biasa. Pihak Hard Rock Cafe sengaja mengganti seluruh sound system panggung mereka sesuai dengan specific requirement dari Loudness. Jadi, meskipun konser ini adalah konser indoor di venue kecil (bukan open stage), tapi kualitas sound system dan pengaturan mixer-nya sangat bagus. Semua channel terdengar dengan jelas dan balanced di semua sisi hall Hard Rock Cafe termasuk di penonton sebelah belakang sekalipun.

Akira Takasaki yang malam itu tampil sangat casual dengan cap, t-shirt kutung, dan celana pendek, menggunakan gitar andalannya, yaitu Killer Prime Signature 8118 dan Killer Prime Signature 2014 dengan 2 head-amp Marshall JVM series dan Marshall JCM series dan menggunakan miking, sehingga outputnya analog, crunchy, tebal, dan lebar.

Lagu kedua adalah ‘I'm Alive’, yang iramanya speed dan thrashy, masih dari album “Rise to Glory/Heavy Metal Weekend”. Suasana mulai menggila ketika Loudness memainkan lagu ketiganya, ‘Crazy Nights’ dari super album mereka "Thunder in The East" yang dirilis tahun 1985. Para penonton juga berteriak kencang dan bernyanyi bersama Minoru Niihara di lagu ini. Bagian tengah penonton mulai moshing dan bernyanyi sepanjang lagu, terutama ketika mengikuti aba-aba Minoru di bagian dengan tengah lagu sambil berteriak "M-Z-A!" sembari mengepalkan tangan ke atas mengikuti irama lagu.

Lagu ‘Crazy Nights’ memiliki kenangan sendiri bagi saya karena ini adalah lagu heavy metal pertama yang saya dengar di salah satu radio swasta di Surabaya waktu masa SMP kelas 2 (waktu itu radio nya masih band AM). Waktu itu saya tidak tahu judulnya, cuma ingat bagian "M-Z-A!" saja (saya pikir itu MZA itu judul lagunya). So, agak merinding juga mendengarkan dan melihat langsung Loudness membawakan lagu ini. It's been 34 years man!

Belum cukup dengan sensasi ‘Crazy Nights’, Loudness masih menambah panas suasana dengan lagu ‘Like Hell’ dan disambung ‘Heavy Chains’. Itu semua lagu dari album "Thunder in The East"!

Penonton makin menggila dan masih tetap bernyanyi di semua lagu, terutama sewaktu lagu ‘Like Hell’, semuanya berteriak ‘Like Hell’ di setiap chorus lagunya.

Deretan lagu-lagu berikut nya adalah deretan lagu-lagu anyar, ‘The Sun Will Rise Again’, ‘Go For Broke’, dan ‘Until I See The Light’. Disusul ‘Kama Sutra’, sebuah lagu instrumental yang disambung dengan solo drum Ryuichi “Dragon” Nishida, yang tak disangka diinterupsi oleh Akira Takasaki yang ikut nimbrung melakukan solo drum juga dan mengundang senyum para penonton.

Setelah solo drum, Minoru Niihara memperkenalkan masing masing personel, terutama Ryuichi “Dragon” Nishida sebagai drummer sementara. Penampilan lagu dimulai lagi dengan lagu hits lawas ‘This Lonely Heart’ yang beatnya sedikit swing dan pop. Penonton ikut bernyanyi sambil menganggukkan kepala mengikuti beatnya yang asik.

Selepas ‘This Lonely Heart’ adalah ‘Crazy Doctor’. Ini adalah salah satu signature song Loudness dari album "Dissilusion", sebelum album "Thunder in The East". Penonton ikut bernyanyi dan berteriak sewaktu Akira Takasaki memainkan solo gitar nya yang kali ini dimainkan menggunakan wah pedal dan sweeping/arpeggio di bagian akhir solo. Lagu ini merupakan lagu terakhir sebelum encore.

Selama menunggu encore, penonton terus berteriak ‘SDI!’. ‘SDI merupakan lagu wajib penutup konser Loudness. Sepuluh menit kemudian, Loudness kembali ke panggung membawakan ‘In The Mirror’ disusul ‘SDI. ‘SDI’ adalah lagu terakhir, dan penonton semakin all-out bernyanyi dan berteriak ‘SDI!’.

Di akhir lagu, Loudness mengucapkan selamat tinggal yang menurut saya cukup lama, mungkin ada sekitar 10 menit lebih, berterima kasih kepada fans, bersalaman, lempar pick, dan sebagainya. Penonton semakin merapat ke catwalk dan mungkin hampir semuanya berusaha mendapatkan foto Loudness di ponsel mereka di detik-detik perpisahan. Terkesan baik Loudness maupun penonton seperti tidak mau berpisah. Seriously!

Penampilan band yang beranggotakan Akira Takasaki, Masayoshi Yamashita, Minoru, Niihara dan Masayuki Suzuki tersebut cukup memukau malam itu. Performa serta musikalitas mereka tidak diragukan lagi, terutama chemistry yang diperlihatkan oleh duo Minoru dan Akira. Interaktif dan komunikatif, menjadi bukti apresiasi mereka terhadap penontonnya. Kemampuan vokal Minoru terbilang sangat prima seakan tak termakan usia, dan mengingatkan pada penampilan mereka di Madison Square Garden tahun 1985 (bisa lihat di Youtube). Seimbang dengan Minoru, kemampuan bergitar Akira pun patut diacungi jempol dan membuat penonton berdecak kagum akan permainannya.

Overall, Loudness menyajikan penampilan yang sangat baik, menghentak dan memuaskan dahaga para metalhead yang haus akan musik dan atraksi dari band yang telah merilis sebanyak 26 album studio di sepanjang karir mereka.

Foto: Andi Bestari & Budi Susanto

Teks: Andi Bestari

budi-susanto
More from Creative Disc