‘Justice’ Menjadi Usaha Terbaru Justin Bieber Untuk Menjadi “Relatable”

Oleh: welly - 31 Mar 2021

Album keenam Justin Bieber ini juga membawa sang bintang dunia kembali ke akar musik pop murni

Belakangan ini tampak sebuah tren yang mana artis musik dunia berlomba-lomba mengeluarkan album ‘secepat kilat’. Justin Bieber adalah salah satu contoh yang paling nyata. Hanya 13 bulan semenjak merilis ‘Changes’, bintang pop dunia yang kini berusia 27 tahun ini kembali merilis LP terbaru yang bertajuk ‘Justice’. Bahkan, Justin Bieber langsung merilis lead single LP ini (“Holy”) tujuh bulan sejak rilisnya ‘Changes’. Apakah ‘Justice’ adalah sekuel dari album pendahulunya atau apakah ‘Justice’ merupakan sebuah album dengan konsep yang sepenuhnya berdiri sendiri?

Dari segi lirik dan narasi, ‘Justice’ tidak terlalu berbeda dengan ‘Changes’ (2020). Mayoritas lagu jelas sekali ditujukan sebagai ekspresi cinta kepada sang istri Hailey Bieber (“Deserve You”, “As I Am”, “Off My Face”, “Holy”, “Unstable”, “Love You Different”, “Loved By You”, “Anyone”). Setidaknya, dibandingkan dengan usahanya sebelumnya, Justin Bieber tampak lebih nyaman dan percaya diri dalam membahas topik rumit seperti pergumulan batin (“Hold On”, “Somebody”), masa lalu (“Lonely”), dan kehilangan (“Ghost”). Patut dicatat bahwa “Ghost” menampilkan sisi yang lebih matang sekaligus lebih rapuh dari Justin Bieber sebagai seorang vokalis. Pada akhirnya, yang menjadi faktor pembeda adalah koridor genre musik yang dipilih oleh Justin Bieber untuk LP ini. Bisa disimpulkan bahwa ‘Justice’ adalah album paling pop Justin Bieber sejak ‘Believe’ (2012). Dan, sama halnya dengan ‘Believe’, ada kalanya Justin Bieber mengeluarkan sisi paling gombalnya (‘Every time I wake up next to you, I talk to God’).

Kontribusi rekan kolaborator papan atas seperti Khalid (“As I Am”), Dominic Fike (“Die For You”), BEAM (“Love You Different”), dan Burna Boy (“Loved By You”) tidak terlalu menambahkan gemilang ekstra-- dengan pengecualian Chance The Rapper (“Holy”) and The Kid LAROI (“Unstable”). Kontribusi produksi dari Skrillex (“2 Much”, “Somebody”) dan Benny Blanco (“Lonely”) tidak se-‘ambyar’ yang semula diharapkan. Bila harus memilih, trio yang dibentuk Justin Bieber bersama Daniel Caesar dan Giveon (“Peaches”) keluar menjadi karya kolaborasi yang paling solid di antara semuanya. Kombinasi pop, R&B, dan funk yang membentuk “Peaches” memberikan kesan laid-back vibe ala Bruno Mars. Terlepas dari itu, sesungguhnya Justin Bieber lebih dari sanggup untuk mengangkat keseluruhan LP dengan kehadirannya semata.

Kejutan paling unik dari ‘Justice’ adalah kehadiran almarhum aktivis hak sipil Martin Luther King Jr. Terus terang, membuka album dengan kutipan pidato Martin Luther King Jr. (yang ternyata hanyalah prolog untuk lagu cinta sepasang sejoli “2 Much”) adalah sesuatu yang selembut-lembutnya hanya dapat dideskripsikan sebagai janggal. Akan tetapi, menyisipkan lebih banyak kutipan pidato Martin Luther King Jr. sebagai interlude album sudah bukan lagi janggal, namun membingungkan. Kita serahkan saja kepada audiens Amerika mengenai pantas tidaknya menyisipkan kutipan pidato Martin Luther King Jr. ke dalam album pop romantis. Bahkan, setelah dipikir-pikir lagi, memberikan judul album ini ‘Justice’ mungkin agak sedikit menyesatkan. Kenyataannya, ‘Justice’ bukanlah album yang sarat akan komentar sosio-politik.

Apakah ‘Justice’ adalah album terbaik yang pernah digarap Justin Bieber sejauh ini? Sayangnya, for better or worse, predikat tersebut masih tersemat lekat pada sampul album ‘Purpose’ (2015). Justin Bieber pernah mengatakan bahwa salah satu tujuan yang hendak dia capai melalui ‘Justice’ adalah “mencetak karya musik yang relatable sekaligus memberikan rasa nyaman bagi pendengarnya”. ‘Justice’ adalah album yang ringan dan, bila dilihat dari potret raksasa, memuat DNA yang sangat mirip dengan album asuhan Scooter Braun lainnya seperti ‘Positions’ (Ariana Grande) dan ‘Wonder’ (Shawn Mendes). Akan tetapi, Justin Bieber masih belum mampu memposisikan dirinya sebagai superstar paling relatable. Gaya lirik yang repetitif dan produksi yang cenderung formulaic membuat ‘Justice’ lebih terlihat sebagai produk manufaktur ketimbang buah karya seni yang berasal dari air mata, keringat, dan hati. Mungkin sudah saatnya bagi pendengar musik, terlebih penggemar karya Justin Bieber, untuk menurunkan ekspektasi. Justin Bieber is a pop star. Nothing less, and perhaps nothing more.

IN A NUTSHELL:

+ ‘Justice’ menghadirkan musik pop murni yang lama tidak dieksplor Justin Bieber sejak fase remajanya

- Dibandingkan album-album sebelumnya, ‘Justice’ tidak mengeluarkan sisi yang berbeda ataupun lebih mendalam dari sosok Justin Bieber

RECOMMENDED TRACKS:

“Holy” (featuring Chance The Rapper), “Ghost”, “Peaches” (featuring Daniel Caesar & Giveon)

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly
More from Creative Disc