10 Karya Musik Indonesia Terbaik di Tahun 2020

Oleh: cung2 - 29 Jan 2021

Mulai dari pendatang baru dengan debut yang memukau hingga artis independen yang menggebrak pasar mainstream

Tahun 2020 terbukti menjadi tahun penuh tantangan bagi semua orang, tidak terkecuali para pekerja seni di industri musik Indonesia. Terlepas dari itu, beberapa dari mereka berhasil menaklukan tantangan tersebut dan menelurkan karya-karya paling berkesan sepanjang tahun 2020. Mulai dari pendatang baru dengan debut yang memukau hingga artis independen yang menggebrak pasar mainstream, berikut ini adalah 10 karya musik Indonesia yang berhasil mewarnai keseharian kita di tengah kegelapan.

(Penyusunan daftar ini khusus untuk karya musik Indonesia yang pertama kali dirilis dalam kurun waktu antara 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2020)

10. Mahen - “Luka Yang Kurindu”

Melalui “Luka Yang Kurindu”, Petrus Mahendra atau Mahen berhasil menghindari kutukan one-hit wonder dan melanjutkan debut raksasanya “Pura-Pura Lupa” dengan pop ballad yang mengeksplor penghayatan dan kekuatan vokal seorang Mahen. Bila konsistensi ini dipertahankan, pastinya Mahen kelak akan menjadi kandidat kuat garda depan musik pop Indonesia.

9. Tiara Andini - “Maafkan Aku #TerlanjurMencinta”

Terlepas dari tiga versi yang dirilis ke pasar, versi yang dibawakan oleh Tiara Andini terbukti lebih unggul dalam menaklukan hati konsumen musik sekaligus mengukuhkan eksistensi Tiara Andini sebagai artis rekaman yang mampu bersaing. Pujian teristimewa patut diberikan pula kepada Yovie Widianto yang berperan sebagai maestro di balik viral hit yang satu ini.

8. Ardhito Pramono feat. Aurélie Moeremans - “I Just Couldn’t Save You Tonight” (Story of Kale - OMPS)

Melalui duet jazz pop ini, Ardhito Pramono membuktikan bahwa pada akhirnya, jurus nomor satu untuk menggebrak pasar mainstream adalah dengan cukup menjadi diri sendiri. Tidak hanya itu, “I Just Couldn’t Save You Tonight” juga merintis tren munculnya artis-artis mainstream pop yang memutuskan untuk ikut mengeksplor genre jazz pop yang kerap kali dipandang sebelah mata. Liriknya yang unik juga menambah daya tarik tersendiri.

7. Raisa & Andi Rianto - “Bahasa Kalbu”

Remake “Bahasa Kalbu” yang satu ini tidak hanya berhasil memperkenalkan kepada generasi NOW salah satu balada paling influential di era 90-an, tetapi juga mengabadikan mahakarya Andi Rianto ini sebagai salah satu kreasi anak bangsa yang tidak lekang oleh waktu dan pergantian zaman. Di samping itu, “Bahasa Kalbu” juga menjadi testamen akan evolusi Raisa sebagai salah satu vokalis wanita paling mengesankan (sekaligus paling mengejutkan) sepanjang era musik modern.

6. Nadin Amizah - “Bertaut”

Mungkin hanya singer-songwriter dengan nyali seraksasa Nadin Amizah untuk membuka sebuah balada dengan kalimat “Bun, hidup berjalan seperti bajingan” (apalagi mengingat “Bertaut” adalah tribute Nadin kepada sang ibunda). But somewhow, it works. Bahkan bagi konsumen musik yang tidak sepenuhnya memahami pesan yang hendak disampaikan Nadin melalui “Bertaut”, mereka masih memahami emosi yang ada di balik vokalnya yang khas: kebimbangan, kerinduan dan tentu saja, cinta.

5. Weird Genius feat. Sara Fajira - “Lathi”

Weird Genius berhasil menikahkan tradisi masa lampau dengan aransemen yang kekinian. Kedua elemen ini selanjutnya melahirkan salah satu karya dance pop paling viral sejak Dipha Barus “Money Honey (Count Me In)”. Kejutan terbesarnya? Kali ini tidak ada yang menganggap prestasi dance pop ini sebagai kisah anomali belaka.

4. Lyodra - “Tentang Kamu”

Dihadapkan dengan perbandingan dan skeptisisme, pada awalnya tidak ada yang menyangka “Tentang Kamu” akan diterima masyarakat luas, apalagi menjadi hit. Ironisnya, “Tentang Kamu” justru menjadi sleeper hit paling memukau di tahun 2020 sekaligus menjadi solo single jebolan Indonesian Idol 2019 dengan jumlah spin terbanyak (mengalahkan solo single ‘teman seangkatannya’ seperti Tiara Andini “365” dan Ziva Magnolya “Mata-Mata Hatimu”). Sometimes, being an underdog pays off.

3. Budi Doremi - “Melukis Senja”

Tahun 2020 adalah tahun yang berat--dan Budi Doremi paham bagaimana rasanya. Ketika lirik yang tepat bertemu dengan timing yang unik, “Melukis Senja” berhasil menjadi anthem bagi semua orang yang harus berjuang mati-matian hanya untuk menjalani hidup hari demi hari. Kombinasi genre pop, R&B, dan AAA yang menjadi pondasi “Melukis Senja” juga menjadi cuplikan akan potensi Budi Doremi sebagai artis multi-genre.

2. Pamungkas - “Closure”

Bila harus memilih, maka Pamungkas mungkin adalah artis paling produktif di tahun 2020. Menelurkan tidak hanya satu, tetapi dua album (The End of Flying Solo Era dan Solipsism), Pamungkas berhasil memanfaatkan tahun penuh ketidakpastian untuk memperkenalkan kejutan demi kejutan--salah satu bukti nyatanya adalah track penutup 'Solipsism' yaitu “Closure”. Menimbang ambisi dan komitmen Pamungkas dari dua album tersebut, besar kemungkinan tahun 2021 akan menjadi tahun di mana Pamungkas melebarkan sayapnya--Indonesia and perhaps beyond.

1. Anneth - “Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti”

Ketika seorang gadis belia berusia 15 tahun mampu seorang diri menggarap balada pop dengan lirik dan melodi yang biasanya hanya mampu diracik oleh produser yang telah berkecimpung sepanjang tiga dekade lamanya, sudah seyogyanya industri musik Indonesia mencatat bahwa seorang bintang baru telah resmi lahir. Mungkin bila harus memilih, aspek yang menjadikan “Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti” sebagai monster hit adalah kualitas konstruksinya yang timeless. Bila lagu-lagu lainnya berhasil mengguncang tahun 2020, besar kemungkinan “Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti” akan menjadi soundtrack generasi muda hingga tahun-tahun berikutnya.

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

cung2
More from Creative Disc