CreativeDisc Exclusive Interview with X Lovers: Berharap Musik Kami Mewakili Banyak Orang

Oleh: welly - 15 Jan 2020

Jacob dan London adalah 2 orang sahabat berasal dari California yang menamakan mereka X Lovers. Sejak remaja mereka sudah bermusik bersama. Mulai dari band ber-genre punk rock hingga kini berevolusi menjadi versi lebih dewasa dari X Lovers dengan format duo. Lagu-lagu mereka seperti ‘Sweatshirt’, ‘King of Capulet’ mendapat perhatian yang sangat luar biasa. Hingga akhirnya mereka merilis EP perdana mereka yang berjudul “Virgin”. Dan, Desember lalu, sebelum mereka menghabiskan waktu bersama keluarga mereka di hari Natal dan Tahun Baru, mereka menyempatkan diri untuk berbicara dan ngobrol bareng Creativedisc.

Melalui telepon, London menceritakan awal pertama pertemuannya bersama Jacob. Saudara perempuan mereka merupakan sahabat, dan akhirnya, mereka berdua diperkenalkan. Sejak usia 10 tahun, Jacob dan London berteman hingga akhirnya memutuskan untuk membuat band mereka sendiri. Seperti disebutkan sebelumnya, pada awal mereka bermusik, mereka punya genre Punk Rock yang di deskripsikan oleh London sebagai fase dimana mereka ingin marah, mengutarakan sesuatu yang gila, dan ‘semenjijikan’ mungkin. Walau sekarang tidak terlalu berkonsentrasi dengan musik tersebut. London dan Jacob masih tetap memasukkan beberapa unsur Punk Rock di dalam musiknya. “Ini karena kami juga masih suka sekali mendengarkan Green Day, dan musisi Punk lainnya,” jelas London.

Di dunia musik sekarang ini, makin banyak musisi yang tidak segan untuk mencurahkan kegelisahaannya, sisi vulnerable, hingga anxiety yang dimiliki. Ini jugalah yang diangkat oleh X Lovers dalam lagu-lagunya. Simak saja ‘Sweatshirt’, ‘Never F**king Fall In Love Again’, ‘Dreams Where Ur Murdered’, dan masih banyak lagu-lagu lainnya yang seakan menampilkan sisi ‘lemah’ atau vulnerable dari seorang lelaki. Menurut London, itulah cara dia untuk mengeluarkan segala perasaan, emosi, pikiran, dan apa yang dia alami di dalam kepalanya untuk memberikan kelegaan padanya. Sementara, dia juga beranggapan, banyaknya musisi yang mulai menuangkan perasaannya ke dalam lagu-lagu adalah karena mereka berusaha untuk mewakili orang-orang yang selama ini malu untuk mengemukakan perasaannya. Bagi London, ini juga merupakan caranya untuk mengatakan pada orang-orang tersebut “It’s Okay” dan “Kamu Tidak Sendiri”. “Karena menurutku, saat kita berusaha menekan apa yang kita rasakan, itu tidak akan membuat segalanya lebih baik,” tambahnya.

Walau lagu-lagu mereka terkesan sangat ‘depresif’ dan sedih, London menjanjikan nuansa yang baru di EPnya yang baru nanti. Dia dan Jacob sedang merekam dan menciptakan beberapa lagu dengan nuansa yang lebih bahagia untuk nantinya akan masuk ke dalam EP mereka. Berdasarkan bocoran yang diberikan oleh London, single pertama untuk EP kedua ini rencananya akan dirilis bulan Februari tahun ini. “Karena menurut kami, penting juga untuk memfokuskan diri ke sesuatu yang indah di dalam hidup ini,” jelas London.

X Lovers bisa jadi adalah musisi yang baru di telinga para penikmat musik di Indonesia. Walau begitu, bulan Februari hingga Maret tahun ini, mereka akan menjadi opening act untuk tur Chelsea Cutler di Amerika Utara. London dan Jacob sendiri berharap dalam waktu dekat akan mengadakan tour mereka sendiri, dan menyempatkan untuk datang ke Indonesia dan menyapa penikmat musik di Indonesia.

welly
More from Creative Disc