Tahun 2020 yang lalu adalah tahun yang berat bagi seluruh penggiat musik, terutama artis pendatang baru. Pandemik COVID-19 berhasil melumpuhkan seluruh agenda dan aktivitas para artis pendatang baru yang seharusnya terjun ke lapangan demi memperkenalkan estetikanya. Terlepas dari itu, beberapa dari mereka cukup nekat untuk menghiraukan pandemik demi mewujudkan impian mereka. Gabby Barrett adalah salah satunya.
Untuk wanita muda berusia 21 tahun ini, pandemik COVID-19 bukan hanya menjadi tantangannya. Keputusannya untuk merintis karir sebagai artis beraliran country secara otomatis menghadapkannya dengan berbagai macam standar ganda. Sudah bukan rahasia lagi bahwa ranah musik country lebih menyambut artis pria ketimbang artis wanita. Bahkan, semakin bertambah artis wanita veteran--yang padahal telah membuktikan diri mereka sebagai hit-maker--yang harus berebut kursi di stasiun radio country melawan para artis pria yang karirnya masih seumur tunas. Bakat tidak lagi menjadi solusi mujarab untuk mengentaskan diskriminasi. Sekarang, bagaimana seorang Gabby Barret menghadapi kemustahilan ini?
'Goldmine' dapat dideskripsikan sebagai perkenalan diri yang nyaris ideal. Mengesampingkan eksperimentasi dan inovasi, Gabby Barrett memanfaatkan LP debutnya ini sebagai kesempatan emas untuk mempresentasikan siapa dirinya-- baik sebagai seorang artis, wanita, dan manusia. Dikemas dengan produksi yang notabenenya country rock, 'Goldmine' bercerita tentang latar belakang sang artis ("Thank God"), iman yang menjadi sumber kekuatannya dalam bermusik ("Jesus & My Mama", "Got Me"), orang-orang terkasih yang selalu mendukungnya ("Written on My Heart", "You're the Only Reason", "The Good Ones"), dan tekadnya sebagai seorang artis pendatang baru ("Footprints on the Moon", "Strong"). Tentu saja, Gabby Barrett memamerkan daya tariknya sebagai All-American Girl lewat country jam yang sedap namun relatable ("I Hope", "Hall of Fame", "Rose Needs a Jack").
Menilai 'Goldmine' secara keseluruhan, jelas sekali bahwa Gabby Barrett 'mencontek' cetak biru Carrie Underwood ('Some Hearts') ketimbang Kacey Musgraves ('Golden Hour') atau The Chicks ('Gaslighter'). Berbeda dengan rekan-rekan seangkatannya, produksi country rock yang kaya akan potensi crossover-hits mensinyalkan ambisi untuk mendominasi tangga lagu. Akibat pandemik, LP yang satu ini tidak menarik perhatian massa yang, kala itu, masih terlalu sibuk menyimak dilema pribadi masing-masing. Namun, begitu tahun berganti dan suasana hati massa semakin cerah, daya tarik komersial 'Goldmine' tidaklah memudar. Track-track megah seperti "I Hope", "Thank God", dan "The Good Ones" juga memamerkan potensi Gabby Barrett sebagai songwriter yang tidak boleh diremehkan (yang selanjutnya dibuktikan dengan prestasinya di tangga lagu Billboard). Rasa-rasanya aman untuk memprediksi bahwa akan ada lebih banyak sleeper hits yang dilahirkan oleh LP debut yang satu ini.
Terus terang, kekurangan dari 'Goldmine' lebih bersifat eksternal. Apakah 'Goldmine' membuktikan bahwa Gabby Barrett mampu bersaing (bila perlu, mematahkan) dominasi artis pria muda seperti Morgan Wallen dan Parker McCollum? Belum tentu. Sejarah musik country telah merekam jejak karir banyak artis wanita muda yang mencetak debut yang brilian untuk kemudian gagal mempertahankan momentum. ‘Goldmine’ adalah debut yang sangat mengesankan, namun belum cukup bombastis untuk mengentaskan kemustahilan di industri musik country hingga ke akar-akarnya. Ditambah lagi, Gabby Barrett masih perlu belajar mengenai bagaimana cara ‘menjual’ lagu-lagu aliran CCM (“Got Me”, “Jesus & My Mama”) tanpa terkesan berkhotbah.
Semoga untuk album selanjutnya, Gabby Barrett tidak kehilangan rasa laparnya dan merilis karya yang lebih ambisius lagi. Pada akhirnya, hanya wanita muda seperti Gabby Barrett yang sanggup menciptakan perubahan yang sesungguhnya.
IN A NUTSHELL:
+ ‘Goldmine’ adalah album debut yang mengesankan sekaligus memberikan legitimasi bagi Gabby Barrett sebagai harapan baru di industri musik country
- Ekspektasi yang lebih besar akan berlaku untuk karya-karya selanjutnya dari Gabby Barrett
RECOMMENDED TRACKS:
“I Hope”, “Thank God”, “The Good Ones”
TENTANG PENULIS
Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via [email protected]